Jurnal Tentang Kerja Keras Membangun Rumah
Zaman sekarang membangun rumah bergaya adat sudah tidak terlalu umum, karena kebanyakan orang cenderung lebih memilih rumah bergaya modernistic. Namun tentu, rumah joglo tetap ada peminatnya. Apakah Anda tertarik membangun rumah dengan sentuhan adat Jawa namun masih kekurangan informasi untuk membangun?
Kali ini homify memiliki ulasan lengkap mengenai rumah joglo atau rumah adat Jawa; mulai dari jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangannya, serta perkiraan biaya membangunnya. Tentu, hal ini juga tergantung dari preferensi Anda, apakah ingin rumah masa depan Anda sepenuhnya didesain seperti rumah joglo atau modern dengan sentuhan Jawa yang tradisional namun elegan.
Mari disimak, dijamin Anda akan lebih terinspirasi untuk membangun rumah bergaya joglo Anda.
one. Jenis-jenis rumah adat Jawa
Rumah adat Jawa atau rumah joglo umumnya didirikan oleh masyarakat yang tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ciri khas rumah adat Jawa adalah bentuk atap ruang utama yang tinggi dan disangga oleh empat tiang yang disebut soko guru.
Sebutan joglo mengacu pada ruang utama sekaligus ciri khusus rumah adat Jawa. Ruang utama yang dimaksud adalah sebuah ruang terbuka tanpa dinding, berfungsi sebagai ruangan di mana tuan rumah menemui para tamunya, berbincang-bincang dengan anggota keluarga, atau sebagai tempat berlangsungnya acara ritual, musyawarah, atau hajatan (acara pernikahan, khitanan, dll.).
Sedangkan ruangan lainnya adalah
pringgitan
(tempat pertunjukan wayang kulit), dan tiga senthong (ruangan tertutup) yang terletak di tengah, kanan, dan kiri rumah joglo. Tiga senthong ini berfungsi sebagai expanse pribadi penghuni rumah, yaitu kamar-kamar tidur dan ruang keluarga.
Lalu ada juga bangunan tambahan yang berada di samping kanan atau kiri rumah yang berfungsi sebagai dapur.
Menurut bentuk keseluruhan dan bentuk kerangkanya, rumah joglo dibedakan menjadi:
- Joglo nom
- (joglo muda), bentuk atapnya memanjang dan tinggi
- Joglo tuwo
- (joglo tua), atapnya tidak memanjang dan cenderung mendatar (rebah)
- Joglo lanangan
- (joglo pria), rumah joglo yang menggunakan konstruksi dari balok kayu tebal
- Joglo wadon
- (joglo wanita), rumah joglo ini menggunakan rangka kayu yang cenderung pipih.
2. Cara membangun dan perkiraan biaya rumah adat Jawa
Bahan Rumah adat Jawa di masa lalu semua bagiannya terbuat dari kayu, baik tiang-tiang utama, balok penyangga atap, lantai, maupun dinding bagian dalam rumah joglo. Untuk tiang-tiang penyangga biasanya terbuat dari kayu jati, sedangkan bagian lainnya terbuat dari kayu sonokeling. Sedangkan penutup atap yang lazim digunakan adalah genteng tanah liat.
– Cara membangun atap rumah joglo
- Seluruh permukaan tanah dipadatkan agar tidak menurun saat tiang soko guru didirikan.
- Setelah pondasi diletakkan, kemudian soko guru dipasang dengan jarak yang sama. Setelah soko guru terpasang, tahap selanjutnya adalah memasang konstruksi penyangga atap.
- Tumpang sari dipasang di atas soko guru. Kemudian kuda-kuda diletakkan di atas ring balok, lalu diikat menggunakan gording.
- Balok berukuran 5 10 x cm dipasang diagonal di antara kuda-kuda.
- Kayu kaso (kasau) dipasang di atas gording. Kemudian reng dipasang di atas kasau. Jarak reng disesuaikan dengan jenis penutup atap yang akan digunakan.
- Pasang penutup atap.
– Perkiraan biaya
Mengingat seluruh bagian rumah adat Jawa asli terbuat dari kayu, maka diperlukan sekitar 5,7 meter kubik kayu untuk membangun pendoponya saja. Kayu jati hanya digunakan untuk bagian penyangga (soko guru) saja, karena akan sangat berisiko bila seluruh kerangka penyangga atap juga dibuat dari kayu jati.
