MENDENGAR SABDA YESUS DAN MELAKUKANNYA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan I Adven – Kamis, 5 Desember 2013)

KHOTBAH DI BUKIT - 11Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.

Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya. (Mat seven:21,24-27)

Bacaan Pertama: Yes 26:1-6; Mazmur Tanggapan: Mzm 118:i,8-9,19-21,25-27

Sekilas lintas masa Adven ini kelihatannya memusatkan perhatian pada sikap dan tindakan kita “menantikan” dan “berjaga-jaga”, atau menerima bayi Yesus dengan segala kerendahan hati. Semua itu sebenarnya sah-sah saja dan memang baik! Tetapi walaupun selama masa “persiapan” ini, Injil tetap memanggil orang-orang untuk bertindak. Keberadaan kita sebagai murid-murid Yesus berarti dengan penuh kesadaran mengambil keputusan setiap bangun di pagi hari untuk turut serta membangun Kerajaan Allah di atas muka bumi ini. Jadi, tidak heranlah apabila amanat agung Yesus kepada para murid sebelum kenaikan-Nya ke surga dimulai dengan kata,
“Pergilah”

(Mat 28:nineteen). Yesus memanggil kita untuk mewartakan Kabar Baik, kapan saja dan di mana saja; apakah pada saat-saat yang menyenangkan atau tidak menyenangkan; apakah ketika menghadapi banyak tantangan dan tentangan atau ketika semuanya lancar-lancar saja; apakah selama masa Adven atau masa-masa lainnya dalam penanggalan liturgi Gereja!

Read:  Daftar Bahan Bangunan Untuk Membuat Rumah Tipe 80

HOUSES ON THE ROCK AND SANDYesus mengatakan bahwa kita adalah bijaksana bilamana kita tidak sekadar mendengar sabda-Nya, tetapi juga melaksanakannya. Inilah yang dimaksudkan dengan bagaimana kita membangun rumah di atas batu yang kokoh (lihat Mat 7:24-24). Pengalaman akan kasih Yesus bagi kitalah yang akan mendesak kita untuk bertindak. “Mendengar” sabda Yesus berarti memperkenankan ajaran-ajaran-Nya menembus hati kita dan membuat kita bertekuk lutut di hadapan hadirat-Nya dalam pertobatan dan penyembahan. Hal ini berarti memperkenankan sabda-Nya merasuki roh kita dan menyatakan Allah sebagai “seorang” Bapa yang sangat mengasihi kita dan Dia-lah Penguasa dan Hakim – suatu pernyataan yang akan memenuhi diri kita dengan suatu hasrat untuk menceritakan kepada orang-orang lain tentang Allah kita.

Tentu saja di sini ada panggilan untuk bertindak, namun kita tidak ingin memusatkan perhatian pada pekerjaan kita yang akan membuat kita kekurangan asupan makanan secara spiritual. Rahasianya adalah “keseimbangan”. Kita diciptakan untuk keseimbangan (bahasa ekonominya:
equilibrium). Kodrat kita menunjuk kepada realitas ini. Diri kita terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Kita dipanggil kepada kekudusan dan juga tindakan/karya kerasulan. Kita masing-masing dipanggil, baik untuk menjadi seorang kontemplatif maupun pejuang lapangan.

Spiritualitas yang seimbang ini diungkapkan pertama-tama oleh suatu hidup penuh penyerahan diri kepada Roh Yesus (=Roh Kudus). Roh Kudus inilah yang membawa kita lebih dalam lagi ke dalam misteri-misteri suci dengan menghembuskan kehidupan ke dalam meditasi dan doa kita. Roh Kudus yang sama pula yang akan mendorong kita untuk bertindak, menyemangati kita untuk berani melangkah ke luar dari “zona kenyamanan” (comfort zone) kita, rutinitas kita yang serba nyaman, untuk memproklamasikan Yesus Kristus ke tengah dunia. Paus Yohanes Paulus 2 pernah mengatakan:
“Iman itu dikuatkan ketika disyeringkan!”

DOA:
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar dapat menjadi tangan-tangan dan kaki-kaki-Mu bagi sebuah dunia yang sedang sakit ini. Buatlah diri kami menjadi suara-suara-Mu yang memberi dorongan, yang menyemangati orang-orang yang tersisihkan dalam masyarakat, mereka yang kesepian, dan menjadi kehadiran-Mu yang membawa sukacita bagi mereka yang sedang dirundung malang dan tertimpa kesedihan. Oleh kuat-kuasa Roh Kudus-Mu, bentuklah diri kami menjadi pribadi-pribadi seperti yang Engkau rencanakan. Amin.

Read:  Biaya Bangun Rumah Per Meter Di Semarang

Catatan: Untuk mendalami lagi Bacaan Injil hari ini (Mat seven:21,24-27), bacalah tulisan yang berjudul “BEKERJA SAMA DENGAN YESUS, SANG ARSITEK AGUNG” (bacaan tanggal 5-12-13)dalam situs/weblog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 13-12 PERMENUNGAN ALKITABIAH DESEMBER 2013.

Bacalah juga tulisan yang berjudul “MARILAH KITA MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS BATU” (bacaan tanggal 1-12-11) dalam situs/weblog SANG SABDA.

Cilandak, one Desember 2013 [HARI MINGGU ADVEN I – TAHUN A]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS