Menghitung Bahan Bangunan Untuk Rumah
Koordinat:
5°9′28.four″S
119°19′14.9″E
/
5.157889°Southward 119.320806°East
/
-five.157889; 119.320806
Kota Makassar Ujung Pandang |
|
---|---|
Ibu kota provinsi |
|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Lontara Makassar | ᨆᨀᨔᨑ |
• Lontara Bugis | ᨆᨃᨔ |
• Jawi Melayu | ماكاسسار |
• Hanzi Sederhana | 望加锡 |
• Aksara Jepang | マカッサル |
• Hepburn | Makassaru |
• Belanda | Macassaarsche |
Dari atas ke bawah: Pantai Losari, Benteng Rotterdam, dan Skyline Kota Makassar. |
|
Bendera
Lambang |
|
Julukan:
|
|
Motto:
Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai |
|
![]() Letak Makassar di Sulawesi Selatan |
|
Kota Makassar Letak Makassar di Sulawesi Selatan Tampilkan peta Sulawesi
Kota Makassar Kota Makassar (Republic of indonesia) Tampilkan peta Republic of indonesia |
|
Koordinat: v°07′59″S 119°24′49″Due east / five.1331°Southward 119.4136°E / -v.1331; 119.4136 |
|
Negara |
![]() Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Tanggal berdiri | 4 Juli 1959[one] |
Dasar hukum | UU No. 29 Tahun 1959[1] |
Hari jadi | 9 November 1607 |
Jumlah satuan pemerintahan |
Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto |
• Wakil Wali Kota | Hj. Ny. Fatmawati Rusdi, SE, MM |
Luas
[2] |
|
• Total | 175,77 km2 (67,87 sq mi) |
Populasi
(2022)[2] |
|
• Total | ane.427.619 |
• Kepadatan | 8.580/kmtwo (22,200/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 87,19% Kristen 11,00% – Protestan 8,17% – Katolik 2,83% Buddha 1,27% Hindu 0,14% Konghucu 0,02% Lainnya 0,38%[three] |
• Bahasa | Indonesia (Resmi), Makassar (Asli), Bugis, Melayu Makassar, Toraja, Luwu, Mandar, Tionghoa |
• IPM |
![]() 82,66 (2021) ( Sangat Tinggi)[4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode expanse telepon | +62 411 |
Pelat kendaraan | DD xxxx A*/K*/Q* |
Kode Kemendagri | 73.71![]() |
Kode SNI 7657-2010 | MKS |
DAU | Rp ane.408.063.374.000,- (2020)[v] |
Situs spider web | makassarkota.go.id |
Makassar
(Lontara Makassar: ᨀᨚᨈ ᨆᨀᨔᨑ, transliterasi:
Kota Mangkasara’
; Lontara Bugis: ᨀᨚᨈ ᨆᨃᨔ, transliterasi:
Kota Mangkasa’
; Lontara Bugis: ᨀᨚᨈ ᨍᨘᨄᨉ, transliterasi:
Kota Juppandang
) (Bahasa Belanda: Macassaarsche Stad) adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota yang sejak 1971 hingga 1999 dikenal secara resmi sebagai
Ujung Pandang
[ane]
ini merupakan kota terbesar di wilayah Indonesia Timur dan pusat kota terbesar kelima di Indonesia setelah Djakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.[6]
[seven]
Kota ini terletak di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Sebagian besar penduduknya adalah Suku Makassar atau
Tu Mangkasaraʼ.
Menurut Bappenas, Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Republic of indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya.[eight]
[ix]
Dengan memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, kota ini berada di urutan ketujuh kota terbesar di Indonesia setelah Djakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, dan Palembang.[10]
[11]Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai di pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
Sejarah
[sunting
|
sunting sumber]
Lambang Kota Makassar pada zaman penjajahan Belanda
Hotel Oranje pada tahun 1920-an.
Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/three kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit.[12]
Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar.[thirteen]
Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.[13]
Pada abad ke-sixteen, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Republic of indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di Kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa, dan Sultan Awalul Islam, Raja Tallo).
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada tahun 1669, Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk menguasai rempah-rempah di Republic of indonesia timur. Setelah berperang habis-habisan mempertahankan kerajaan melawan beberapa koalisi kerajaan yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar) terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani Perjanjian Bongaya.
Menurut catatan sejarah, cikal bakal lahirnya Kota Makassar berawal dari 1 April 1906. Saat itu pemerintah Hindia Belanda membentuk dewan pemerintahan Gemeentee di Kampung Baru, yang terletak di kawasan Pantai Losari dan Benteng Fort Rotterdam. Kawasan ini yang berkembang menjadi kota Makassar hingga kini disebut hari kebudayaan makassar, sebelumnya merupakan hari jadi Kotamadya Ujung Pandang.[xiv]
Kota ini dahulu bernama
Ujung Pandang
dipakai pada tahun 1971 sampai tahun 1999. Alasan untuk mengganti nama Makassar menjadi Ujung Pandang dengan alasan politik, antara lain karena Makassar adalah nama sebuah suku bangsa padahal tidak semua penduduk kota Makassar adalah anggota dari etnik Makassar.
Nama Kota Makassar diubah menjadi Ujung Pandang terjadi pada tanggal ane September 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1971. Saat itu, Kota Makassar dimekarkan dari 21 kilometer persegi menjadi 115,87 Kilometer persegi, terdiri dari 11 wilayah kecamatan dan 62 lingkungan dengan penduduk sekitar 700 ribu jiwa.
Ujung Pandang sebenarnya adalah nama lain dari Makassar, yang dipakai sekitar tahun 1958 sampai tahun 2000. Pergantian nama Makassar dengan Ujung Pandang ini dilatar belakangi oleh nama Makassar yang menjadi nama sebuah suku bangsa di Makassar.[15]
Nama Ujung Pandang sendiri adalah nama sebuah kampung di wilayah Kota Makassar. Ujung Pandang mulai dikenal pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-X, Tunipalangga yang pada tahun 1545 mendirikan Benteng Ujung Pandang sebagai kelengkapan benteng-benteng kerajaan Gowa yang sudah ada sebelumnya.
Terjadinya Perang Dunia Kedua dan berdirinya RI mengubah wajah Makassar. Perginya sebagian besar warga asing di tahun 1949 dan nasionalisasi perusahaan asing di akhir tahun 1950-an, membuatnya kembali menjadi sebuah kota provinsi. Pada tanggal thirteen Oktober 1999, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 nama Ujung Pandang dikembalikan menjadi Kota Makassar. Aturan ini sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Daerah luas wilayah bertambah kurang lebih 4 mil kearah laut 10.000 Ha, menjadi 27.577 Ha.
Berawal dari proses reformasi yang terjadi sejak 21 Mei 1998, nama Makassar seolah kembali hidup untuk menggantikan Ujung Pandang. Barulah di penghujung masa jabatan Presiden BJ Habibie, nama Makassar kembali tanpa proses yang berbelit-belit.
Dalam konsideran Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1999, di antaranya menyebutkan bahwa perubahan itu wujud keinginan masyarakat Ujung Pandang dengan mendapat dukungan DPRD Ujung Pandang dan perubahan ini sejalan dengan pasal v ayat (three) Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999, bahwa perubahan nama daerah, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Geografi
[sunting
|
sunting sumber]
Masjid Al-Markaz Al-Islami
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi.
Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai “Waterfront City” yang di dalamnya mengalir beberapa sungai seperti Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut.[sixteen]
Batas wilayah
[sunting
|
sunting sumber]
Peta Administrasi Kota Makassar
Secara administratif, batas wilayah Kota Makassar adalah sebagai berikut:
Letak Kota Makassar adalah di bagian selatan dari Pulau Sulawesi. Perkembangan wilayah Kota Makassar dimulai di sepanjang pesisir pantai yang berada di antara dua sungai besar, yaitu sungai Jeneberang dan sungai Tallo. Perbatasan Makassar bagian utara merupakan pedalaman yang didiami suku Bugis sedangkan perbatasan selatan didiami oleh suku Makassar. Perkembangan kota Makassar sebagai kota perdagangan dan kota pelabuhan ditunjang oleh wilayah utara. Wilayah pedalaman membawa komoditas sumber daya alam ke Makassar untuk dijual ke pasar. Bagian barat dari kota Makassar adalah selat Makassar dan terdapat sejumlah pulau kecil.