Rincian biaya secara garis besar adalah:
- Kayu jati per meter kubik Rp vii juta
- v,7 meter kubik kayu sonokeling @ Rp 6 juta = Rp 34, ii juta
- Genteng tanah liat @ Rp 1100
3. Bagian rangka atap rumah adat Jawa
Tiang-tiang soko guru biasanya lebih tinggi dari tiang-tiang lain di rumah joglo. Pada kedua ujung soko guru biasanya dilengkapi ornamen. Masing-masing soko guru disambungkan oleh balok kayu yang diberi nama tumpang sari dan sunduk. Di atasnya terdapat susunan rangka atap rumah joglo yang kompleks, dengan setiap bagian yang memiliki namanya sendiri.
Secara singkat, masing-masing bagian rangka atap rumah joglo dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Molo, balok yang terletak di bagian paling atas dan dianggap sebagai kepala bangunan
- Pengeret, balok penghubung sekaligus stabilisator antar tiang. ini adalah kerangka atap rumah bagian atas yang melintang sesuai lebar rumah dan dikaitkan dengan blandar
-
Ander, balok di atas
pengeret
untuk menopang
molo -
Geganja, berfungsi sebagai penguat
ander - Sunduk, stabilisator tiang yang berfungsi untuk menahan goncangan
-
Kili, balok kayu untuk mengunci tiang dan
cathokan sunduk -
Santen, penyangga yang terletak di antara
pengeret
dan
kili -
Pamidhangan, rongga yang terbentuk oleh rangkaian balok pada
brunjung -
Dhadha manuk, balok
pengeret
yang berada di tengah pamidhangan - Panitih
- Penangkur
-
Dudur, balok penghubung sudut persilangan
penitih,
penanggap, dan
penangkur
dengan
molo -
Kecer, balok penyangga
molo
sekaligus penopang atap - Emprit ganthil, pengunci purus tiang yang menonjol
- Elar, ekstensi soko guru bagian atas yang mengarah keluar
- Songgo uwang, konstruksi penyangga untuk keperluan artistik.
4. Keunikan konstruksi rumah adat Jawa
Konstruksi rangka atap joglo terdiri dari sistem cathokan dan sistem purus. Seperti terlihat pada gambar, sistem purus adalah sistem konstruksi knockdown dengan tonjolan dan lubang yang saling mengunci.
Sedangkan sistem cathokan terdiri dari dua permukaan cekung yang akan saling mengunci bila dipertemukan. Mirip seperti sistem konstruksi pada rumah prefabrikasi. Dengan adanya dua sistem ini, rumah adat Jawa dapat dibangun dengan tanpa bantuan paku maupun baut.
5. Kelebihan rumah adat Jawa
Sebagai kekayaan arsitektur tradisional Indonesia, rumah adat Jawa memiliki kelebihan sebagai berikut:
- Berkat adanya bentuk atap yang meruncing di bagian tengah, udara di dalam rumah akan terasa sangat sejuk.
- Tersedia surface area cukup luas untuk bersosialisasi, baik dengan sesama anggota keluarga atau tamu yang datang berkunjung.
- Adanya pembagian ruang untuk semua keperluan, baik untuk aktivitas jasmani maupun rohani.
- Rumah joglo dapat dipindahkan ke lokasi lain, sama seperti rumah prefabrikasi.
- Lantaran semua bagiannya terbuat dari kayu, rumah adat Jawa lebih mampu mengatasi hawa panas yang datang dari luar.
- Lebih ramah lingkungan dan sisa textile tidak sulit dibersihkan.
6. Kekurangan rumah adat Jawa
Agar seimbang, kekurangan rumah adat Jawa yang disebutkan di bawah ini juga perlu diketahui:
- Pada dasarnya, rumah joglo adalah rumah para bangsawan atau orang kaya jaman dahulu. Diperlukan lahan yang sangat luas untuk bisa membangun rumah joglo asli yang lengkap dengan
pendopo,
pringgitan,
senthong,
dan
gandhok. - Diperlukan biaya cukup besar untuk membangun rumah adat Jawa asli, akibat semakin mahalnya harga cloth kayu.
- Segala aktivitas yang dilakukan di pendopo akan terlihat dengan jelas oleh para tetangga. Jelas kurang cocok untuk mereka yang menyukai privasi tinggi.
- Bila genteng penutup atap bergeser atau pecah, maka ruangan di bawahnya akan bocor saat hujan dan terpapar cahaya matahari langsung saat cuaca sedang cerah.
