Mitos Bangun Rumah Setelah Kesusahan

Mitos Bangun Rumah Setelah Kesusahan

Membangun rumah dalam beberapa aspek bukan hanya membentuk sebuah bangunan tempat tinggal saja, melainkan juga berkaitan dengan banyak makna.

Kekeluargaan dan kebersamaan pun menjadi bagian penting untuk menghasilkan suasana hunian yang nyaman dan menyejukkan hati.

Tak hanya kedua unsur tersebut, istilah menolak bala pun juga kerap dilakukan dalam proses membangun rumah sebagai salah satu simbol kemakmuran maupun kebahagiaan keluarga.

Untuk menaati hal tersebut secara lengkap, ada beberapa tradisi maupun ritual yang kerap dilakukan oleh etnis Jawa supaya rumah bisa memberikan rahmat dan berkat bagi banyak orang.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai ritual etnis Jawa dalam membangun rumah untuk keluarga mereka.

Seperti apa tradisi dan ritual membangun rumah sesuai dengan adat mereka? Simak pembahasannya bersama-sama!

Proses membangun rumah berdasarkan adat jawa tak hanya mengedepankan unsur kekeluargaan melainkan juga faktor spiritual

Untuk diketahui, proses membangun rumah harus dilakukan secara lahir dan batin dengan hati yang bersih penuh kesucian.

Berdasarkan tradisi adat jawa, ritual buka tableg atau prosesi ritual membangun pondasi rumah menjadi langkah awal yang dilakukan untuk membentuk keluarga dan hunian dengan nilai spiritual tinggi.

Ada beberapa proses membangun rumah berdasarkan adat jawa yang perlu kamu ketahui sebagai berikut.

ane. Persiapan ritual buka tableg

Waktu pelaksanaan ritual tableg tidak bisa dilakukan dengan waktu yang sembarangan, melainkan ada hari tertentu yang diketahui oleh kiai sepuh.

Ada perhitungan khusus untuk megawali proses membangun rumah atau buka tableg terkait moment dan hari yang baik.

Perhitungan tersebut merujuk pada pemikiran etnis Jawa yang sangat asosiatif, meski semua hari adalah hari baik namun selalu berpasangan.

Selain itu, perhitungan Jawa juga harus diupayakan dengan benar dan sesuai kebiasaan yang direnungkan maupun diamalkan dengan baik.

Read:  Poli Gigi Rumah Elisabeth Medan Kapan Dibangun

Oleh sebab itu, perhitungan Jawa menjadi salah satu keputusan yang penting dengan memperhatikan baik dan buruk meski bukan sebuah kemutlakan.

Pertimbangan bulan dalam membangun rumah tersebut antara lain:

1. Muharram : kesusahan dan mudah sakit.
2. Safar : sakit-sakitan, tidak sampai wafat.
3. Rabiul Awal : menanam tidak jadi, mandeg di tengah jalan.
iv. Rabiul Akhir : mendapat anugerah dan kebahagiaan.
five. Jumadil Awal : prihatin, hati gelap, kekurangan rezeki.
six. Jumadil Akhir : banyak rejeki namun tidak bermanfaat.
7. Rajab : sering sedih, sering kisruh.
eight. Syakban : banyak rezeki, banyak kebaikan
ix. Ramadan : banyak orang iri dan mudah masalah.
10. Syawal : prihatin.
xi. Dzulkaidah : selalu mengasihi keluarga dan orang tua.
12. Dzulhijjah : besar dan banyak rejeki.

Selain merujuk pada perhitungan bulan, proses membangun rumah juga merujuk pada perhitungan khusus berdasarkan hari lahir.

Adapun, pola tanggalan tersebut dikombinasikan dengan budaya islam dan “disyahadatkan” sesuai dengan anugerah dan rahmat Allah SWT.

Seiring berjalannya waktu, pola buka tableg pun harus diiringi dengan doa sebagaimana dalam prosesi membangun rumah.

Baca Juga :Mengenal Ciri-Ciri Rumah Berhantu Menurut Anak Indigo

ii. Pelaksanaan Buka Tableg

Ritual membangun rumah ini dilakukan dengan cara selamatan yang diiringi dengan memanjatkan doa-doa di lokasi rumah yang akan dibangun.

Untuk memeriahkan acara, umumnya tuan rumah diharuskan untuk mengundang saudara maupun tetangga di dekat rumah.

Adapun pelaksanaan ritual dipimpin oleh seorang kiai atau ustadz untuk memohon supaya proses pembangunan lancar dan dilaksanakan dengan tepat waktu.

Keberadaan keluarga dan tetangga menandakan bahwa sosok manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain.

