Kata Kata Bijak Domain_6 Raditya Dika

Kata Kata Bijak Domain_6 Raditya Dika

,









Showing 1-28 of 28

“Puas akhirnya, bani adam yang terpikat menyuruk cuma bisa mewiridkan. Mereka saja bisa mewiridkan, setelah capek berharap, pengharapan nan suka-suka terbit dulu, yang tumbuh berpokok mulai mungil sekali, hingga makin lama makin besar, silam semakin lama semakin jauh.

Anak adam yang terpesona diam-diam pada akhirnya memufakati. Anak adam nan terpincut bungkam-diam tanggap bahwa warta kadang-kadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang nan kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, nan kita butuhkan hanyalah merelakan.

Orang yang tercantol diam-diam namun bisa, seperti nan mereka selalu lakukan, tertarik sendirian.”



Raditya Dika,


Marmut Jambon

“Apa yang harus kita cak bagi lega kenangan yang memaksa buat terus diingat?”



Raditya Dika,


Marmut Warna dadu

“Sepatutnya ada, terlalu perhatiannya orangtua kita ialah gangguan terindah yang kontak bisa kita songsong”



Raditya Dika,


The Journeys

“Hidup penuh dengan ketidakpastian, cuma pemindahan adalah salah suatu keadaan yang karuan. Seandainya pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kedukaan menjadi sesuatu nan mengikutinya….. Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Lain suka-suka kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa mengamalkan evakuasi.

Gue kaprikornus berpikir, ternyata kerjakan mendapatkan sesuatu yang bertambah baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue doang perlu menjadi insan setengah salmon: bahadur mengimbit.”



Raditya Dika,


Insan Setengah Salmon

“Bagaimana semesta bisa berkonspirasi hingga dua hamba allah bisa actually cak bertemu memang mendekati kegentaran.”



Raditya Dika,


Marmut Merah Jambu

“Makin jauh juga, gue gak percaya pada kebetulan, gue percaya pada pertemuan yang dirancang nyuruk. Masing-masing dari kita punya garis usia nan mutakadim digambarkan. Dan masing-masing dari kita, kalau diizinkan, akan saling bersinggungan.”



Raditya Dika,


Marmut Jambon

“You can’lengkung langit always get what you want, but, if you try, sometimes you just might find you get what you need .”



Raditya Dika,


Manusia Setengah Salmon

“Kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita terlazim dibangunkan oleh makhluk tidak

– Marmut Merah Jambu -”



Raditya Dika
“Bakal gue, rumah yakni dia. Karena anda adalah tempat gue pulang. Karena, bani adam terbaik cak bagi kita itu seperti rumah yang sempurna. Sesuatu nan bisa melindungi kita dari haram, hujan abu, dan menawarkan kenyamanan.”



Raditya Dika,


Manusia Sepenggal Salmon

“Hidup munjung dengan ketidakpastian, saja perpindahan ialah keseleo suatu hal yang pasti”



Raditya Dika,


Manusia Setengah Salmon

“Sinetron bukan hanya membuat bertemu khalayak sangat gampang, mereka malah membuat seolah-olah bani adam memang gampang dengan mudah runtuh selalu pada penglihatan pertama, pada situasi apapun.”



Raditya Dika
“And I love being with you. Your giggle, your silly grin, how you apply you personality in paste. The ambitions that I share. The way of thinking that I understand. The unconventional person, you are. You are the odd-shaped jigsaw puzzle that I’m looking to fit. And you completed me”



Raditya Dika
“We forget about death. We are too busy with our distraction. And when it hits, it hits hard.”



Raditya Dika
“In between trash and treasure.”



Raditya Dika
“Gue mengaram orang nan bekerja kantoran tapi nggak sesuai dengan minat mereka itu seperti seekor ubur-ubur lewat waktu. Litak, loyo, belaka hidup mengikuti arus.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lembur

“Lo berapa siapa patah lever?”

”berkali-boleh jadi’ ”dan gue memakai keluaran luka gue dengan bangga”

”bekas luka?”

”iya. kayak lo abis jatoh atau ketusuk piso, tentu terserah wadah jejas, kan? gue pakai semua bekas luka terpotong lever gue dengan berbesar hati. sebagai pengingat bahwa gue pertautan melewati semua dan masih atma. keren, nggak?”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lembur

“Kepingin berjuang dan merubah negeri ini?
Pilih sendiri medan penangkisan dia…!!”



Raditya Dika
“Menjadi karyawan memang roh aman. Makan berusul gaji, bekerja mengikuti perintah atasan, dan sekali-kali , diledekin setolok hamba allah semacam ini. Tapi gue juga berpikir kalau gue berkreasi lima barangkali lebih persisten, gaji yang gue dapat nggak lima mungkin makin banyak”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lewat waktu

“Terimalah, itulah nggak enaknya pacaran. Lo hijau merasa berharga sesuai level mana inai lo ngehargain lo. Serupa itu lo kalam, lo ngerasa ditolak, seolah lo orang yang nggak terdahulu pula. Padahal, nggak juga.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lewat waktu

“Di dunia ini nggak siapa terserah dua orang, cowok-cewek bisa berteman dempet takdirnya salah satu semenjak mereka nggak ada nan naksir. Di antara sahabatan kayak gini, tentu ada yang naksir. Ya kerumahtanggaan kasus ini, gue. Kakak-adikan juga gitu, kan, umumnya. Orang-individu yang embak-adikan itu, kan, karena salah satu suka, satu nggak senang tapi nggak pengin kehilangan.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lewat waktu

“Jatuh cinta ngebuat lo jadi manusia yang farik. Lo makara satu raga mumbung hormon, oxytocin, vasopressin. Lo tak “Naya” sekali lagi, melainkan “insan asing yang penuh hormon” ini. Lalu bani adam akan melihat alangkah bedanya lo. Lo jadi nggak dengarin apa tuturan mereka sekali lagi. Dunia lo doang bergerak di dia, dia, dan sira aja.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lembur

“Kadang, insan yang patah hati saja zakar teman wicara.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lewat waktu

“Gue yakin takdirnya aliansi kalian dilanjutin, cuma maksa aja. Karena sama-sama takut kehilangan, makanya masih mau dilanjutin. Padahal, udah ga ada nan bisa dipertahankan. Kalian akan gini terus.”



Raditya Dika,


Ampai-ampai Lewat waktu

“Cowok dan cewek memang memiliki kaidah yang berbeda. Nggak doang ketika menghadapi kawan yang paruh patah hati, tetapi pun ketika mereka sendiri berurusan dengan cangap; sedang jatuh cak acap ataupun patah hati. Sungguhpun kaidah mereka berbeda, keduanya ternyata punya kesamaan. Sama-sama dapat buta.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lembur

“Puntung cinta bukan berarti dia ninggalin gue aja. Tapi dia juga meninggalkan segala sesuatu nan berhubungan sederajat kamu di usia gue. Dan itu rasanya kayak ditabrak bus Transjakarta.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lembur

“Cinta itu kayak permen karet. Semakin lo nikmatin, rasanya akan semakin hambar.”



Raditya Dika,


Ubur-ubur Lembur

Kata Kata Bijak Domain_6 Raditya Dika

Source: https://www.goodreads.com/author/quotes/600490.Raditya_Dika

You May Also Like