Korupsi E Ktp Bangun Rumah Murah

Korupsi E Ktp Bangun Rumah Murah

Dokumen pengadilan Minnesota, AS menguak hari-hari terakhir dramatis Johannes Marliem, saksi kunci dugaan korupsi e-KTP yang memiliki dua kewarganegaraan.
Dokumen pengadilan AS menguak hari-hari terakhir dramatis Johannes Marliem, saksi kunci dugaan korupsi e-KTP yang memiliki dua kewarganegaraan. (Foto: Screenshoot via Twitter/@johannesmarliem)

Jakarta, CNN Republic of indonesia
— Tinggal di pinggir Danau Minnetonka, AS, Johannes Marliem adalah seorang eksekutif tingkat global yang murah hati.

Pada 2014 dia menyumbang dana sebesar United states of america$66 ribu (sekitar Rp 888 juta) ke organisasi nirlaba bernama Como Friends. Dia juga penyumbang dana terbesar dari negara bagian Minnesota untuk pelantikan masa jabatan kedua Presiden
Barack Hussein Obama.

Akan tetapi pihak berwenang negara federal Amerika Serikat mengatakan Marliem memberi sumbangan besar secara diam-diam dan langkah ini membuatnya dicurigai sebagai pemain penting dalam kasus penyogokan yang diduga melibatkan politikus tingkat tinggi di Republic of indonesia.

ADVERTISEMENT

Roll TO RESUME CONTENT

Seperti dilaporkan situs
Star Tribune, pada pertengahan tahun ini, Marliem tampaknya hampir mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dengan penyidik Indonesia sebelum tiba-tiba menarik diri. Pengunduran diri ini diduga setelah dibujuk secara misterius semalam sebelum mencapai kesepakatan itu.

Sejumlah agen Badan Investigasi Federal (FBI) dari Minneapolis bertemu dengan Marliem pada Agustus 2017, tapi 24 jam kemudian dia bunuh diri setelah sempat terjadi pengepungan di West Hollywood, California.

Kematian Marliem menghilangkan kemungkinan dia didakwa di Amerika Serikat. Penegak hukum Minnesota minggu ini bergerak untuk menyita aset yang diduga terkait dengan dana sebesar US$12 juta (Rp161 miliar) yang didapat dari dugaan korupsi e-KTP.

Dokumen pengadilan kasus ini juga menguak hari-hari terakhir dramatis Marliem yang memiliki dua kewarganegaraan ini.

Penyelidikan KPK

Dokumen pengadilan tersebut menyebutkan bahwa Johannes Marliem tengah diselidiki oleh KPK terkait perannya untuk memenangkan kontrak e-KTP di Indonesia.

Marliem saat itu adalah konsultan PT BiomorfLone Indonesia yang bekerja sama dengan satu perusahaan Republic of indonesia untuk mendapatkan kontrak bernilai United states of america$400 juta (Rp v,3 triliun) itu.

Pernyataan tertulis dari Agen Khusus FBI Jonathan Holden menyebutkan bahwa Marliem berulang kali menyalurkan dana tunai enam digit ke para pejabat Indonesia baik langsung ataupun melalui perantara.

Holden menulis bahwa Marliem pernah membeli jam senilai US$135 ribu (Rp1,8 miliar) dari butik di Beverly Hills yang kemudian diserahkan kepada anggota DPR, yang kini juga tengah dibidik oleh KPK.

FBI mempelajari catatan rekening depository financial institution yang menyebut bahwa dana sebesar US$xiii juta (Rp175 miliar) dari pembayaran kontrak eastward-KTP ditransfer ke rekening pribadi Marliem antara Juli 2011 dan Maret 2014.

Agen FBI Holden menulis bahwa dana itu dibelikan rumah di tepi danau di Minnesotta, mobil Bugatti senilai U.s.a.$2,half dozen juta (Rp35 miliar), sejumlah jam bernilai total US$one,half dozen juta (Rp21,five miliar) dan US$800 ribu (Rp10,vii miliar) untuk “menyewa jet pribadi”.

Pihak berwenang kini mencoba menyita dua tas Hermes bernilai total United states$600 ribu (Rp8 miliar) karena menduga dibeli dengan dana hitam.

Mencari Perlindungan

Pada Februari 2017, KPK mendakwa dua bekas pejabat Kementerian Dalam Negeri terkait kasus dugaan korupsi yang terjadi pada 2009 hingga 2015.

Nama Marliem disebut dalam surat dakwaan itu sebagai satu dari sejumlah orang yang diperkaya oleh terdakwa dan sebagai pihak yang menyerahkan suap kepada mereka.

Setelah 18 bulan berunding, Marliem akhirnya sepakat bertemu dengan para penyidik KPK di Singapura pada awal tahun ini.

Pada awalnya, dia tampak bersikap tidak mau bekerja sama, dan bahkan membawa “tiga warga AS berkulit putih” yang mengaku pejabat Departemen Luar Negeri AS. Namun, akhirnya Marliem menceritakan pertemuan dengan Ketua DPR Setya Novanto pada 2011, dan membagi rekaman pembicaran yang merinci perundingan terkait suap proyek eastward-KTP.

