Tradisi Nenek Moyang Dalam Membangun Rumah

Tradisi Nenek Moyang Dalam Membangun Rumah

Jakarta: Rumah merupakan salah satu bangunan yang rawan rusak jika terjadi bencana alam. Saat ini rumah-rumah tahan gempa banyak dikembangkan untuk meminimalisir dampak bencana.

  Sebenarnya rumah tahan gempa sudah ada sejak zama dahulu. Nenek moyang kita telah mewariskan teknologi bangunan tahan gempa melalui konstruksi rumah adat.

Umumnya rumah adat terbuat dari kayu, karena pada masa lampau tidak ada semen maupun perekat lainnya. Kayu dipercaya mampu menahan guncangan karena bentuknya yang sangat elastis.

  Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada delapan rumah adat atau tradisional yang diketahui mampu bertahan dari guncangan gempa.

1. Omo Sebua dan Omo Hada

8 Rumah Warisan Nenek Moyang yang Tahan Gempa


Rumah adat masyarakat Nias di kepulauan Nias. Foto: Adil Armaya/Shutterstock



Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Omo Sebua adalah rumah tradisional masyarakat Nias di kepulauan Nias yang diperuntukkan bagi kepala desa dan letaknya di pusat desa. Sementara Omo Hada merupakan rumah rakyat jelata yang berbentuk persegi.

Omo Sebua dibangun di atas tumpukan kayu ulin dengan bentuk atapnya yang curam hingga 16 meter. Selain memiliki pertahanan yang kuat, Omo Sebua telah terbukti tahan terhadap gempa.

2. Rumah Laheik

Rumah Laheik berasal dari Kerinci, Riau. Rumah tersebut tersusun dari kayu yang disatukan dengan pasak dan antarbagian disatukan dengan ikatan tambang yang terbuat dari ijuk.

iii. Rumah Gadang

8 Rumah Warisan Nenek Moyang yang Tahan Gempa


Rumah adat masyarakat Minangkabau. Foto: MI

  Rumah Gadang banyak dijumpai di provinsi Sumatra Barat dan merupakan rumah adat Minangkabau. Masyarakat setempat menyebutnya Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.

Rumah Gadang memiliki bentuk segi empat tidak simetris, bentuknya dipengaruhi oleh kondisi alam wilayah Minangkabau yang dominan dengan dataran tinggi dan rendah sehingga tahan bencana alam seperti gempa.

Read:  Desain Bangunan Rumah Dari Kontainer Indonesia

Desain atap menyerupai tanduk yang runcing dan lancip, fungsinya agar tahan terhadap curah hujan dan tidak membebani bangunan di bawahnya.

Rumah Gadang juga bertopang pada tiang kayu yang bertumpu di atas batu datar yang kuat dan lebar. Dengan ketinggian tiang hingga dua meter, penghuninya juga bisa aman dari serangan hewan buas pada zaman dulu.

4. Woloan

Rumah adat yang berasal dari Tomohon, Sulawesi Utara ini dibangun dengan konsep rumah panggung. Material yang digunakan kayu besi dan kayu cempaka. Rumah Woloan sudah dikenal sejak dulu tahan terhadap gempa.

5. Rumoh Aceh

8 Rumah Warisan Nenek Moyang yang Tahan Gempa


Rumah adat masyarakat Aceh. Foto: Kemdikbud

  Rumah tradisional Aceh ini berbentuk panggung dan berbahan kayu. Rumah tersebut didesain berdasarkan kondisi alam daerah Aceh. Rumah panggung ini didesain dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti bencana gempa bumi, banjir, dan tsunami.

half-dozen. Rumah Tua Bali Utara

Kawasan Bali Utara ini dianggap tahan akan gempa karena memiliki konstruksi yang memanfaatkan saka atau tiang kayu dan lambang serta sineb sebagai balok.

Tak hanya itu, arsitektur lokal Bali Utara ini juga menjadi salah satu temuan penting dalam sejarah gempa di Republic of indonesia, khususnya Bali.

7. Rumah Joglo

8 Rumah Warisan Nenek Moyang yang Tahan Gempa


Rumah adat masyarakat Aceh. Foto: Kemdikbud

  Rumah joglo ini merupakan hunian tradisional yang tersebar di Jawa, Cirebon, sampai Banyuwangi. Struktur rumah joglo yang berbahan kayu ini yang lentur terhadap guncangan.

8. Rumah Kaki Seribu

Rumah Kaki Seribu adalah rumah adat asli dari penduduk Suku Arfak yang menetap di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Rumah adat tersebut dijuluki demikian karena menggunakan banyak tiang penyangga di bawahnya, sehingga menyerupai hewan kaki seribu.

Read:  Bentuk Rumah Adat Setiap Daerah Berbeda Karena Dibangun Menyesuaikan Dengan

Desain rumah ini tahan gempa mengingat seluruh konstruksi menggunakan kayu. Bangunan rumah ini rata-rata berukuran 8×6 meter, tinggi atap sekitar 4-5 meter.

Tradisi Nenek Moyang Dalam Membangun Rumah

Source: https://www.medcom.id/properti/news-properti/ObzVjwYb-8-rumah-warisan-nenek-moyang-yang-tahan-gempa

You May Also Like