Kau Lebih Suka Membangun Rumah Merampas Tanah

Kau Lebih Suka Membangun Rumah Merampas Tanah

Aksi Pemakaman KPK, Puisi Bunga dan Tembok Widji Thukul Menggema

Musisi Cholil Mahmud bernyanyi saat Wadah Pegawai KPK bersama Koalisi Masyarakat Anti Korupsi melakukan aksi renungan dan malam di gedung KPK, Djakarta, Selasa, 17 September 2019. TEMPO/Imam Sukamto


TEMPO.CO,
Djakarta
– Aktivis antikorupsi berkumpul di Gedung KPK Selasa malam, 17 September 2019. Mereka menggelar aksi bertajuk Pemakaman KPK pasca DPR mengesahkan revisi UU KPK.

Puisi Widji Thukul berjudul Bunga dan Tembok ikut dilantunkan dalam sebuah musikalisasi puisi oleh Cholil Machmud, vokalis band Efek Rumah Kaca.

Seumpama bunga, kami adalah yang tak kau hendaki tumbuh. Seumpama bunga, kami adalah yang tak kau hendaki adanya.

Seumpama bunga, kami adalah yang tak kau hendaki tumbuh. Seumpama bunga, kamilah yang rontok di bumi kami sendiri. Kau lebih suka membangun rumah, merampas tanah. Kau lebih suka, membangun jalan raya, membangun pagar besi.

Jika kami bunga, engkaulah tembok itu. Telah kami sebar biji-biji di tubuhmu. Suatu saat kami kan tumbuh bersama. Dengan keyakinan, kau harus hancur!

Sejumlah pegawai KPK, penggiat anti-korupsi, dan mahasiswa Universitas Indonesia pun terlihat menundukkan kepala dan menangis. Aksi dilanjutkan dengan melakukan tabur bunga di replika nisan bertuliskan “RIP KPK 2002-2019” sambil menyanyikan lagu Ibu Pertiwi dan Gugur Bunga.

Ada pula aksi penembakan laser merah ke logo KPK sebelah selatan gedung Merah Putih. Aksi itu menjadi simbol bahwa lembaga anti-rasuah itu telah menjadi target para koruptor kelas kakap untuk dilemahkan wewenangnya.

Read:  Tahapan Pembersian Rumah Setelah Dibangun

Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati dalam orasinya mengatakan Pemakaman KPK digelar sebagai simbolisasi dimatikannya lembaga anti-rasuah itu oleh Presiden Joko Widodo.

“Simbolisasi ini dibuat karena seharusnya DPR dan Presiden mengutamakan pemberantasan korupsi di atas segala-galanya,” kata Asfinawati.






Rekomendasi Berita

Abraham Samad Sebut Banyak Salah Kelola Pertambangan di Republic of indonesia

v jam lalu


Abraham Samad Sebut Banyak Salah Kelola Pertambangan di Indonesia

Abraham Samad berkata carut-marutnya tata kelola pertambangan di Indonesia disebabkan beberapa hal seperti perizinan dan kontrak karya tambang.

KPK Periksa Kuasa Hukum dan Sopir Lukas Enembe

13 jam lalu


KPK Periksa Kuasa Hukum dan Sopir Lukas Enembe

KPK terus menelusuri kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.

Terdakwa Mardani Maming Disebut Terima Fee Rp 10 Ribu per Metrik Ton

16 jam lalu


Terdakwa Mardani Maming Disebut Terima Fee Rp 10 Ribu per Metrik Ton

Eks Bupati Tanah Bumbu Mardani Maming disebut menerima fee Rp ten ribu per metrik ton batu bara dari PT ATU.

Suap Rektor Unila, Wakil Rektor Sebut Uang Titipan Rp 100 Juta Digunakan untuk Muktamar NU

ane hari lalu


Suap Rektor Unila, Wakil Rektor Sebut Uang Titipan Rp 100 Juta Digunakan untuk Muktamar NU

Read:  Jasa Bangun Rumah Murah Kesamben Blitar

Uang sebesar Rp 100 juta dari titipan orang tua yang ingin anaknya masuk Unila dipakai untuk kegiatan Muktamar NU ke-34.

KPK Periksa Saksi untuk Dalami Transaksi Valas Lukas Enembe

i hari lalu


KPK Periksa Saksi untuk Dalami Transaksi Valas Lukas Enembe

KPK kembali memeriksa sejumlah saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menyeret Gubernur Papua, Lukas Enembe.

Nurul Ghufron Gugat UU KPK soal Batasan Usia, Pengamat Nilai Kurang Etis

1 hari lalu


Nurul Ghufron Gugat UU KPK soal Batasan Usia, Pengamat Nilai Kurang Etis

Praktisi hukum menilai pengajuan judicial review oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas pasal di UU KPK kurang etis

Setelah Jalani Operasi Mata Kanan di India, Novel Baswedan: Alhamdulillah, Berangsur Membaik

one hari lalu


Setelah Jalani Operasi Mata Kanan di India, Novel Baswedan: Alhamdulillah, Berangsur Membaik

Eks penyidik senior KPk, Novel Baswedan Oktober lalu menjalani operasi mata kanan di Republic of india. Begini kondisinya saat ini.

40 Hari Tragedi Kanjuruhan dalam Catatan Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan

2 hari lalu


forty Hari Tragedi Kanjuruhan dalam Catatan Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan

Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan berbincang soal beberapa hal usai twoscore hari peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Ada 3 hal mutakhir.

KPK Kumpulkan Informasi Soal Dugaan Suap Tambang Ilegal yang Libatkan Ismail Bolong

2 hari lalu


KPK Kumpulkan Informasi Soal Dugaan Suap Tambang Ilegal yang Libatkan Ismail Bolong

Read:  Membangun Rumah Murah Type 45

KPK bakal mengumpulkan informasi soal dugaan suap dalam penambangan batu bara ilegal di Borneo Timur dalam kaitan Ismail Bolong

Manajemen Transjakarta Dilaporkan ke KPK, Disebut Ada Indikasi Korupsi di Sistem Tiket

ii hari lalu


Manajemen Transjakarta Dilaporkan ke KPK, Disebut Ada Indikasi Korupsi di Sistem Tiket

FAKTA Republic of indonesia dampingi Musa Emyus melaporkan PT Transjakarta ke KPK karena indikasi korupsi dalam pembuatan sistem pengelolaan keuangan tiket.

Kau Lebih Suka Membangun Rumah Merampas Tanah

Source: https://nasional.tempo.co/read/1249101/aksi-pemakaman-kpk-puisi-bunga-dan-tembok-widji-thukul-menggema

You May Also Like