Pulau-pulau ini digunakan sebagai penunjang perkembangan kota, yakni sebagai pelindung dan memenuhi kebutuhan kota Makassar. Keberadaan pulau-pulau kecil digunakan sebagai pencegah gangguan badai dan ombak yang mengganggu perahu atau kapal-kapal yang melakukan perdagangan di pelabuhan Makassar. Masyarakat kota Makassar di pulau-pulau kecil ini sebagian besar dihuni oleh orang-orang suku Makassar yang mata pencahariannya berhubungan dengan laut.[17]
Iklim
[sunting
|
sunting sumber]
Kota Makassar memiliki kondisi iklim tropis yang bertipe iklim tropis muson (Am), hal tersebut ditandai dengan kontrasnya jumlah rata-rata curah hujan di musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung sejak bulan November hingga bulan Maret dan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei hingga bulan September. Wilayah Kota Makassar memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29 °C. Rata-rata curah hujan per tahun di wilayah ini berkisar antara 2700–3200 milimeter.
Information iklim Makassar, Sulawesi Selatan, Republic of indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37 (99) |
32 (90) |
36 (97) |
38 (100) |
41 (106) |
42 (108) |
39 (102) |
37 (99) |
37 (99) |
38 (100) |
37 (99) |
35 (95) |
42 (108) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.7 (87.3) |
31 (88) |
31.3 (88.three) |
32 (90) |
32.i (89.eight) |
32.five (xc.5) |
33.4 (92.1) |
34.3 (93.7) |
34.8 (94.6) |
34.six (94.three) |
33.five (92.3) |
31.3 (88.three) |
32.63 (90.77) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.9 (80.4) |
26.9 (80.4) |
27.3 (81.ane) |
27.8 (82) |
27.8 (82) |
27.7 (81.nine) |
27.ane (80.8) |
27.2 (81) |
28 (82) |
28.one (82.six) |
28.i (82.half dozen) |
27.i (lxxx.viii) |
27.v (81.47) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.2 (73.eight) |
22.seven (72.9) |
23.3 (73.ix) |
23.6 (74.5) |
23.4 (74.1) |
22.9 (73.two) |
21.7 (71.ane) |
20.1 (68.2) |
21.2 (70.2) |
21.7 (71.one) |
22.7 (72.9) |
23 (73) |
22.46 (72.41) |
Rekor terendah °C (°F) | 20 (68) |
21 (70) |
21 (70) |
17 (63) |
20 (68) |
18 (64) |
17 (63) |
17 (63) |
nineteen (66) |
xix (66) |
20 (68) |
21 (70) |
17 (63) |
Presipitasi mm (inci) | 629 (24.76) |
477 (18.78) |
321 (12.64) |
190 (7.48) |
105 (4.13) |
69 (2.72) |
39 (one.54) |
fifteen (0.59) |
29 (1.14) |
98 (iii.86) |
267 (10.51) |
582 (22.91) |
two.821 (111,06) |
Rata-rata hari hujan |
25 | 22 | xx | 18 | 9 | 6 | iii | 1 | 2 | 8 | xix | 23 | 156 |
% kelembapan | 86 | 86 | 85 | 83 | 81 | 79 | 74 | 68 | 66 | 71 | lxxx | 85 | 78.7 |
Rata-rata sinar matahari harian | 3.7 | 4.5 | 6.iv | 7.three | 7.8 | 7.9 | viii.four | 9.i | 8.7 | vii.8 | 5.6 | 4.nine | 6.84 |
Sumber #i: Climate-Data.org[18] & Weatherbase[19] |
|||||||||||||
Sumber #ii: Weather2travel[20] & BMKG[21] |
Pemerintahan
[sunting
|
sunting sumber]
Kediaman gubernur di Makassar pada tahun 1920-an.
