Jarak Pembangunan Ideal Rumah Sakit

Jarak Pembangunan Ideal Rumah Sakit

Efektifitas Pembangunan Dua Rumah Sakit Umum Daerah di Kabupaten Seruyan Propinsi Borneo Tengah Tahun 2007


https://doi.org/ten.22146/jkki.36355



Bahrun Abbas(i*), Laksono Trisnantoro(ii)

(1) Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah

(two) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

(*) Corresponding Author


Abstruse

Groundwork:
In the electric current era of regional autonomy, local goverments take wider scope of authority in making their policies co-ordinate to their capacities and their needs. To improve access to health care and equitable health service, the Goverment of Seruyan District made a policy to build two District Hospitals. This policy was made due to the area of Seruyan District that is very widespread. In its implementation, this policy has been confronted with many obstacles, among other is limited human resources and funding, and depression utilization of health facilities and services by community.
Objective:
To determine the extent of utilization of the two hospitals and to determine the factors respective to the utilization of the ii District Hospitals in Seruyan Districy.
Metodhs:
This report is a descriptive study with a qualitive approach supported by a quantitive arroyo. Infirmary utilization data are obtained by examining the available data in both District Hospitals in Seruyan District and ii other hospitals in the neighboring district, and likewise by interviewing some people in Seruyan District. Samples are determined using two stage cluster sampling. To further investigate the outcome of infirmary utilization, in-depth interviews are conducted both with people using the hospitals and with people not using the hospitals in Seruyan District. The data will be quantitatively analyzed and farther explore qualitatively.
Results:
The result findings show that there is a correlation between the distances of abode and hospital and seeking treatment at the hospital, there is a correlation between the means of transportation to the hospital and seeking handling at the hospital, there is a correlation between travel fourth dimension to the hospital and seeking handling at the hospital, at that place is a correlation between the ease of transportation to the hospital and seeking treatment at the hospital, there is a correlation between cost of transportation to the infirmary and seeking handling at the hospital, there is no correlation between the expenses and seeking treatment at the hospital, and there is a correlation between people’s noesis and seeking treatment at the hospital.
Conclusion:
In terms of its utilization and manpower, the construction of ii hospitals in Seruyan District is ineffective. Still, factors correlating with hospital utilization are altitude, transportation, travel fourth dimension, ease of transportation, transportation cost dan knowledge, and government should pay attention to these factors to improve utilization.

Read:  Sistem Ruang Terbuka Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit

Latar belakang:
Dalam era otonomi daerah saat ini Pemerintah Daerah memiliki kewengan lebih luas dalam mengambil kebijakan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerah. Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan, pemerataan pelayanan kesehatan maka Pemerintah Kabupaten Seruyan membuat kebijakan pembangunan 2 RSUD. Kebijakan ini diambil mengingat sangat luasnya wilayah Kabupaten Seruyan. Dalam pelaksanaannya kebijakan ini menghadapi berbagai kendala diantaranya, keterbatasan sumber daya manusia dan keterbatasan pembiayaan, serta masih rendahnya pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
Tujuan penelitian:
Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan two RSUD tersebut dan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan terhadap pemanfaatan two RSUD di Kabupaten Seruyan.
Metode:
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif didukung kualitatif. Data pemanfaatan rumah sakit dilakukan dengan menelaah data yang ada di kedua rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan ii rumah sakit Kabupaten tetangga, serta melakukan wawancara terhadap masyarakat Kabupaten Seruyan. Sampel ditentukan dengan metode
two stage cluster sampling.
Untuk lebih mengetahui permasalahan pemanfaatan rumah sakit dilakukan wawancara mendalam kepada masyarakat yang memanfaatkan rumah sakit umum daerah di Kabupaten Seruyan dan yang tidak memanfaatkan. Data akan dianalisis secara kuantitatif dan diperdalam dengan kualitatif.
Hasil:
Ada hubungan antara jarak rumah dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara sarana transportasi dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara waktu tempuh dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara kemudahan transportasi dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara biaya transportasi dengan berobat ke rumah sakit, tidak ada hubungan antara biaya pengeluaran dengan berobat ke rumah sakit dan ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan berobat ke rumah sakit.
Kesimpulan:
Pembangunan 2 RSUD di Kabupaten Seruyan tidak efektif apabila dilihat dari segi pemanfaatan dan ketenagaan. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan RSUD adalah jarak, sarana transportasi,waktu tempuh,kemudahan transportasi, biaya transportasi dan pengetahuan. Pemerintah perlu mengupayakan perbaikan dalam hal-hal di atas untuk meningkatkan utilisasi rumahsakit.

Read:  Proposal Proyek Pembangunan Rumah Sakit Ibu Dan Anak

Keywords

Utilization; Policy of building two District Hospitals and hospital management; Utilisasi; Kebijakan pembangunan 2 RSUD dan manajemen rumah sakit.


References

Muninjaya GAA. Manajemen kesehatan, Penerbit buku kedokteran EGC. Dki jakarta. 2004.

Eichler R, Can “Pay for Performance Increase Utilization past the Poor and Meliorate the Quality

of Wellness Service, Discussion newspaper for the first meeteng of the Working Group on Functioning- Based incentives center for Global Developmen, Wide Branch Associates, 2006.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 262/Menkes/Per/ Vii/1979, Tentang Standarisasi Ketenagaan di Rumah Sakit. Jakarta. 1976.

Setyowati T. Lubis A. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (SUSENAS 2001), Buletin Penelitian Kesehatan, 2003;3(14):177-185

Sujatmiko AH. Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara, Tesis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2006.

Kloos H. Utilization of Selected Hospital, Health Countries and Health Stations in Central, Soutern and Western Ethiopia, Soc. Sei. Med, 2, 101-114. 1990.

Handayani L. Siswanto. Ma’aruf NA. Hapsari

D. Pola pencarian pengobatan di Indonesia, Analisis Information Susenas 2001, Buletin Penelitian Kesehatan. 2003;31(ane): 33-47.

Notoatmodjo S. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Penerbit Andi Showtime. Yogyakarta. 1993.

DOI: https://doi.org/10.22146/jkki.36355


Article Metrics


Abstract views : 886 |

views : 692

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

Copyright (c) 2018 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Creative Commons License

This piece of work is licensed under a Creative Eatables Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

The Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (impress); ISSN 2620 4703 (online)] is published past Heart for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Congenital on the Public Knowledge Project’s OJS two.iv.viii.one.

Web
Analytics
View My Stats

Read:  Luas Bangunan Rumah Tipe 36

Jarak Pembangunan Ideal Rumah Sakit

Source: https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/view/36355

You May Also Like