Sebelum acara ritual membangun rumah dimulai, ada beberapa dan sajian untuk tamu yang hadir,

Read:  Persyaratan Lokasi Dan Bangunan Rumah Sakit Type D

Beberapa sajian yang harus disiapkan antara lain :

iii. Bubur Merah Putih

Terinspirasi dari darah merah dan darah putih yang sangat erat. Darah merah menandakan keberanian dan kekeluargaan.

Sementara, darah putih merujuk pada keadilan dan kekeluargaan yang emosional.

4. Ingkung ayam jantan dengan bentuk bersujud

Menandakan agar manusia selalu bersujud dan bersyukur sehingga terbentuk rasa empati dan cinta kasih.

5.  Nasi Tumpeng

Zat maha tinggi yang dapat membentuk unsur harmoni antara hubungan manusia dan tuhan dengan lingkungan sekitar.

Unsur lauk pauk pada tumpeng menandakan keseimbangan alam semesta baik flora maupun creature.

vi.  Jajanan Pasar

Menandakan hubungan kemanusiaan dan simbol kemakmuran sebagai tempat berkumpulnya manusia dari berbagai kelas sosial.

7.  Kembang Setaman

Terdiri dari lima atau tujuh wewangian sebagai wujud persembahan kepada Allah yang maha indah.

Secara dimensional tujuh menandakan pertolongan, dan lima menandakan unsur religius terhadap nilai-nilai rukun Islam.

Diharapkan rumah yang sedang dibangun menjadi hunian yang tentram dan damai, sehingga membuat mereka betah.

Baca Juga:Cara Menghitung Weton Jawa untuk Pasangan | Buktikan Jika Dia Memang Jodohmu!

Setelah seserahan sudah disiapkan, kiai yang mewakili Tuan Rumah pun bisa mengantarkan atau menyampaikan tujuan ritual kepada tetangga yang hadir secara gotong royong.

Acara ini nantinya akan diadakan di tanah kosong tempat rumah yang akan dibangun dengan menggelar tikar.

Sebagai pemuka, acara akan diawali oleh surat Al-Fatihah yang pahalanya ditujukan untuk para nabi maupun orang-orang yang telah mendahului.

Setelah membaca surat Al-Fatihah, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membaca shalawat dan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW yang diyakini memberi keberkahan dan ridha Allah SWT.

Jika doa dan pujian telah selesai dipanjatkan, acara selanjutnya adalah menyantap sesajian yang sudah dipersiapkan bersama.

Read:  Contoh Bangun Segitiga Yang Ada Dirumah

Adapun, sajian tersebut bisa dimakan oleh orang yang hadir, maupun bisa dibagikan pada tetangga rumah, sebagai tanda akan ada tetangga baru yang sedang membangun rumah.

Demikian beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai ritual membangun rumah bagi etnis Jawa berdasarkan perhitungan dan kajian spiritual.

Untuk cari tahu inspirasi menarik seputar tips membangun rumah, selengkapnya di artikel.rumah123.com.

“Sedang mencari rumah idaman di kota Bekasi? Kamu bisa cek Burgundy Residence at Summarecon Bekasi.”

Terinspirasi

Terhibur

Biasa Saja

Tidak Menarik

Terganggu

Tidak Suka

Senin, 17 September 2018 | 17:15 WIB

Bisa Seret Rezeki, Jangan Lakukan vii Hal Ini Saat Membangun Dapur Menurut Feng Shui
(Andrey Popov)

SajianSedap.id
–  Walau berasal dari China, ilmu feng shui sudah banyak dipercaya masyarakat Indonesia.

Feng shui adalah ilmu topografi kuno yang mempelajari bagaimana manusia, surga (astronomi) serta bumi (geografi) dapat hidup dalam harmoni sehingga memperbaiki kehidupan si manusia itu sendiri.

Itu sebabnya, banyak yang percaya kalau feng shui sangat erat kaitannya dengan rezeki.

Dalam Feng Shui, ada 5 elemen utama yang dipelajari.

Ada elemen kayu, tanah, logam, api dan air.

Feng shui sering digunakan sebagai salah satu patokan dalam proses pembangunan rumah.

Tujuannya memastikan rumah tersebut dibangun dengan unsur yang seimbang dan baik.

Baca Juga : Sukses Kuliah di Luar, Tasya Kamila Curhat Pernah Kelaparan Sampai Turun 5 Kilo Karena Hal Ini

Jadi, dalam ilmu feng shui, hampir setiap bagian rumah harus diperhatikan tata letaknya, termasuk juga dapur.

Bahkan, dapur jadi salah satu bagian yang memerlukan perhatian khusus.

Mitos Bangun Rumah Setelah Kesusahan

Source: https://apayangkamu.com/bolehkah-membangun-rumah-setelah-orangtua-meninggal

You May Also Like