Daftar Wali Kota
[sunting
|
sunting sumber]
No | Wali Kota | Mulai Menjabat | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Zaman Kolonial Belanda | ||||||||
i | J.E. Dambrink | 1918 | 1931 | i | ||||
2 | J.H. de Groot | 1927 | 1931 | ii | ||||
3 | G.H.J. Beikenkamp | 1931 | 1932 | iii | ||||
iv | F.C. van Lier | 1932 | 1933 | 4 | ||||
5 | Ch.H. ter Laag | 1933 | 1934 | 5 | ||||
6 | J. Leewis | 1934 | 1936 | 6 | ||||
seven | H.F. Brune | 1936 | 1942 | seven | ||||
Zaman Kolonial Jepang | ||||||||
1 | B. Yamasaki | 1942 | 1945 | 8 | ||||
Zaman Revolusi Kemerdekaan Indonesia | ||||||||
ane | Nadjamuddin Daeng Malewa | 17 Agustus 1945 | xi September 1945 | nine | ||||
– | H.F. Brune | 1945 | 1945 | |||||
2 | D.Thou. van Swietene | 1945 | 1946 | ten | ||||
Negara Indonesia Timur | ||||||||
iii |
![]() |
Abdul Hamid Daeng Magassing | 24 Desember 1946 | 27 Desember 1949 | eleven | |||
four | Salawati Daud | 27 Desember 1949 | 17 Agustus 1950 | 12 | ||||
Republik Indonesia | ||||||||
five |
![]() |
J.M. Qaimuddin | 1950 | 1951 | 13 | |||
6 | J. Mewengkang | 1951 | 1951 | 14 | ||||
7 |
![]() |
Sampara Daeng Lili | 1951 | 1952 | 15 | |||
8 |
![]() |
Achmad Dara Sjachruddin | 1952 | 1956 | 16 | |||
9 |
![]() |
Mohammad Junus Daeng Mile | 1956 | 1957 | 17 | |||
ten |
![]() |
Abdul Latif Daeng Masikki | 1958 | 1961 | 18 | |||
11 |
![]() |
H. Aroepala |
1959 | 1962 | xix | |||
12 |
![]() |
Kol. H. Muhammad Daeng Patompo |
1962 | 1978 | 20 | |||
21 | ||||||||
22 | ||||||||
13 |
![]() |
Kol. Abustam |
1978 | 1983 | 23 | |||
xiv |
![]() |
Kol. Jancy Raib |
1983 | 1988 | 24 | |||
fifteen |
![]() |
Kol. Suwahyo |
1988 | 1993 | 25 | |||
— |
Kol. Andi Muhammad Ghalib, S.H., M.H. (Penjabat) |
1993 | 1994 | — | ||||
16 |
![]() |
H. Andi Malik Baso Masry, South.E., M.Si. |
1994 | 1999 | 26 | |||
— |
![]() |
Drs. H. Andi Mochammad Alwy Rum (Pelaksana Tugas) |
1999 | Mei 1999 | — | — | ||
17 |
![]() |
Drs. H. Baso Amiruddin Maula, Southward.H., M.Si. |
Mei 1999 | 2004 | 27 | |||
18 |
![]() |
Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, Chiliad.Thou. |
8 Mei 2004 | Agustus 2008 | 28 | Andi Herry Iskandar | ||
nineteen |
![]() |
Ir. H. Andi Herry Iskandar, M.Si. |
Agustus 2008 | viii Mei 2009 | — | |||
(eighteen) |
![]() |
Dr. Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, Chiliad.M. |
eight Mei 2009 | viii Mei 2014 | 29 | Supomo Guntur | ||
xx |
![]() |
Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto |
8 Mei 2014 | 8 Mei 2019 | 30 | Syamsu Rizal | ||
— | Muhammad Anshar (Pelaksana Harian) |
8 Mei 2019 | xiii Mei 2019 | — | [22] | — | ||
— |
![]() |
Dr. Muhammad Iqbal Samad Suhaeb S.E., Grand.T. (Penjabat) |
13 Mei 2019 | 13 Mei 2020 | [23] | |||
— |
![]() |
Prof. Dr. Ir. Yusran Jusuf M.Si., I.P.U. (Penjabat) |
xiii Mei 2020 | 26 Juni 2020 | [24] | |||
— |
![]() |
Prof. Dr. Eng. Ir. Rudy Djamaluddin M.Eng. (Penjabat) |
26 Juni 2020 | 26 Februari 2021 | [25] | |||
|
![]() |
Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto |
|
Petahana |
|
|
|
Dewan Perwakilan
[sunting
|
sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Makassar dalam dua periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |
---|---|---|
2014-2019[26] [27] [28] [29] |
2019-2024[xxx] | |
PKB | 0 |
![]() ane |
Gerindra | 5 |
![]() five |
PDI-P | iv |
![]() six |
Golkar | viii |
![]() five |
NasDem | 5 |
![]() half dozen |
Berkarya |
(baru) 1 |
|
PKS | five |
![]() v |
Perindo |
(baru) 2 |
|
PPP | 5 |
![]() v |
PAN | 4 |
![]() five |
Hanura | 5 |
![]() iii |
Demokrat | 7 |
![]() 6 |
PBB | ane |
![]() 0 |
PKPI | 1 |
![]() 0 |
Jumlah Anggota | 50 |
