Membangun Rumah Bersamamu Romo Alexander
![]() |
YOGYAKARTA
– Karya arsitektur Romo YB Mangunwijaya sangat banyak antara lain: Gua Maria Sendangsono, Wisma Salam, Gereja Maria Assumpta dan Rumah Kuwera. Dan kali ini kami berkesempatan untuk mengunjungi salah satu warisan Beliau, yaitu Rumah Kuwera.
Disebut Rumah Kuwera karena lokasinya berada di Gang Kuwera tepatnya Jl. Gejayan-Affandi, Gang Kuwera Mrican, No 14 Sleman, Santren, Catur Tunggal Yogyakarta. Setibanya di lokasi, kami disambut oleh Romo Mulyatno & Romo Edy, Dan kami berkesempatan untuk berkeliling di Rumah Kuwera.
Rumah Kuwera mulai di bangun pada tahun 1973, dengan luas lahan 901 m2. Rumah Kuwera memiliki beberapa ruang : 3 R. Tamu, 2 R Kerja, Kapel kecil/R. Doa, Perpustakaan, 6 Kamar Tidur, vii Toilet, 2 Dapur, 2 Ruang berkumpul & beberapa Gudang. Ternyata ada three ruang bawah tanah. Dimana Ruang bawah tanah dulunya berfungsi tempat kerja Romo Mangun untuk menggambar/mencari inspirasi, dan sekarang ruang tersebut sudah tidak terpakai lagi.
![]() |
ruangan yang ada di Rumah Kuwera. Tiap ruangannya memiliki keunikan tersendiri. |
Dalam rumah ini banyak sekali ruangan yang menampakan ciri khas. Saat masuk ke rumah tersebut, kami dihadapkan pada seni arsitektur yang luar biasa. Menurut cerita Romo, semua bahan yang digunakan memakai bahan yang tersedia oleh alam dan kreasi dari para tukang pada waktu itu.
Dari luar Rumah Kuwera memilik atap dengan kemiringan yang tajam, untuk atap memakai bahan asbes yang ditata segitiga. Ketika kami memasuki ruang demi ruang, sangat terasa suasana alam yang sejuk, padahal saat itu cuaca Kota Yogya sedang terik.
Hampir semua lantai memakai lantai dari papan yang ditata, bahkan ada beberapa lantai dari bambu yang disusun memanjang (lantai keramik hanya dijumpai pada toilet, dapur, ruang makan & ruang tamu). Kami melihat dinding pada beberapa ruang memakai bahan dasar bambu yang ditata (seperti dianyam). Bambu itu sudah dari awal pembangunan dalam arti belum pernah diganti (tua sekali ya). Ada juga pemakaian dinding roster, beton cetak yang tentunya tidak ada di toko bangunan karena roster tersebut dicetak sendiri menurut kreasi para tukang. Finishing dinding dengan plesteran yang bermotif juga dijumpai pada beberapa ruangan. Kami ditunjukan ada 1 lokasi yang baru selesai direnovasi, dan hasilnya menyerupai ruangan yang sudah ada sebelumnya. Kami melihat ada dinding dengan plesteran yang dimotif dan dikombinasikan dengan lantai dengan pecahan keramik yang juga bermotif. Kata Romo sih memanfaatkan keramik yang sudah ada dan tidak perlu membeli lagi. Bahkan untuk cloth jendela pun sangat unik dan belum pernah kami temui sebelumnya. Dari bekas tatakan kursi yang sudah tidak di pakai bisa disatukan dan jadi jendela. Unik dan kreatif.
![]() |
Penggunaan material dari bahan yang berasal dari alam & beberapa sentuhan ide kreasi membuat bangunan tampak unik dan lain dari pada yang lain. |
Selama berada di Rumah Kuwera kami merasakan angin berhembus sangat kencang karena pasti ada angin-angin di atas, jadi walaupun udara panas tetap terasa sejuk. Walaupun ada kelemahan yaitu debu banyak yang masuk ke dalam rumah dan harus sering dibersihkan. Kami berkeliling hampir 2 jam dan untuk konsep ruang sangat bagus dan rumit karena setiap ruang ternyata terhubung satu dengan yang lain. Mungkin kalau ditinggal di salah satu ruang akan bingung mencari jalan keluarnya.
Setelah kami berkeliling dan melihat arsitektur Rumah Kuwera, kami banyak mendapatkan ide untuk konsep ruang serta bahan cloth untuk finishing suatu bangunan. Mendesign suatu bangunan yang asri dan nyaman tidak perlu memakai cloth yang mahal. Karena ternyata dari material yang tersedia alam ataupun kreasi sendiri dapat menghasilkan sesuatu yang unik dan indah.
/vin
Membangun Rumah Bersamamu Romo Alexander
Source: http://www.pesonanusantaramedia.com/2019/01/rumah-kuwera-karya-unik-romo-mangun.html