Rumah Sakit Akan Dibangun Di Dekat Bijb Kertajati
›
Bandara Kertajati Diproyeksikan Jadi Bengkel Pesawat, Ragam Tantangan Menanti
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka bakal dilengkapi fasilitas pemeliharaan pesawat. Meski demikian, fasilitas itu membutuhkan dana dan infrastruktur pendukung lainnya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·
3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Bandara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, bakal dikembangkan menjadi pusat pemeliharaan pesawat. Namun, hal itu diyakini bakal menemukan beragam tantangan, terutama terkait ketersediaan sumber daya manusia, kebutuhan dana besar, dan kelayakan infrastruktur pendukung.
Sebelumnya, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) bersama Asia Cargo Network (ACN) Aero Teknik, anak perusahaan ACN, bekerja sama membangun fasilitas
maintenance,
repair, dan
overhaul
(MRO) di Bandara Kertajati dengan luas 9 hektar. Pada tahap awal, ACN mengucurkan investasi 10 juta dollar AS atau hampir Rp 150 miliar untuk pembangunan hanggar.
”Ada dua hanggar yang akan dibangun. Setiap hanggar bisa melayani tiga sampai empat pesawat. Bulan depan,
groundbreaking
(peletakan batu pertama) dan pembangunan selesai tujuh sampai delapan bulan ke depan,” kata Direktur Utama PT BIJB Muhamad Singgih, Rabu (ix/3/2022). Fasilitas MRO itu ditargetkan beroperasi Januari 2023.
Baca juga: Bandara Kertajati Stop Operasi, Masyarakat Pun Terdampak
Menurut Singgih, pengembangan Bandara Kertajati sebagai pusat pemeliharaan pesawat sangat prospektif. Sebab, pemeliharaan sekitar 46 persen pesawat Indonesia masih dilakukan di luar negeri. ”Untuk pasarnya, kami melayani grup ACN yang pesawatnya sekitar 17 unit. Dengan ukuran seperti ini, (fasilitas MRO) pasti sudah sibuk,” katanya.
Selain pembangunan fasilitas MRO, pihaknya juga bekerja sama dengan ACN untuk mengembangkan fasilitas hotel, restoran, dan tempat pameran dengan luas sekitar xv.000 meter persegi. ”Akan dibangun hotel transit dengan kapasitaas 60 kamar. Akhir tahun ini, (pembangunannya) menurut rencana selesai,” ujar Singgih.
Pihaknya memastikan, meski menjadi pusat pemeliharaan pesawat, Bandara Kertajati tetap melayani penerbangan penumpang dan kargo. Saat ini, lanjutnya, terdapat tiga penerbangan kargo dengan muatan 40 ton per hari yang terbang dari Kertajati ke Medan, Pontianak, dan Palangkaraya. Namun, hingga kini belum ada penerbangan penumpang.
Dalam keterangan pers di laman ACN, CEO Grup ACN Marco Isaak menyambut baik kerja sama pengembangan fasilitas MRO di Bandara Kertajati. Pasar untuk MRO pesawat, lanjutnya, diharapkan tumbuh 9,2 persen setiap tahun dalam tiga tahun ke depan. Hal ini tidak hanya mendorong perekonomian Jabar, tetapi juga menumbuhkan industri penerbangan dalam negeri.
Banyak tantangan
Akan tetapi, pengamat penerbangan Alvin Prevarication menilai, pembangunan fasilitas MRO atau pemeliharaan pesawat di Bandara Kertajati tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan surface area. ”Ini tidak mudah. Alat-alat dan sumber daya manusia atau teknisinya harus sesuai kebutuhan pesawat,” ujar Alvin saat dihubungi dari Cirebon, Jabar, Rabu.
Tidak hanya itu, pembangunan bengkel pesawat juga memerlukan anggaran besar, seperti membuat hanggar dan menyediakan suku cadang pesawat. Selama ini, lanjutnya, pesawat domestik kerap diperbaiki di luar negeri, seperti Singapura. Alasannya, kemudahan mendapat suku cadang. Kehadiran perusahaan asuransi di sana juga ikut memudahkan maskapai menggunakan layanan itu.
”Dan, kalau perbaikan pesawat di Kertajati, teknisi hingga pilot mau tinggal di mana? Keluarganya bagaimana? Sekolah dan rumah sakit yang memadai di mana? Kalau butuh hiburan ke mana? Membangun bandara harus dengan lingkungannya. Bandara Kertajati ini masih miskin lingkungan pendukungnya,” tutur Alvin.
Beroperasi sejak Mei 2018, bandara dengan luas sekitar i.100 hektar itu memang masih minim infrastruktur pendukung. Hotel berbintang, misalnya, hanya ada satu di sekitar bandara. Adapun rumah sakit terdekat berjarak hampir twenty kilometer. Dari Cirebon, calon penumpang harus menempuh sejam perjalanan.
Alvin juga mempertanyakan target pasar jika Bandara Kertajati menjelma jadi bengkel pesawat. Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, misalnya, sudah terdapat perusahaan yang kerap melayani perbaikan dan pemeliharaan pesawat.
”Jadi, pasarnya siapa yang dibidik di Bandara Kertajati? Apakah pesawat domestik atau luar negeri?” katanya.
Baca juga: Kertajati Tertatih Menanti Kolaborasi
Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Rumah Sakit Akan Dibangun Di Dekat Bijb Kertajati
Source: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/03/09/pengembangan-bengkel-pesawat-di-bandara-kertajati-tidak-mudah