![]() 50 |
Jumlah Partai | xi |
![]() 12 |
Kecamatan
[sunting
|
sunting sumber]
Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk sebesar ane.663.479 jiwa dengan luas wilayah 199,26 km² dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 8.348 jiwa/km².[31]
[32]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Makassar, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
73.71.eleven | Biringkanaya | 11 |
|
73.71.06 | Bontoala | 12 |
|
73.71.15 | Kepulauan Sangkarrang | 3 |
|
73.71.03 | Makassar | 14 |
|
73.71.02 | Mamajang | 13 |
|
73.71.12 | Manggala | 8 |
|
73.71.01 | Mariso | 9 |
|
73.71.09 | Panakkukang | xi |
|
73.71.13 | Rappocini | 11 |
|
73.71.07 | Tallo | fifteen |
|
73.71.fourteen | Tamalanrea | 8 |
|
73.71.10 | Tamalate | xi |
|
73.71.04 | Ujung Pandang | 10 |
|
73.71.08 | Ujung Tanah | nine |
|
73.71.05 | Wajo | viii |
|
TOTAL | 153 |
Demografi
[sunting
|
sunting sumber]
Penduduk
[sunting
|
sunting sumber]
Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.
Tahun | 1971 | 1980 | 1990 | 2000 | 2010 | 2021 |
---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah penduduk |
![]() 434.766 |
![]() 708.465 |
![]() 944.372 |
![]() one.130.384 |
![]() 1.338.663 |
![]() 1.427.619 |
Bahasa
[sunting
|
sunting sumber]
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kota Makassar adalah bahasa Republic of indonesia. Menurut
Statistik Kebahasaan 2019
oleh Badan Bahasa, terdapat tiga bahasa daerah di Kota Makassar,[33]
yaitu bahasa Makassar, bahasa Bugis, dan bahasa Toraja.[34]
Transportasi
[sunting
|
sunting sumber]
Laut
[sunting
|
sunting sumber]
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Soekarno-Hatta menjadi nama pelabuhan, khususnya pelabuhan untuk kapal penumpang dan terminal penumpang. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia 4 (Pelindo Four). Di area pelabuhan penumpang ini terdapat Masjid Babussalam. Masjid ini diresmikan Presiden Megawati, berbarengan dengan peresmian Last Petikemas Makassar, pada 21 Juli 2001. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, atau ujung jalan Nusantara, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. Perusahaan milik Bosowa Group ini juga jadi pengelola jalan tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (Jakarta/Tangerang).
Paotere adalah suatu pelabuhan perahu yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Pelabuhan yang berjarak ± v km (± 30 menit) dari pusat Kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan
tempo doeloe
yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo sejak abad ke-14 sewaktu memberangkatkan sekitar 200 armada Perahu Pinisi ke Malaka. Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Pinisi dan Lambo dan juga menjadi pusat niaga nelayan.
Udara
[sunting
|
sunting sumber]
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat itu Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh di mana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan
region
dari daerah yang dituju serta
shuttle motorcoach
khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Bahkan banyak taksi-taksi yang gelap yang juga menawarkan jasa kepada penumpang yang baru tiba di Makassar. Pada tahun 2009 diharapkan landasan pacu yang baru telah rampung dan bisa digunakan.[35]
Darat
[sunting
|
sunting sumber]
Pete-pete adalah sebutan angkot di Makassar dan sekitarnya. Pete-pete merah adalah angkot yang berasal dari Kabupaten Gowa dan melayani pengangkutan antar kota, sedangkan pete-pete biru adalah angkot yang berasal dari Kota Makassar itu sendiri dan hanya melayani pengangkutan di wilayah Makassar saja.
