Kata Kata Mata Najwa Tentang Korupsi

Kata Kata Mata Najwa Tentang Korupsi

Brilio.jala
– Sosok presenter cerdas dan perseptif sangat tertuju sreg diri Najwa Shihab. Pemudi kelahiran Makassar ini bahkan kerap melontarkan soal radikal kepada narasumbernya. Hal itu membuatnya dipercaya cak bagi mewawancarai berbagai otak tersohor di Indonesia.


Selain itu, Najwa Shihab juga dikenal bagaikan pribadi yang penuh integritas dan dedikasi panjang saat menjalankan profesinya. Sosoknya nan tegas membuat Najwa dianggap sebagai koteng amoi inspiratif. Ia pun mempunyai banyak penggemar. Mulai berpokok anak mulai dewasa hingga anak adam dewasa.



Wanita yang akrab dipanggil Nana ini lahir di Makassar pada 16 September 1977. Meskipun lulus misal Intelektual Hukum di Universitas Indonesia, Najwa Shihab lebih memilih terjun di dunia jurnalistik daripada sebagai seorang pengacara.

Momen memimpin talkshow, Najwa Shihab cerbak melontarkan kata-alas kata motivasi yang mampu menginspirasi banyak orang. Kata-kata motivasi Najwa Shihab tersebut juga bisa bangkitkan atma lakukan jalani umur. Begitu juga nanbrilio.netrangkum bermula berbagai mata air pada Selasa (16/11), berikut ini 101 introduksi-pengenalan motivasi Najwa Shihab.


Kata-kata motivasi Najwa Shihab © berbagai sumber


foto: Instagram/@balakosabook

1. “Tiap manusia bisa punya impi, tapi lain semua bisa bangkitkan kehidupan tinggi.”

2. “Di perdua pusaran ketaksaan, kejahatan kerap dimaklumi sebagai kewajaran.”

3. “Berbuat untuk sebuah tujuan, yang tidak lagi dikeluhkan tetapi diperjuangkan.”

4. “Bagaimana anak muda bisa diam momen aparat justru miskin arketipe.”

5. “Pemuda hari ini harus jebluk tangan, berkarya nyata menjawab semesta Indonesia.”

6. “Jangan bosan bicara tentang keabsahan, agar demokrasi enggak berparak dengan kesia-siaan.”

7. “Banyak anak muda nan tumbang karena korupsi, mereka lupakan visi dan hanyut lega lemak keduniaan.”

8. “Raksi rempah yang mengundang penjajahan, derita pangkat yang berujung nasionalisme.”

9. “Berbicara ketatanegaraan sebagai debat kebijakan, bukan kasak-kusuk elit berebut supremsi.”

10. “Berani muncul melawan arus, mendobrak kepalsuan yang terlanjur serius.”

11. “Menginjak tanamkan sensitivitas terhadap sesama dan kurangi keegoisan kerumahtanggaan diri.”

12. “Pendidikan adalah awal berusul perubahan, minus pendidikan tidak terserah peradaban.”

13. “Meski perkuliahan ialah perguruan teratas yang bisa dicapai seseorang, namun kita bisa sparing dari berbagai hal teragendakan pengalaman.”

14. “Negara kita sangat beragam, titit kemampuan toleransi guna mencari urut-urutan tengah untuk menghadapi perbedaan.”

15. “Sebagai generasi muda nan peduli terhadap negara dan bangsa, jadilah seorang pembaharu sebaiknya hidupmu lebih signifikan.”

16. “Jangan bermain sejajar hidup kamu seorang, lakukan totalitas bahkan ketika itu adalah situasi permulaan yang akan engkau lakukan.”

17. “Anak Akil balig, mari kita ubah pembiasaan enggak terjebak gaya hidup menumpuk materi. Nasib jujur tercecer, menolak jalan instan menghalalkan barang apa cara.”

18. “Kita kian abadi dari segala nan kita bayangkan.”

Read:  Cara Mengetahui Url Facebook Orang Lain

19. “Pertanyaan kalah menjuarai jangan Beliau bilang sekarang, kita berjuang dulu.”

20. “Maka jadilah seorang pembaharu, biar orang bukan yang ikut meneladan. Daripada terus mengimak gaya tanpa henti, hidup bisa terlampau tanpa koneksi diisi.”

21. “Belajar tentu prakondisi yang tak dapat diabaikan, namun merugilah jika belajar disempitkan semata perkuliahan.”

22. “Seyogiannya kekuasaan enggak meninabobokan, agar cita-cita tak kandas sejak awal.”

23. “Buat segala wilayah seluas Sabang setakat Merauke, jika pemudanya kehilangan idealisme.”

24. “Dapat-boleh saja berkompromi dengan kejadian, pancangkan namun garis tenggat yang tak boleh dilewati.”

25. “Kerakyatan bukan untuk melayani penguasa, demokrasi ditujukan memuliakan warga negara.”

26. “Jangan terkecoh dengan panasnya perdebatan, laku saling serang sidang dewan kegadisan.”

27. “Kekurangan jangan terlalu dikhawatirkan, sepanjang kepemimpinan bepergian mumbung kejujuran.”

28. “Kita perlu belajar dari sejarah yang begitu jelas, mengurangi gaduh ketatanegaraan yang burung laut tak berkelas.”

29. “Menjadi pembesar berjasa melayani rakyat, itulah pemerintahan yang akan mendapat khidmat.”

30. “Menjaga negara berusul gelap indra penglihatan kuasa, berpihak pada setiap keburukan nyata warga negara.”

31. “Pengarah yang gemar mencari rente dengan menjual negerinya, sreg dasarnya sudah membinasakan dirinya.”

32. “Kerakusan & kegoblokan sungguh telah menghukumi, mereka nan mabuk pengaruh & lupa diri.”

33. “Pemuda masa silam menggarangkan kehendak berbaur, hari ini rayakanlah Indonesia tanpa ragu.”

34. “Sebab umur bisa lain berarti di medan kekuasaan, seandainya sejak muda sudah lancung dari tujuan..”

35. “Sejarah akan menghitamkan mereka nan sepan dijatuhkan, sejarah akan mengencangkan mereka nan memang memadai dimuliakan.”

36. “Tidak gampang berang karena umum selalu memaui, bekerja dengan dedikasi nan absolut.”

37. “Kehidupan remaja adalah modal agar tangan terus terkepal, kerjakan arungi bekas politik yang terjal.”

38. “Nyawa khalayak bukan tragedi pertunjukan dan statistik belaka, ya, lebih baik enggak berangkat terbang daripada tak pernah tiba.”

39. “Kepemimpinan nan keras bekerja, niscaya hasilkan perubahan nan kasat netra. Mengentaskan permasalahan dengan nyata, tak sekadar bumbu retorika.”

40. “Dalam kondisi darurat kecurangan, pejabat negara tunak mencuri silih berganti. Sebanyak koruptor masuk penjara, sebanyak itu pula regenerasinya menggarong negara.”

41. “Paras terungku cermin hukum negara, sungguh-alangkah atau pura-rajut.”

42. “Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, di situlah hari depan wilayah.”

43. “Kesamarataan jadi barang sukar, ketika hukum belaka tegak pada yang bayar.”

44. “Zona nyaman pelalah menghadirkan kesabaran, tak semua siap menghadapi guncangan.”

45. “Kabilah mapan yaitu musuh utama, kerjakan pemimpin untuk memungkirkan daerah tingkat.”

46. “Kebenaran & kepastian mengapung, di antara uang & kuasa yang mengepung.”

47. “Sekolah terbiasa terus mengekspos diri lega perubahan, guru jangan segan beradaptasi dengan kebaruan.”

Read:  Penulisan Mata Uang Rupiah Yang Benar

48. “Peraturan sering kali bisa disiasati namun asas tata susila dan etika janganlah dikhianati.”

49. “Nasionalisme bukan patois lengang, tapi pengorbanan kolektif membela visi.”

50. “Membangun karya dalam sunyi, dengan ikhlas karena cinta pada kewedanan.”





51. “Karena kita harus berlari cepat, sebelum semuanya jadi tercecer.”

Pembukaan-kata motivasi Najwa Shihab menginspirasi.

Kata-kata motivasi Najwa Shihab © berbagai sumber

foto: Instagram/@haeuncreativestudio

52. “Tak ada turunan istimewa di tangsi, karena mereka hanyalah terhukum. Walau perpautan jadi superior, tetap saja statusnya perampas.”

53. “Berpolitik bintang sartan sebuah seleksian yang perlu dipertimbangkan, bagi siapa pun yang menghendaki perubahan. Karena perubahan lain menclok tiba-tiba, hanya berkat doa di tengah malam buta.”

54. “Wajib buat pemimpin muda strategi, bekerja dengan pemahaman mahajana.”

55. “Barang apa karena hidup orang mungil patut menderita, dan duafa pantas terhina? Sebagai tumbal mereka terlambat kaprikornus gubahan kaki.”

56. “Ambisi politik tentu wajar saja, sejauh pandai menginsyafi batasan etika.”

57. “Timur adalah kita nan terjaga kian dulu, timur adalah Indonesia yang tak sabar menunggu.”

58. “Dalam pengabdian memberi rasa kesepakatan, polisi menabung risiko kematian.”

59. “Jakarta ii kabupaten yang tunduk selera pribadi, menawarkan impi dan ilusi.”

60. “Banyak kasus terpendam, berakhir lega si kambing hitam. Sedang para pelaku penting, tetap nyaman di takhta.”

61. “Pejabat publik tutup netra, komisi haram lain juga berdosa. Sekeras itu hukum dibuat, sepandai itu pula praktik gerendel.”

62. “Momen kekuasaan mulai berkoalisi, masih adakah kehendak rakyat & ideologi dihargai.”

63. “Merevisi gengsi legislator memang kalam seluruh rakyat dan segenap tekad lestari.”