- Tanpa adanya dinding penutup, lantai expanse pendopo lebih mudah kotor akibat debu.
7. Tips memadukan gaya Jawa dan gaya modern di rumah
Seperti yang telah kami ungkapkan di awal artikel ini, apa yang paling sesuai untuk sebuah masyarakat adalah segala hal yang berasal dan diciptakan di mana mereka tinggal. Meski demikian, waktu terus berjalan. Apa yang dulunya paling sesuai untuk suatu masyarakat harus bisa beradaptasi dengan perubahan.
Demikian juga arsitektur tradisional Jawa bisa disesuaikan agar relevan dengan situasi terkini, agar tetap dicintai dan diingat oleh masyarakat sepanjang masa. Menurut homify, beginilah caranya:
- Rumah adat Jawa masa kini tidak harus terbuat dari kayu seluruhnya. Agar lebih hemat biaya, semen, batu bata, atau beton bisa digunakan sebagai pengganti kayu untuk dinding, Untuk nuansa tradisional yang lebih otentik, pertimbangkan dinding batu bata ekspos.
- Bila ingin memiliki rumah adat Jawa tapi tak ingin repot membangunnya, kini sudah tersedia joglo siap pakai. Saat ini rumah joglo knockdown seluas 224 meter persegi dengan 5 kamar tidur telah dijual bebas dan ditawarkan seharga Rp 325 juta.
- Ingin hadirkan nuansa Jawa tapi tak ada dana membangun atau membeli rumah joglo? Jangan galau. Tatalah interior ruangan dengan memadukan gaya Jawa dan gaya modernistic. Misalnya dengan menempatkan furnitur berukir, lampu gantung kuno, atau cermin berukir di ruangan Anda. Ganti pelapis sofa dan sarung bantal kursi dengan batik. Agar lebih jelas, mintalah bantuan profesional
untuk merancang tata ruang Jawa mod. - Keterbukaan ala pendopo rumah joglo bisa diterapkan dengan menciptakan ruang terbuka sebanyak mungkin, dan tersebar di beberapa titik rumah. Misalnya di halaman belakang, di samping rumah, dan depan rumah. Expanse terbuka tidak perlu luas, tapi cukup menampakkan suasana luar ruangan. Misalnya, sebuah ruang makan dan dapur yang berhadapan dengan taman kecil.
Harga Fabric Rumah Joglo
Rumah joglo mod merupakan pilihan tepat jika Anda menginginkan rumah adat jawa yang praktis. Namun jika ingin membangun rumah joglo jawa 100% seperti aslinya, atau setidaknya meniru gambar rumah joglo di atas, pastikan Anda mampu membiayainya. Anda juga perlu mengetahui harga pasaran fabric kayu jati dan genteng tanah liat yang digunakan untuk atap joglo. Berikut estimasi harga terbaru tahun 2020 yang dirangkum dari berbagai sumber.
Kayu jati olahan
- Ukuran tebal 3cm, lebar x – 30cm, panjang 400cm : Rp14,5 – Rp17 juta-an.
- Tebal 4cm, lebar 12 – 30cm, panjang 400cm : Rp15,v – Rp17,five juta-an.
- Tebal 5cm, lebar 12 – 30cm, panjang 400cm : Rp17 – Rp19,five juta-an.
- Tebal 6cm, lebar 12 – 30cm, panjang 400cm : Rp18,five – Rp20 juta-an.
Kayu jati log
- A1 panjang 100 – 190cm, diameter xvi – 19cm : Rp2,five – Rp4 juta/m3
- A2 panjang 100 – 190cm, diameter 22 – 28cm : Rp4 – Rp7 juta/m3
- A3 panjang 100 – 190cm, diameter thirty – 39cm : Rp7 – Rp10 juta/m3
- A4 panjang 100 – 190cm, diameter xl – 49cm : Rp10 – Rp12 juta/m3
Genteng tanah liat
- Genteng super gojer/morando : Rp2.750/buah
- Genteng kodok/prentul/goodyear : Rp1.650/buah
- Genteng mintili colossal/turbo : Rp1.750/buah
- Genteng garuda : Rp1.250/buah
- Genteng plentong : Rp1.150/buah
Jurnal Tentang Kerja Keras Membangun Rumah
Source: https://unbrick.id/jurnal-tentang-kerja-keras-membangun-rumah-adat/