Read:  Membangun Rumah 2 Lantai Dari Pu

Menurut penyidik FBI Holden, Marliem dan KPK sudah hampir mencapai kesepakatan yang akan membebaskan dia dari dakwaan sebagai imbalan atas penyataan tertulis dan bukti seperti rekaman dan catatan transfer dana lewat banking company.

Namun, sehari setelah itu Marliem mengatakan kepada para penyidik KPK bahwa dia tidak akan melanjutkan kesepakatan tersebut.

“Ketika ditanya alasan dia berubah pikiran, Marliem mengatakan kepada KPK bahwa dia telah berbicara dengan seseorang di Indonesia…yang memperingatkannya untuk tidak menyerahkan informasi yang telah disepakati itu hingga dia mendapat jaminan lebih lanjut dari KPK,” tulis Holden.

Sebulan kemudian, Holden dan sejumlah agen FBI lain menggeledah rumah sewaan Marliem di West Hollywood.

Ketika para agen FBI ini kemudian bertemu dengan Marliem di satu hotel dekat bandara Los Angeles, Holden menulis bahwa Marliem memberi “pernyataan tak jelas” bahwa dia diberi tahu oleh seseorang untuk membayar US$1 juta (Rp13,4 miliar) ke perusahaan yang kalah dalam tender kontrak e-KTP.

“Ketika ditanya rinciannya dan alasan dia sepakat untuk melakukan itu, jawaban dia adalah karena itu hal biasa di Indonesia.”

Marliem juga mengaku bahwa dana sebesar US$1,9 juta (Rp25,five miliar) untuk membeli rumah di Danau Minnetonka berasal dari kontrak eastward-KTP, tulis Holden. Namun, ia mengatakan bahwa transfer uang itu sebagai “hadiah” dari ayahnya karena “dia ingin isterinya percaya bahwa itu yang terjadi.”

Penemuan senjata ilegal dalam penggeledahan rumah di W Hollywood oleh FBI membuat polisi Los Angeles menahan Marliem setelah ditanyai oleh FBI.

FBI mengajukan permintaan ke pengadilan untuk menyita aset Johannes Marliem yang diduga dibeli dengan dana korupsi e-KTPFBI mengajukan permintaan ke pengadilan untuk menyita aset Johannes Marliem yang diduga dibeli dengan dana korupsi eastward-KTP. (Screenshoot via Facebook/@Johannes Marliem)

Marliem kemudian dibebaskan dengan uang jaminan, tetapi Holden menulis kesulitan menghubungi dia sehari setelah itu. Akhirnya, tulis Holden, Marlem menjawab lewat surat elektronik dengan ancaman bunuh diri dan mengajukan “berbagai tuntutan.”

Read:  Warna Cat Yang Cocok Untuk Rumah Bangunan Di Ngawi

Hal ini berakhir dengan pengepungan rumahnya selama sembilan jam, dan saat itu isteri dan anaknya diperbolehkan keluar dari rumah. Namun, pihak berwenang kemudian menemukan Marliem meninggal akibat tembakan di kepala.

Seorang juru bicara FBI di Minneapolis menolak memberi pernyataan lanjutan terkait
penyelidikan ini ketika dihubungi pada Jumat
(29/9).

Beberapa hari setelah Marliem tewas kantor berita Reuters melaporkan, Marliem mengatakan kepada badan perlindungan saksi bahwa dia khawatir akan keselamatannya di Indonesia. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Indonesia mengatakan kepada Reuters bahwa Marliem telah ditawari perlindungan, tapi tidak menerimanya secara resmi.

Catatan pengadilan menyebut bahwa Marliem pindah ke Equally pada 2004 dengan visa pelajar dan menjadi mahasiswa di Universitas Minnesota. Tiga tahun kemudian dia menikah dengan perempuan warga Every bit dan menjadi warga Equally pada 2014.

Dokumen pengadilan menyebut bahwa pihak berwenang telah meninggalkan pesan untuk mendapat pernyataan dari isteri Marliem yang kini telah kembali ke Minnesota setelah suaminya tewas.

Marliem menjadi pusat perhatian pada 2013 saat berusia 28 tahun setelah muncul informasi bahwa dia adalah penyumbang dana sebesar United states of america$225 ribu untuk acara pelantikan masa jabatan kedua Obama. Ini adalah sumbangan terbesar dari negara bagian Minnesota.

Marliem, yang juga memiliki Marliem Marketing Group di Minneapolis, sebelumnya mengaku bersalah dalam kasus penipuan di Hannepin Canton pada 2009 dan mengatakan kepada Star Tribune bahwa kasus kriminal ini terjadi akibat pengambilan dana berlebih di dua rekening bank ketika dia sedang mengunjungi Indonesia.

Johannes Marliem mengatakan pengakuannya dalam kasus ini untuk menghindari dakwaan kejahatan yang lebih besar tingkatannya yang memiliki ancaman hukuman deportasi.





Korupsi E Ktp Bangun Rumah Murah

Source: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20171001162924-134-245400/di-balik-misteri-tewasnya-saksi-kunci-e-ktp-johannes-marliem

You May Also Like