- Charabanc
- Taksi
- Becak: Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri mencapai 1.500 unit of measurement. Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya tergantung kesepakatan dengan pengayuh.
- Bentor: Populasi becak motor di Makassar mulai ramai dan secara perlahan menggantikan becak. Bagian depan bentor adalah becak dan di belakangnya adalah motor.
- Ojek
Ekonomi
[sunting
|
sunting sumber]
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas ix%. Bahkan pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka x,83%. Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat itu, bersamaan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang mendorong perputaran ekonomi, seperti pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, jalan tol dan sarana bermain kelas dunia Trans Studio di Kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga.[36]
Pada triwulan II tahun 2019 saja, Makassar mendapatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masing-masing sebesar Rp601,1 Miliar dan Rp 1 Trilliun. Penanaman Modal ini diserap v sektor yaitu sektor pertambangan dengan nilai paling besar yaitu Rp484,iii Miliar diikuti oleh sektor industri mineral non logal sebesar Rp377,i Miliar, jasa lainnya sebesar Rp169,two Miliar, sektor listrik, gas & air sebesar Rp164,seven Miliar dan sektor industri makanan sebesar Rp100,seven Miliar.[37]
Selain investasi yang relatif besar, Makassar juga berhasil menciptakan usaha-usaha yang mengharumkan nama bangsa seperti PT CEPAT DAN BERSIH Indonesia (QnC Laundry) yang berhasil membawa nama Indonesia ke panggung internasional melalui sebuah kompetisi laundry internasional di Milan pada tahun 2018 yang diadakan CINET, sebuah komite internasional untuk pemeliharaan tekstil.[38]
Ada juga produk terkenal dari Makassar yang banyak orang tidak tahu berasal dari Makassar yaitu Minyak Tawon yang bisa dijadikan minyak gosok, pijat dan urut. Minyak tawon ini dapat ditemukan di pusat oleh-oleh seperti Jalan Somba Opu.[39]
Ada juga Bugis Waterpark yang telah buka sejak tahun 2012 dan Jamesons Hardware Supermarket yang sudah menjamur ke seluruh Republic of indonesia juga berasal dari Makassar.
Kesehatan
[sunting
|
sunting sumber]
Media
[sunting
|
sunting sumber]
Pariwisata
[sunting
|
sunting sumber]
Logo
branding
pariwisata Kota Makassar.
Trans Studio Mall Makassar.
Tempat wisata
[sunting
|
sunting sumber]
Makassar modernistic memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain. Beberapa di antaranya yang paling digemari maayarakat makassar adalah:
- Pantai Losari
- Fort Rotterdam, merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa, Kesultanan ini pernah berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibu kota Makassar. Kesultanan ini sebenarnya memiliki 17 buah benteng yang mengitari seluruh ibu kota. Hanya saja, Benteng Fort Rotterdam merupakan benteng paling megah di antara benteng benteng lainnya dan keasliannya masih terpelihara hingga kini.
- Pantai Akarena
- Pulau Lae-Lae
- Pulau Khayangan
- Pulau Samalona
- Pantai Barombong
- Makam Raja-Raja Tallo
- Pelabuhan Paotere
- Taman Makam Pahlawan
- Trans Studio Mall (Indoor Theme Park
terbesar di Indonesia) - Desa Wisata Delta Lakkang
- Benteng Panyua, Dinding benteng ini kukuh menjulang setinggi 5 meter dengan tebal dinding sekitar ii meter, dengan pintu utama berukuran kecil. Jika dilihat dari udara benteng ini berbentuk segi lima seperti penyu yang hendak masuk ke dalam pantai. Karena benteng ini bentuknya mirip penyu, kadang juga benteng ini juga dinamakan Benteng Panynyua (Penyu). Benteng ini mempunyai 5
Bastion, yaitu bangunan yang lebih kukuh dan posisinya lebih tinggi di setiap sudut benteng yang biasanya ditempatkan kanon atau meriam di atasnya.
Seni Budaya
[sunting
|
sunting sumber]
- Atraksi permainan tradisional
“Ma’raga”, Merupakan pertunjukan permainan bola raga yang dipindahkan dari kaki ke kaki atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan dengan suka cita. Para pemain menggunakan pakaian adat seperti passapu dan sarung, biasanya dimainkan oleh half-dozen orang pemain. Pertunjukan ini akan semakin menarik ketika para pemain mulai saling menopang hingga semakin tinggi dan tetap lihai memainkan bola dan tidak terjatuh ke tanah. - Atraksi permainan rakyat “Mappadendang”.
- Tarian magis “Pepe-pepeki ri Makka”.
- Tarian ritual Bissu “Ma’giri”.
- Pemain gendang “Gandrang Bulo”.
- Tarian-tarian tradisional seperti Tari Pakarena.
Kota Kembar
[sunting
|
sunting sumber]
Lihat Pula
[sunting
|
sunting sumber]
- Bahasa Makassar
- Daftar Daerah Tingkat II
Referensi
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
a
b
c
“Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014”
(PDF).
www.otda.kemendagri.go.id. hlm. 25. Diarsipkan dari versi asli
(PDF)
tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal
31 Oktober
2021.
-
^
a
b
“Kota Makassar Dalam Angka 2022”
(pdf). 25 Februari 2022. hlm. nine, 97. Diakses tanggal
7 September
2022.
-
^
“Penduduk Menurut KWilayah dan Agama Yang Dianut di Kota Makassar”.
www.sp2010.bps.go.id
. Diakses tanggal
7 September
2022.
-
^
“Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020”.
www.bps.get.id
. Diakses tanggal
27 Februari
2021.
-
^
“Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020”
(PDF).
www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal
27 Februari
2021.
-
^
Ministry of Internal Affairs: Registration Book for Area Code and Data of 2013 Diarsipkan 2017-08-28 di Wayback Automobile. -
^
“Daftar 10 Kota Terbesar di Indonesia menurut Jumlah Populasi Penduduk”. 16 September 2015.
-
^
https://www.bappenas.go.id/files/2713/5227/9312/bag-z-74-75-cek__20090130070903__25.md -
^
Geografi untuk SMA/MA kelas XII, Amir Khosim, Southward.Pd dan Kun Marlina Lubis -
^
Kementrian Dalam Negeri:”Information jumlah penduduk dan luas wilayah” dalam Buku Induk Kode dan Data Wilayah 2013 Diarsipkan 2017-08-28 di Wayback Machine. -
^
Sepuluh kota berpenduduk terbesar di Indonesia -
^
Muljana 2005, hlm. 63. -
^
a
b
Poelinggomang 2002, hlm. 22-23. -
^
“1 April Jadi Hari Kebudayaan Makassar, Ini Alasannya”.
idntimes.com.co. one-iv-2019. Diakses tanggal 28-8-2021.
-
^
Administrator (31-12-1977). “Namanya makassar, kata petisi itu”.
Tempo.co
. Diakses tanggal 19-07-2021.
-
^
https://makassarkota.go.id/geografis/ -
^
Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016).
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
(PDF). Djakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 16. ISBN 978-602-1289-43-3.
-
^
“Makassar, Indonesia”. Climate-Information.org. Diakses tanggal
21 Agustus
2020.
-
^
“MAKASSAR, Republic of indonesia”. Weatherbase. Diakses tanggal
22 Agustus
2020.
-
^
“Makassar Climate Guide”. Weather2travel. Diakses tanggal
21 Agustus
2020.
-
^
“Curah Hujan Kota Makassar – ZOM 287”
(PDF). BMKG. hlm. 61. Diakses tanggal
22 Agustus
2021.
-
^
Mikhael Gewati, ed. (9 Mei 2019). “Sekretaris Kota Ansar Jabat Plh Wali Kota Makassar”.
Kompas.com
. Diakses tanggal
22 Mei
2019.
-
^
Syachrul Arsyad (thirteen Mei 2019). “Lantik Iqbal Suhaeb, Gubernur Minta Pj Wali Kota Jaga Kedamaian”.
Sindonews.com
. Diakses tanggal
22 Mei
2019.
-
^
Muhammad Darwin Fatir (thirteen Mei 2020). Budisantoso Budiman, ed. “Gubernur Sulsel melantik Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Jusuf”.
