Teori Sutherland – Memahami Perilaku Kriminal Melalui Asosiasi Diferensial

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa seseorang memilih jalan hidup yang kriminal? Apa yang membuat seseorang melakukan hal-hal yang dianggap melanggar norma masyarakat? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terletak pada teori Sutherland, yang dikenal sebagai teori asosiasi diferensial. Teori ini mengusung ide bahwa perilaku kriminal dipelajari melalui interaksi dengan orang-orang di sekitar kita, khususnya dalam lingkungan yang mendukung perilaku tersebut.

Teori Sutherland – Memahami Perilaku Kriminal Melalui Asosiasi Diferensial
Image: es.scribd.com

Sutherland, seorang ahli sosiologi terkemuka, mengembangkan teori asosiasi diferensial pada tahun 1939. Teorinya berusaha untuk menjelaskan bagaimana perilaku kriminal menjadi bagian dari individu melalui proses belajar, bukan karena faktor genetik atau biologis. Teori ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam bidang kriminologi, dan hingga saat ini, masih menjadi salah satu teori yang paling banyak dikaji dan diterapkan dalam pemahaman tentang kejahatan.

Asas-Asas Teori Asosiasi Diferensial

Definisi dan Konsep Utama

Teori Asosiasi Diferensial mengasumsikan bahwa perilaku kriminal adalah hasil dari interaksi dengan individu lain yang memiliki nilai-nilai, norma, dan perilaku kriminal. Kita semua hidup dalam berbagai kelompok sosial, baik keluarga, teman, lingkungan sekolah, maupun komunitas. Setiap kelompok memiliki sistem nilai dan norma yang berbeda, dan di sinilah asosiasi diferensial berperan.

Menurut Sutherland, seseorang akan cenderung melakukan tindakan kriminal jika ia lebih banyak terpapar pada definisi-definisi yang mendukung perilaku kriminal daripada definisi-definisi yang menentang perilaku tersebut. Definisi ini merujuk pada nilai-nilai, norma, dan sikap yang dianut oleh seseorang. Jika seorang individu lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang menganggap kejahatan sebagai hal yang wajar, ia kemungkinan besar akan memperoleh pandangan yang sama.

Prinsip-Prinsip Utama

Untuk lebih memahami konsep ini, berikut adalah prinsip-prinsip utama dalam teori asosiasi diferensial, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sutherland:

  • Perilaku Kriminal Dipelajari: Perilaku kriminal bukanlah bawaan, tetapi dipelajari melalui proses interaksi sosial.
  • Asosiasi Diferensial: Interaksi dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai dan norma berbeda dapat memengaruhi perilaku seseorang.
  • Frekuensi, Durasi, Intensitas dan Prioritas: Semakin sering, intens, dan penting seseorang berhubungan dengan orang-orang yang memiliki definisi kriminal, maka semakin besar kemungkinan ia akan terlibat dalam perilaku kriminal.
  • Struktur dan Organisasi: Kelompok-kelompok dengan struktur yang terorganisir lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai kriminal dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang tidak terorganisir.
  • Definisi Favorable: Jika seseorang lebih banyak terpapar pada definisi-definisi yang mendukung perilaku kriminal, maka ia lebih mungkin untuk melakukan kejahatan.
Read:  Kheyla Afzah Zahra – Menjelajahi Kesadaran Agama dan Perannya dalam Kehidupan

Sutherland’s Law | TVARK
Image: tvark.org

Contoh Penerapan Teori Asosiasi Diferensial

Teori Asosiasi Diferensial dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa contoh yang memperlihatkan bagaimana teori ini bekerja dalam kehidupan nyata:

  • Gangster: Seorang remaja yang tumbuh dalam lingkungan gang mungkin terpapar pada nilai-nilai dan norma yang mendukung kekerasan, pencurian, dan pelanggaran hukum lainnya. Ia diajarkan dan didorong untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut oleh anggota gang, yang dianggapnya sebagai teman dan keluarga.
  • Lingkungan Miskin: Orang-orang yang hidup di lingkungan miskin dengan tingkat pengangguran tinggi dan kesempatan terbatas mungkin lebih mudah terpapar pada nilai-nilai kriminal. Mereka melihat kejahatan sebagai cara untuk bertahan hidup dan mendapatkan kebutuhan mereka.
  • Keluarga dan Teman: Perilaku kriminal juga bisa dipelajari dari keluarga dan teman dekat. Misalnya, jika seorang anak tumbuh dalam keluarga di mana orang tuanya terlibat dalam aktivitas kriminal, ia mungkin lebih mudah terpengaruh untuk melakukan hal yang sama.

Kritik dan Pengembangan Teori Asusiasi Diferensial

Meskipun memiliki pengaruh yang signifikan dalam bidang kriminologi, teori asosiasi diferensial juga mendapat beberapa kritik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa:

  • Kesulitan dalam Mengukur Definisi Kriminal: Sulit untuk mengukur secara objektif seberapa banyak seseorang terpapar pada definisi-definisi yang mendukung perilaku kriminal, karena nilai-nilai dan norma dapat sangat kompleks dan subjektif.
  • Tidak Menjelaskan Semua Kasus Kejahatan: Teori ini tidak dapat menjelaskan semua kasus kejahatan. Ada faktor-faktor lain, seperti kepribadian, psikologi, dan kesempatan, yang juga dapat berperan dalam perilaku kriminal.
  • Kurangnya Penjelasan tentang Kejahatan Individual: Teori ini lebih fokus pada bagaimana lingkungan memengaruhi perilaku kriminal, namun tidak membahas bagaimana individu dengan karakteristik tertentu mungkin lebih rentan terhadap perilaku kriminal.
Read:  Daftar Film 2007 – Sebuah Perjalanan Nostalgia ke Tahun Emas Hollywood

Namun, teori asosiasi diferensial juga mengalami beberapa pengembangan dan revisi. Beberapa peneliti telah mengusulkan model-model yang lebih kompleks yang mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti: pengaruh media, akses terhadap senjata, dan peran pemerintah dalam membentuk perilaku kriminal.

Sutherland Teori

Implikasi dan Kesimpulan

Teori asosiasi diferensial memberikan kerangka kerja yang berguna dalam memahami mengapa orang melakukan kejahatan. Teori ini menekankan perlunya intervensi dan program-program yang bertujuan untuk mengubah nilai-nilai dan norma yang mendukung perilaku kriminal. Program-program seperti itu dapat melibatkan pendidikan, pelatihan, dan kegiatan yang mendorong perilaku positif dan membangun interaksi sosial yang sehat.

Meskipun tidak sempurna, teori asosiasi diferensial memberikan wawasan berharga tentang mengapa kejahatan terjadi dan bagaimana masyarakat dapat mengatasinya. Teori ini mengindikasikan bahwa upaya pencegahan kejahatan harus difokuskan tidak hanya pada individu, tetapi juga pada lingkungan sosial tempat mereka hidup. Dengan mempelajari bagaimana perilaku kriminal dipelajari, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah kejahatan dan menciptakan masyarakat yang lebih aman.


You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *