Membangun Rumah Di Bantaran Sungai Mengakibatkan

Membangun Rumah Di Bantaran Sungai Mengakibatkan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi meminta warga di Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan mau direlokasi. Pasalnya, warga di sana selalu menjadi korban banjir setiap kali turun hujan deras.

“Saya imbau warga mau direlokasi,” kata Edy Rahmayadi saat meninjau warga di Gang Merdeka, Sei Mati yang terkena banjir, Sabtu (19/11). Dimana banjir di Kota Medan ini, menyebabkan ribuan rumah warga terendam banjir tersebar di 11 Kecamatan di Kota Medan.


Gubernur menyatakan, menyelesaikan masalah banjir Medan membutuhkan penanganan yang komprehensip dan proses waktu yang panjang. Sebab banyak masalah yang dibenahi. “Banjir di Medan sudah sering terjadi, apalagi bila turun hujan yang deras dengan durasi waktu yang lama,” ujar Edy.

Mantan Pangkostrad itu mengatakan, sungai dan drainase di Kota Medan harus terus dibenahani, mengingat kondisi curah hujan dan sungai, maupun drainase yang dipenuhi sendimen dan perlu dilakukan pengerukan secara rutin dan berkala. “Drainase di Medan banyak yang tumpat mengakibatkan daya tampung air menurun,” ungkapnya.

Edy juga menjelaskan, Pemprov Sumut bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera II akan merevitalisasi Sungai Badera. Itu sebagai upaya untuk mengatasi persoalan banjir.

Pada kesempatan itu, Gubsu juga meminta bantuan Dansat Brimob Polda Sumut untuk mendirikan posko siaga dan dapur umum di sekitar wilayah Sei Mati, agar warga tidak ada yang kelaparan. Untuk mengantisipasi banjir susulan, Edy mengimbau warga melalui Kepling dan lurah untuk mengaktifkan Pos Siskamling. Warga di bantaran sungai agar tetap siaga dan petugas BPBD dan aparat keamanan untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, serta kerawanan keamanan.

Dari peninjauan lokasi banjir itu, Edy menyapa warga di lokasi banjir. Termasuk seorang warga yang sedang asyik memancing di Sungai Deli. “Udah Dapat ikan duyung?” sapa Edy.

Di lokasi banjir tersebut, terlihat orang nomor satu di Sumut itu, berdiskusi dengan warga. Edy juga tampak memborong dagangan warga yang berjualan somay dan roti untuk dibagikan kepada warga sekitar. “Sembari memberikan dukungan moril kepada masyarakat. Saya juga pengen makan bersama dengan masyarakat di sini,” imbuhnya.

Edy optimis penanganan dan mengatasi dampak banjir dapat dilakukan secara bersama-sama dengan pihak terkait, dengan melakukan langkah-langkah secara berskala dan tepat Kedepannya. “Insya Allah, permasalahan ini akan saya tindaklanjuti agar ke depan. Kita dapatkan solusi untuk mengatasi persoalan banjir ini, tidak hanya di Medan, tapi juga di daerah-daerah lainnya,” ucap Edy.

Bobby Gercep, Warga Dievakuasi

Wali Kota Medan, Bobby Nasution turun langsung guna melihat kondisi banjir dan warga yang terdampak, yakni di Jalan Perjuangan, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat (18/11) tengah malam hingga Sabtu (nineteen/11) dini hari. Kepada wartawan, Bobby menjelaskan, semua pemukiman yang berdekatan dengan sungai dipastikan terkena banjir. “Selain itu banjir juga menerpa banyak jalan protokol karena drainase yang ada penuh dan tertahan di hilir yang hendak menuju ke sungai. Akibatnya air pun menggenangi jalan protokol,” ucap Bobby.

Terkait banjir yang terjadi di Jalan Perjuangan, Bobby menjelaskan bahwa penyebabnya karena kondisi drainase dan sungai yang dipenuhi air. Tingginya debit air tidak mampu ditampung oleh drainase dan sungai. “Maka begitu air sungai turun, banjir pun ikut turun. Jadi jangan bilang wali kota menyalahkan sungai. Yang pasti penyebab banjir ada dua, yakni drainase dan sungai,” ujarnya.

Mengatasi persoalan sungai ini, Bobby Nasution mengatakan, Pemko Medan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Sumut dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II selaku pihak yang berwenang dalam penanganan sungai agar melakukan normalisasi. “Kami mendorong untuk dilakukannya normalisasi sungai. Dengan demikian jika di gunung hujan, maka ketinggian air tidak seperti ini lagi. Artinya jika ketinggian air sungai dapat kita kontrol dengan baik, otomatis aliran drainase bisa lebih cepat,” katanya.

Diterangkan Bobby, mengingat jumlah sungai yang melintasi Kota Medan cukup banyak, maka normalisasi yang dilakukan akan bertahap. Sebagai salah satu upaya lainnya dalam mengatasi terjadinya banjir, Pemko Medan juga mengusulkan pembuatan kolam-kolam retensi. “Makanya tahun ini kita mulai pembebasan lahannya dan tahun depan pembangunan fisiknya,” terangnya.

Read:  Pembuatan Software Aplikasi Untuk Membuat Program Bangunan Rumah

Ia pun menjelaskan, kolam retensi ini berfungsi untuk menampung sementara air dari drainase sebelum disalurkan ke sungai. “Setelah kolam retensi penuh, barulah air kita alirkan ke sungai. Artinya, melalui kolam retensi ini kita ingin mempercepat aliran air dari drainase ke sungai,” jelasnya.

Adapun kolam retensi yang telah disepakati untuk dibangun, yakni di Kecamatan Medan Selayang, tepatnya di depan Universitas Sumatera Utara (USU) dan di kawasan Martubung. “Rektor USU kemarin sudah menyampaikan akan memberikan tanahnya di depan Biro Rektor. Kita akan membangun kolam retensi di situ,” terangnya.

Seperti diketahui, selain melihat air yang masih menggenangi jalan dan rumah warga, Bobby juga tampak menemui belasan warga yang mengungsi di Masjid Al Huda setelah rumahnya terendam. Ia mengaku ingin memastikan bahwa kondisi warga benar-benar aman dan dapat terlayani dengan baik.

Begitu bertemu dengan warga yang umumnya didominasi ibu rumah tangga dan anak-anak, Bobby tampa menanyakan kondisi warga. Warga pun mengaku tidak ada masalah, hanya saja warga yang mengungsi mengaku sangat mencemaskan kondisi rumah mereka yang terpaksa ditinggalkan demi keselamatan.

Bobby meminta warga tidak perlu cemas, sebab jajaran kepala lingkungan dan kelurahan pasti melakukan pengamanan. Kemudian, Bobby mendatangi seorang nenek yang tengah terbaring di lantai masjid beralaskan kain. Nenek yang telah berusia lanjut itu tidak bisa berjalan sehingga harus digendong dari rumahnya yang kebanjiran.

Begitu mengetahui ada warga yang belum makan karena harus meninggalkan rumah, Bobby Nasution langsung minta kepada BPBD untuk segera memberi makan warga. Setelah itu, Bobby juga langsung memberikan sejumlah instruksi kepada Kepala BPBD Kota Medan, Thou Husni, Kadis Sosial Khoiruddin Rangkuti dan Camat Medan Sunggal T Chairunisa guna membantu warga yang menjadi korban banjir.

Sementara, Kepala BPBD Kota Medan HM Husni yang ditemui di lokasi banjir menjelaskan, banjir terjadi dipicu cuaca ekstrim dan tingginya intensitas hujan di hulu sungai yang bermuara ke Kota Medan. Kondisi itu pun menyebabkan kawasan yang dilintasi sungai menjadi banjir. “Ada beberapa titik yang menjadi konsentrasi evakuasi, yakni Jalan Perjuangan, Kelurahan Hamdan, Aur dan Badur serta Perumahan Bumi Asri. Saat ini tim kita tengah melakukan evaluasi,” jelas Husni.

Selanjutnya, Husni menjelaskan, warga yang dievakuasi di Jalan Perjuangan ditempatkan di Masjid Al Huda Lingkungan Xiii. Saat itu, ada 31 warga yang ditampung di masjid tersebut dengan perincian bayi 2 orang, anak-anak vii orang, dewasa laki-laki 4 orang dan dewasa perempuan eighteen orang.

iii Pasar Terendam, Aktivitas Pedagang Lumpuh

Kondisi banjir yang menggenangi tiga pasar di Kota Medan, yakni Pasar Palapa, Pasar Titi Papan, dan Pasar Medan Labuhan berangsur surut, Minggu (twenty/11) siang. Seperti diketahui, ketiga pasar tersebut turut dilanda banjir dengan ketinggian hingga pinggang orang dewasa pada persitiwa banjir yang terjadi di Kota Medan, Jumat (18/11) malam.

“Alhamdulillah dari pantauan kita, sampai sore ini kondisi banjir di pasar-pasar itu sudah surut,” kata Dirut PUD Pasar, Suwarno SE kepada Sumut Pos, Minggu (20/11/2022) sore.

Sementara pada Minggu pagi, kata Suwarno, banjir belum sepenuhnya surut. Sehingga, cukup banyak pedagang yang memilih tidak berjualan terlebih dahulu. “Tadi pagi (Minggu pagi) sebagian sudah jualan, tapi memang belum bisa semuanya karena tadi pagi belum sepenuhnya surut. Alhamdulillah sore ini sudah surut semua, mudah-mudahan besok pagi sudah jualan lagi,” ujarnya.

Sebelumnya, Dirut PUD Pasar Suwarno, didampingi Kacab Iii Mahyudin Ginting meninjau langsung Pasar Titi Papan di Jalan KL Yos Sudarso, Sabtu (19/11) pagi. Suwarno menemui pedagang yang sedang menyelamatkan barang-barang dagangannya. “Silakan dinaikkan ke kantor saja barang-barang yang masih bisa diselamatkan bapak ibu ,” kata Suwarno. (gus/map/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi meminta warga di Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan mau direlokasi. Pasalnya, warga di sana selalu menjadi korban banjir setiap kali turun hujan deras.

Read:  Luas Tanah Untuk Bangun Rumah Minimalis

“Saya imbau warga mau direlokasi,” kata Edy Rahmayadi saat meninjau warga di Gang Merdeka, Sei Mati yang terkena banjir, Sabtu (nineteen/11). Dimana banjir di Kota Medan ini, menyebabkan ribuan rumah warga terendam banjir tersebar di 11 Kecamatan di Kota Medan.


Gubernur menyatakan, menyelesaikan masalah banjir Medan membutuhkan penanganan yang komprehensip dan proses waktu yang panjang. Sebab banyak masalah yang dibenahi. “Banjir di Medan sudah sering terjadi, apalagi bila turun hujan yang deras dengan durasi waktu yang lama,” ujar Edy.

Mantan Pangkostrad itu mengatakan, sungai dan drainase di Kota Medan harus terus dibenahani, mengingat kondisi curah hujan dan sungai, maupun drainase yang dipenuhi sendimen dan perlu dilakukan pengerukan secara rutin dan berkala. “Drainase di Medan banyak yang tumpat mengakibatkan daya tampung air menurun,” ungkapnya.

Edy juga menjelaskan, Pemprov Sumut bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera 2 akan merevitalisasi Sungai Badera. Itu sebagai upaya untuk mengatasi persoalan banjir.

Pada kesempatan itu, Gubsu juga meminta bantuan Dansat Brimob Polda Sumut untuk mendirikan posko siaga dan dapur umum di sekitar wilayah Sei Mati, agar warga tidak ada yang kelaparan. Untuk mengantisipasi banjir susulan, Edy mengimbau warga melalui Kepling dan lurah untuk mengaktifkan Pos Siskamling. Warga di bantaran sungai agar tetap siaga dan petugas BPBD dan aparat keamanan untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, serta kerawanan keamanan.

Dari peninjauan lokasi banjir itu, Edy menyapa warga di lokasi banjir. Termasuk seorang warga yang sedang asyik memancing di Sungai Deli. “Udah Dapat ikan duyung?” sapa Edy.

Di lokasi banjir tersebut, terlihat orang nomor satu di Sumut itu, berdiskusi dengan warga. Edy juga tampak memborong dagangan warga yang berjualan somay dan roti untuk dibagikan kepada warga sekitar. “Sembari memberikan dukungan moril kepada masyarakat. Saya juga pengen makan bersama dengan masyarakat di sini,” imbuhnya.

Edy optimis penanganan dan mengatasi dampak banjir dapat dilakukan secara bersama-sama dengan pihak terkait, dengan melakukan langkah-langkah secara berskala dan tepat Kedepannya. “Insya Allah, permasalahan ini akan saya tindaklanjuti agar ke depan. Kita dapatkan solusi untuk mengatasi persoalan banjir ini, tidak hanya di Medan, tapi juga di daerah-daerah lainnya,” ucap Edy.

Bobby Gercep, Warga Dievakuasi

Wali Kota Medan, Bobby Nasution turun langsung guna melihat kondisi banjir dan warga yang terdampak, yakni di Jalan Perjuangan, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat (18/11) tengah malam hingga Sabtu (19/11) dini hari. Kepada wartawan, Bobby menjelaskan, semua pemukiman yang berdekatan dengan sungai dipastikan terkena banjir. “Selain itu banjir juga menerpa banyak jalan protokol karena drainase yang ada penuh dan tertahan di hilir yang hendak menuju ke sungai. Akibatnya air pun menggenangi jalan protokol,” ucap Bobby.

Terkait banjir yang terjadi di Jalan Perjuangan, Bobby menjelaskan bahwa penyebabnya karena kondisi drainase dan sungai yang dipenuhi air. Tingginya debit air tidak mampu ditampung oleh drainase dan sungai. “Maka begitu air sungai turun, banjir pun ikut turun. Jadi jangan bilang wali kota menyalahkan sungai. Yang pasti penyebab banjir ada dua, yakni drainase dan sungai,” ujarnya.

Mengatasi persoalan sungai ini, Bobby Nasution mengatakan, Pemko Medan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Sumut dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Ii selaku pihak yang berwenang dalam penanganan sungai agar melakukan normalisasi. “Kami mendorong untuk dilakukannya normalisasi sungai. Dengan demikian jika di gunung hujan, maka ketinggian air tidak seperti ini lagi. Artinya jika ketinggian air sungai dapat kita kontrol dengan baik, otomatis aliran drainase bisa lebih cepat,” katanya.

Diterangkan Bobby, mengingat jumlah sungai yang melintasi Kota Medan cukup banyak, maka normalisasi yang dilakukan akan bertahap. Sebagai salah satu upaya lainnya dalam mengatasi terjadinya banjir, Pemko Medan juga mengusulkan pembuatan kolam-kolam retensi. “Makanya tahun ini kita mulai pembebasan lahannya dan tahun depan pembangunan fisiknya,” terangnya.

Read:  Membangun Rumah Lantai 2 Tanpa Pondasi

Ia pun menjelaskan, kolam retensi ini berfungsi untuk menampung sementara air dari drainase sebelum disalurkan ke sungai. “Setelah kolam retensi penuh, barulah air kita alirkan ke sungai. Artinya, melalui kolam retensi ini kita ingin mempercepat aliran air dari drainase ke sungai,” jelasnya.

Adapun kolam retensi yang telah disepakati untuk dibangun, yakni di Kecamatan Medan Selayang, tepatnya di depan Universitas Sumatera Utara (USU) dan di kawasan Martubung. “Rektor USU kemarin sudah menyampaikan akan memberikan tanahnya di depan Biro Rektor. Kita akan membangun kolam retensi di situ,” terangnya.

Seperti diketahui, selain melihat air yang masih menggenangi jalan dan rumah warga, Bobby juga tampak menemui belasan warga yang mengungsi di Masjid Al Huda setelah rumahnya terendam. Ia mengaku ingin memastikan bahwa kondisi warga benar-benar aman dan dapat terlayani dengan baik.

Begitu bertemu dengan warga yang umumnya didominasi ibu rumah tangga dan anak-anak, Bobby tampa menanyakan kondisi warga. Warga pun mengaku tidak ada masalah, hanya saja warga yang mengungsi mengaku sangat mencemaskan kondisi rumah mereka yang terpaksa ditinggalkan demi keselamatan.

Bobby meminta warga tidak perlu cemas, sebab jajaran kepala lingkungan dan kelurahan pasti melakukan pengamanan. Kemudian, Bobby mendatangi seorang nenek yang tengah terbaring di lantai masjid beralaskan kain. Nenek yang telah berusia lanjut itu tidak bisa berjalan sehingga harus digendong dari rumahnya yang kebanjiran.

Begitu mengetahui ada warga yang belum makan karena harus meninggalkan rumah, Bobby Nasution langsung minta kepada BPBD untuk segera memberi makan warga. Setelah itu, Bobby juga langsung memberikan sejumlah instruksi kepada Kepala BPBD Kota Medan, Thousand Husni, Kadis Sosial Khoiruddin Rangkuti dan Camat Medan Sunggal T Chairunisa guna membantu warga yang menjadi korban banjir.

Sementara, Kepala BPBD Kota Medan HM Husni yang ditemui di lokasi banjir menjelaskan, banjir terjadi dipicu cuaca ekstrim dan tingginya intensitas hujan di hulu sungai yang bermuara ke Kota Medan. Kondisi itu pun menyebabkan kawasan yang dilintasi sungai menjadi banjir. “Ada beberapa titik yang menjadi konsentrasi evakuasi, yakni Jalan Perjuangan, Kelurahan Hamdan, Aur dan Badur serta Perumahan Bumi Asri. Saat ini tim kita tengah melakukan evaluasi,” jelas Husni.

Selanjutnya, Husni menjelaskan, warga yang dievakuasi di Jalan Perjuangan ditempatkan di Masjid Al Huda Lingkungan XIII. Saat itu, ada 31 warga yang ditampung di masjid tersebut dengan perincian bayi two orang, anak-anak seven orang, dewasa laki-laki 4 orang dan dewasa perempuan eighteen orang.

3 Pasar Terendam, Aktivitas Pedagang Lumpuh

Kondisi banjir yang menggenangi tiga pasar di Kota Medan, yakni Pasar Palapa, Pasar Titi Papan, dan Pasar Medan Labuhan berangsur surut, Minggu (20/11) siang. Seperti diketahui, ketiga pasar tersebut turut dilanda banjir dengan ketinggian hingga pinggang orang dewasa pada persitiwa banjir yang terjadi di Kota Medan, Jumat (18/eleven) malam.

“Alhamdulillah dari pantauan kita, sampai sore ini kondisi banjir di pasar-pasar itu sudah surut,” kata Dirut PUD Pasar, Suwarno SE kepada Sumut Pos, Minggu (20/11/2022) sore.

Sementara pada Minggu pagi, kata Suwarno, banjir belum sepenuhnya surut. Sehingga, cukup banyak pedagang yang memilih tidak berjualan terlebih dahulu. “Tadi pagi (Minggu pagi) sebagian sudah jualan, tapi memang belum bisa semuanya karena tadi pagi belum sepenuhnya surut. Alhamdulillah sore ini sudah surut semua, mudah-mudahan besok pagi sudah jualan lagi,” ujarnya.

Sebelumnya, Dirut PUD Pasar Suwarno, didampingi Kacab III Mahyudin Ginting meninjau langsung Pasar Titi Papan di Jalan KL Yos Sudarso, Sabtu (19/11) pagi. Suwarno menemui pedagang yang sedang menyelamatkan barang-barang dagangannya. “Silakan dinaikkan ke kantor saja barang-barang yang masih bisa diselamatkan bapak ibu ,” kata Suwarno. (gus/map/adz)

Membangun Rumah Di Bantaran Sungai Mengakibatkan

Source: https://sumutpos.jawapos.com/metropolis/21/11/2022/masyarakat-di-bantaran-sungai-tetap-siaga-gubsu-minta-warga-mau-direlokasi/

You May Also Like