Antaranews.com. Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Diakses tanggal
27 Juni
2020.
-
^
Aan Pranata, ed. (26 Juni 2020). “[BREAKING] Rudy Djamaluddin Dilantik Jadi Pj Wali Kota Makassar”.
IDNTimes.com
. Diakses tanggal
27 Juni
2020.
-
^
Berita Bulukumba: [1], diakses 16 Juni 2016 -
^
KPU RI: [2]
[
pranala nonaktif permanen
]
, diakses 16 Juni 2016 -
^
ZAILANI, Akhmad.
Wajah Parlemen Daerah di Indonesia. Dki jakarta: Sultan Pustaka, 2015. ISBN 219-42-5470-8] -
^
Kemendagri: [iii] Diarsipkan 2016-08-09 di Wayback Motorcar., diakses 17 Juni 2016 -
^
Perolehan Kursi DPRD Kota Makassar 2019-2024 -
^
“Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan”. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal
3 Oktober
2019.
-
^
“Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan”. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli
(PDF)
tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal
xv Januari
2020.
-
^
Statistik Kebahasaan 2019. Djakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182.
-
^
“Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan”.
Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia
. Diakses tanggal
23 Mei
2020.
-
^
Hasanuddin Airdrome -
^
“Makassar Serap Investasi Besar” -
^
Agus, Rustam (2019-07-31). Ristyaningrum, Andini, ed. “5 Sektor Ini Serap Investasi Terbesar di Sulsel”.
Bisnis.com
. Diakses tanggal
2020-07-28
.
-
^
Ali, Muhammad Fadhly. “QnC Laundry Makassar Ikuti Kompetisi Laundri Dunia di Milan”.
Tribunnews.com
. Diakses tanggal
2020-07-28
.
-
^
Kabarmakassar.com (2018-09-06). Mahbub, Harun; Nurdiarsih, Fadjriah; Hida, Ramdania El, ed. “Minyak Tawon Jadi Oleh-Oleh Wajib dari Makassar”.
Liputan6.com
. Diakses tanggal
2020-07-28
.
-
^
“(Pakistan, Indonesia agree to declare Peshawar, Makassar every bit sister cities)”.
PPI – Pakistan Printing International. 2008-05-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-28. Diakses tanggal
2013-10-14
.
-
^
“Kota Kembar Makassar-Constantia”. Ali Mochtar Ngabalin. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-15. Diakses tanggal
2010-01-25
.
Bacaan Lanjutan
[sunting
|
sunting sumber]
-
Poelinggomang, Edward L. (2002).
Makassar Abad XIX: Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799023810. Diakses tanggal
15 Agustus
2013.
- Reid, Anthony. 1999.
Charting the shape of early modern Southeast Asia. Chiang Mai: Silkworm Books. ISBN 974-7551-06-3. hal. 100-154.
(sejarah awal Makassar) -
Muljana, Slamet (2005).
Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 9789798451355. Diakses tanggal
15 Agustus
2013.
Pranala luar
[sunting
|
sunting sumber]
-
(Indonesia)
Makassar Informasi Turis -
(Republic of indonesia)
Situs spider web resmi
-
(Indonesia)
Situs web informasi “Semua tentang Makassar” -
(Republic of indonesia)
Situs web Tanjung Bunga
Kota-kota besar di Indonesia |
||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Dki jakarta | x.562.088 |
![]() Kota Makassar |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.423.877 | ||
ii | Surabaya | Jawa Timur | ii.874.314 | viii | Batam | Kepulauan Riau | ane.196.396 | |||
iii | Medan | Sumatra Utara | 2.460.858 | ix | Bandar Lampung | Lampung | ane.166.066 | |||
iv | Bandung | Jawa Barat | two.444.160 | 10 | Pekanbaru | Riau | 983.356 | |||
5 | Semarang | Jawa Tengah | one.729.428 | 11 | Padang | Sumatra Barat | 909.040 | |||
6 | Palembang | Sumatra Selatan | 1.668.848 | 12 | Malang | Jawa Timur | 843.810 | |||
Sumber: Sensus Penduduk BPS, 2020. Catatan: Tidak termasuk Kota satelit. |
Menghitung Bahan Bangunan Untuk Rumah
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Makassar