Mencari Orang Yang Mau Bangun Rumah

Mencari Orang Yang Mau Bangun Rumah



3
menit

Ada beberapa adab menumpang dirumah orang dalam Islam yang perlu kamu perhatikan. Salah satunya hanya dianjurkan untuk menginap maksimal 3 hari.

Menumpang di rumah yang bukan milik sendiri atau orang tua memang kurang nyaman.

Kamu mungkin tak bisa bebas melakukan ragam aktivitas serta harus menjaga etika, sekalipun yang memberikan tumpangan ialah saudara dekat.

Ada beberapa hal yang membuat seseorang menumpang di rumah orang lain atau di saudara, seperti:

  • Dititipkan orang tua untuk kuliah karena rumah saudara lebih dekat ke kampus;
  • Bekerja di luar kota karena belum mempunyai
    kosan
    atau kontrakan.
  • Kejadian spontan, seperti rumah yang terkena bencana, disita, dan lain-lain.

Walau semisal kamu menumpang di rumah saudara atau teman dekat…

Namun, ada beberapa adab menumpang dirumah orang dalam Islam yang wajib kamu ketahui.

Tujuannya agar si tuan rumah merasa nyaman, kamu pun bisa betah untuk tinggal.

Diolah dari berbagai sumber, ini dia adab menumpang dirumah orang dalam Islam tersebut. Simak dengan seksama, ya!

7 Adab Menumpang Dirumah Orang dalam Islam

adab menumpang dirumah orang dalam islam

sumber: iimrohimah.com

i. Cerita Rasulullah saat Menumpan di Rumah Abu Ayyub al-Anshari

Sebagai pembuka, ada baiknya kamu mengetahui cerita Rasul ketika menumpang di rumah sahabatnya, Abu Ayyub al-Anshari, saat awal tiba di Madinah.

Pada saat itu, Rasul bahkan tinggal di lantai bawah, sementara Abu Ayyub berada di lantai atas.

Melansir laman
jalansirah.com, berikut penggalan kisah tersebut:

Abu Ayyub berkata kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku sungkan berada di atasmu sementara engkau berada di bawahku. Silahkan engkau berada di lantai atas dan kami saja yang berdiri di lantai bawah.”

Read:  Bangunan Gedung Negara Khusus Rumah Sakit

Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berkata, “Hai Abu Ayyub, tidak mengapa, biarlah kami tetap berada di lantai bawah.”

Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam tetap tinggal di lantai bawah, sementara keluarga Abu Ayyub tinggal di lantai atas.

2. Menerima Jamuan Tuan Rumah

Masih mengutip laman
jalansirah.com, saat berada di rumah Abu Ayyub, Rasul pernah dihidangkan makanan.

Rasul pun memakannya.

Dalam satu malam Abu Ayyub kembali menghidangkan makanan, kali ini diolah dengan bawang merah dan putih.

Namun, Rasul mendiamkan atau menghindarinya karena menurut laman
islam.nu.or.id, takut membuatnya bau mulut karena status Rasul sebagai penerima wahyu.

Abu Ayyub menceritakan, “Kami memasak makan malam untuk Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam kemudian kami menghidangkannya kepada beliau dan beliaupun memakannya. Namun pada suatu malam, ketika kami memasak makanan tersebut dengan bawang merah atau bawang putih, beliau diam tidak memakannya lalu mengembalikannya kepada kami. Aku segera datang kepada beliau dengan perasaan cemas. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ada apa? Apa makanannya tidak enak?” Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku tidak makan bawang. Jika kalian mau, silahkan makan makanan tersebut!” Maka kami pun memakannya dan sejak saat itu, kami tidak memasak dengan bawang merah atau putih.

three. Menginap Maksimal 3 Hari

Bila konteksnya hanya menumpang untuk bertamu, ada hadis yang menyebut kamu boleh menginap maksimal tiga hari.

Hadis tersebut berbunyi:

Dari Abu Suraih Al Ka’bi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal (bermalam) hingga (ahli allurement) mengeluarkannya.”
(Hr Bukhari dan Muslim)

Read:  Biaya Bangun Rumah Luas 100 Meter

Mengutip laman
muhammadiyah.or.id, bila melebihi tiga hari, bisa membuat si tuan rumah berdosa.

“Rasulullah SAW bersabda: “Bertamu itu selama tiga hari, dan pelayanannya selama siang atau malam hari. Tidak halal bagi seorang muslim bermukim di rumah saudaranya sampai saudaranya berdosa karenanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana dia bisa berdosa?” beliau menjawab: “Dia bermukim di rumah saudaranya hingga saudaranya tidak punya apa-apa lagi untuk menjamunya.”
(HR Muslim)

four. Mengerjakan Tugas Rumah

Terlepas hadis di atas, adab menumpang dirumah orang dalam Islam yang harus kamu taati selanjutnya ialah mengerjakan tugas rumah.

Minimal kamu membantu membersihkan kamar sendiri atau surface area rumah lainnya.

five. Hindari Bangun Lebih Siang dari Pemilik Rumah

Lalu, jangan sampai kamu sering bangun lebih siang dari pemilik rumah.

Hindari mempunyai kesan malas-malasan, walau menumpang di rumah saudara.

seven. Jangan Membawa Teman Sembarangan ke Rumah

Penghuni rumah bisa terganggu jika kamu sering membawa teman sembarangan ke rumah.

Apalagi bila teman-temanmu sering membuat bising, sehingga membuat penguni terganggu.

***

Itulah beberapa adab menumpang dirumah orang dalam Islam.

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Baca artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Temukan rekomendasi hunian terbaik hanya di world wide web.99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Contohnya seperti Grahawangi City View, hunian nyaman yang dekat dengan Kota Bandung.

Cek sekarang juga!

Mencari Orang Yang Mau Bangun Rumah

Source: https://www.99.co/blog/indonesia/adab-menumpang-dirumah-orang-dalam-islam/

You May Also Like