64. “Barang apa gunanya sekolah jenjang-tinggi, jika hanya perkaya diri seorang dan family?”

65. “Memuati ulas kosong pemerintah, berperan nyata tak dengan banyak kata.”

66. “Politik agar cak bertanya sehari-hari, mengamankan masalah publik penuh peduli.”

67. “Negarawan yang taat konstitusi, tak tungkul pada selera politisi.”

68. “Kasus misterius dibuka dengan data, mengusik mereka yang berdosa.

Menyingkapkan urut-urutan agar keadilan tak kandas, asalkan hukum tak dipangkas.”

69. “Simbol dan panji agama pantang tergadai, terlebih di kemuliaan bulan masif.”

70. “Jabatan menjadi berhala, momen penguasa lebih gegares dukunnya.”

71. “Apalah guna n antipoda yang populis, jikalau di tengah jalan saling mengiris.”

72. “Kemampuan membaca tempat, kecerdikan menyibuk kesempatan, dibutuhkan di tengah persaingan.”

73. “Sejarah akan menjadi dogma, misal dibaca dengan mandu yang sah.”

74. “Rakyat perlu para penegak yang berwibawa, bekerja lurus demi keadilan dengan bangga. Karena kita bukan membayar seragam mereka, hanya untuk menegakkan syariat rimba.”

Read:  Kata Kata Fiersa Besari Tentang Teman

75. “Kita kelihatannya bosan dengan muka yang itu-itu saja, tapi yang taruna juga harus kasih bukti yang jelas dan nyata.”

76. “Peladenan jadi sapi perah, kewajiban terlacur menjadi pemberian.”

77. “Selama ini fisik koruptor terpasung, tapi memikul dan arwah sosialnya laju jaya. Ada nan salah dalam sistem hukum kita, terutama bobot hukuman dan surat berharga jera.”

78. “Kalau semua sibuk memburu keberhasilan, demokrasi tak lebih sekadar dagangan dagangan.”

79. “Sifat lama yang rumit berubah, terjadi karena kecurangan dan kelahapan dianggap biasa.”

80. “Ratusan pilkada jangan menjadi sekadar upacara, alternasi harusnya bukan sekadar arena negosiasi.”

81. “Tidak gampang tunduk oleh kegagalan, terus mencipta detik kebangkitan.”

82. “Sonder persilihan mandu berpikir, bermigrasi ibu kota hanya pindah masalah.”

83. “Akhirnya politik menjadi soal modal, rakyat diajarkan mengidas yang tenar.”

84. “Jika penasihat lain harmonis, rakyat juga yang akan potol.”

85. “Harta dan tahta, memang dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Perputaran persen, jadi objek bakar supremsi.”

86. “Kita teristiadat belajar dari sejarah nan seperti itu jelas, mangurangi gaduh kebijakan yang cinta tak berkelas.”

87. “Inspirasi menjadi daya, agar semua mau berpartisipasi. Bahu-membahu perbaiki distrik, sekalian mengabdi tanpa henti.”

88. “Bukankah melelahkan jika selalu ikut kecenderungan, lebih lagi doang agar dianggap keren.”

89. “Banyak anak muda yang tumbang karena korupsi, mereka lupakan visi dan hanyut pada nikmat materialisme.”

90. “Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab.”

91. “Tanah air adalah lahan-petak yang harus diselesaikan, tanah air ialah lautan nan harus dibelah.”

92. “Kalau sejarah menjadi guru kebijaksanaan, dalang sejarahlah yang mengkongkritkan keteladanan.”

93. “Yang harus dibabat merupakan egoisme dan kekhisitan, yang mesti dirajut yakni kebersamaan dan kepedulian.”

94. “Satu demi satu lembaga amanah perombakan, ditundukkan rayuan korupsi.”

95. “Bukan suka-suka yang seketika kerjakan favorit pengarah bangsa, kecakapan bukan salinan genetika.”

96. “Inilah pengabdian di jalan yang sepi, perjuangan yang caruk siapa tidak bertepi.”

97. “Semakin menor Jakarta terlihat, logika publiknya betapa jauh sesat jalan.”

98. “Ketika pragmatisme menjadi sobat kekuasaan, idealisme yang akan menyemai perlawanan.”

99. “Apa maslahat ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?”

100. “Disiplin ilmu hanyalah modal pertama, ijazah cuma selembar plano di atas bidang datar.”

101. “Dengan jurus transparansi, mereka hadang gerak-gerik para perampas. Jika atasan gagah buka-bukaan, anak buah akan sulit selewengkan jabatan.”

(brl/guf)

(brl/guf)

Kata Kata Mata Najwa Tentang Korupsi

Source: https://www.brilio.net/wow/40-kata-kata-motivasi-najwa-shihab-inspiratif-dan-bikin-semangat-200115h.html#:~:text=%22Di%20pundak%20pemimpin%20yang%20bebas,di%20situlah%20masa%20depan%20negeri.%22

You May Also Like