Cara Menghitung Bahan Bangunan Rumah Tipe 36

Cara Menghitung Bahan Bangunan Rumah Tipe 36

Cabang pengkajian yang dikenal sebagai
sejarah matematika
adalah penyelidikan terhadap asal mula penemuan di dalam matematika dan sedikit perluasannya, penyelidikan terhadap metode dan notasi matematika pada masa silam.

Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis dari pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah
Plimpton 322
(matematika Babilonia sekitar 1900 SM),[ane]
Lembaran Matematika Rhind
(Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM)[two]
dan
Lembaran Matematika Moskwa
(matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.

Sumbangan matematikawan Yunani memurnikan metode-metode (khususnya melalui pengenalan penalaran deduktif dan kekakuan matematika di dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok bahasan matematika.[3]
Kata “matematika” itu sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno,
μάθημα
(mathema), yang berarti “mata pelajaran”.[four]
Matematika Cina membuat sumbangan dini, termasuk notasi posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan aturan penggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin dikembangakan melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam.[5]
[half dozen]
Matematika Islam, pada gilirannya, mengembangkan dan memperluas pengetahuan matematika ke peradaban ini.[7]
Banyak naskah berbahasa Yunani dan Arab tentang matematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang mengarah pada pengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman Pertengahan Eropa.

Dari zaman kuno melalui Zaman Pertengahan, ledakan kreativitas matematika sering kali diikuti oleh abad-abad kemandekan. Bermula pada abad Renaisans Italia pada abad ke-sixteen, pengembangan matematika baru, berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, dibuat pada pertumbuhan eksponensial yang berlanjut hingga kini.

Matematika prasejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun.[8]
Pengkajian modern terhadap fosil binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu. Bahwa konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring waktu adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan perbedaan antara “satu”, “dua”, dan “banyak”, tetapi bilangan yang lebih dari dua tidaklah demikian.[8]
Benda matematika tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM.[9]
Tulang ini berisi 29 torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula birdie.[x]
Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.[eleven]
Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Prancis, dari tahun 35.000 SM dan berumur 20.000 tahun,[12]
menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu.[13]

Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Zero (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui tentang barisan bilangan prima[10]
atau kalender lunar enam bulan.[14]
Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari milenium ke-iii SM, menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips, dan tripel Pythagoras di dalam rancangan mereka.[15]

Timur Dekat kuno

[sunting
|
sunting sumber]

Mesopotamia

[sunting
|
sunting sumber]

Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik.[16]
Dinamai “Matematika Babilonia” karena peran utama kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam.

Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an.[17]
Ditulis di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di antaranya adalah karya rumahan.

Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini.[18]

Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar.[19]
Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM memberikan hampiran bagi √two yang akurat sampai lima tempat desimal.

Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal (basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, lx menit untuk satu jam, dan 360 (60 x vi) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Kemajuan orang Babilonia di dalam matematika didukung oleh fakta bahwa 60 memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang Mesir, Yunani, dan Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Bagaimanapun, mereka kekurangan kesetaraan koma desimal, dan sehingga nilai tempat suatu simbol sering kali harus dikira-kira berdasarkan konteksnya.

Mesir

[sunting
|
sunting sumber]

Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban helenistik, Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Mesir.

Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga “Lembaran Ahmes” berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM.[twenty]
Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya,[21]
termasuk bilangan komposit dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6).[22]
Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde satu
[23]
juga barisan aritmetika dan geometri.[24]

Juga tiga unsur geometri yang tertulis di dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan paling sederhana mengenai geometri analitik: (one) pertama, cara memperoleh hampiran


π
Read:  Gambar Orang Sedang Bangun Rumah Kartun
{\displaystyle \pi }




yang akurat kurang dari satu persen; (2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran; dan (3) ketiga, penggunaan terdini kotangen.

Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM.[25]
Naskah ini berisikan
soal kata
atau
soal cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki kepentingan khusus karena soal itu memberikan metode untuk memperoleh book limas terpenggal: “Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal setinggi half dozen satuan panjang, yakni 4 satuan panjang di bawah dan 2 satuan panjang di atas. Anda menguadratkan 4, sama dengan 16. Anda menduakalilipatkan 4, sama dengan viii. Anda menguadratkan two, sama dengan 4. Anda menjumlahkan xvi, 8, dan 4, sama dengan 28. Anda ambil sepertiga dari 6, sama dengan 2. Anda ambil dua kali lipat dari 28 twice, sama dengan 56. Maka lihatlah, hasilnya sama dengan 56. Anda memperoleh kebenaran.”

Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300 SM
[26]) menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno dapat menyelesaikan persamaan aljabar orde dua.[27]

Matematika Yunani

[sunting
|
sunting sumber]

Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 G.[28]
Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut Matematika Helenistik.

Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.[29]

Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika Mesir dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta Mesir.

Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan temuan matematika.[xxx]
Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan semboyannya adalah “semua adalah bilangan”.[31]
Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah “matematika”, dan merekalah yang memulakan pengkajian matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama teorema Pythagoras,[32]
meskipun diketahui bahwa teorema itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti keujudan bilangan irasional.

Eudoksos (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan metode penghabis, sebuah rintisan dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut. Bukunya,
Elemen, dikenal di segenap masyarakat terdidik di Barat hingga pertengahan abad ke-20.[33]
Selain teorema geometri yang terkenal, seperti teorem Pythagoras,
Elemen
menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan untuk menemukan bilangan prima.

Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM) dari Sirakusa menggunakan metode penghabis untuk menghitung luas di bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap Pi.[34]
Dia juga mengkaji screw yang mengharumkan namanya, rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang sangat besar.

Matematika Cina

[sunting
|
sunting sumber]

Sembilan Bab tentang Seni Matematika.

Matematika Cina permulaan adalah berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari belahan dunia lain, sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang mandiri.[35]
Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah
Chou Pei Suan Ching, berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun angka tahun 300 SM juga cukup masuk akal.[36]

Hal yang menjadi catatan khusus dari penggunaan matematika Cina adalah sistem notasi posisional bilangan desimal, yang disebut pula “bilangan batang” di mana sandi-sandi yang berbeda digunakan untuk bilangan-bilangan antara ane dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai perpangkatan dari sepuluh.[37]
Dengan demikian, bilangan 123 ditulis menggunakan lambang untuk “i”, diikuti oleh lambang untuk “100”, kemudian lambang untuk “2” diikuti lambang utnuk “10”, diikuti oleh lambang untuk “3”. Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan yang paling canggih di dunia pada saat itu, mungkin digunakan beberapa abad sebelum periode masehi dan tentunya sebelum dikembangkannya sistem bilangan India.[38]
Bilangan batang memungkinkan penyajian bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan perhitungan yang dilakukan pada
suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal penemuan
suan pan
tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini berasal dari tahun 190 Chiliad, di dalam
Catatan Tambahan tentang Seni Gambar
karya Xu Yue.

Karya tertua yang masih terawat mengenai geometri di Cina berasal dari peraturan kanonik filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM, yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM).
Mo Jing
menjelaskan berbagai aspek dari banyak disiplin yang berkaitan dengan ilmu fisika, dan juga memberikan sedikit kekayaan informasi matematika.

Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti) memerintahkan semua buku di dalam Kekaisaran Qin selain daripada yang resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini tidak dihiraukan secara umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu sedikitnya informasi tentang matematika Cina kuno yang terpelihara yang berasal dari zaman sebelum itu. Setelah pembakaran buku pada tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya matematika yang barangkali sebagai perluasan dari karya-karya yang kini sudah hilang. Yang terpenting dari semua ini adalah
Sembilan Bab tentang Seni Matematika, judul lengkap yang muncul dari tahun 179 Grand, tetapi wujud sebagai bagian di bawah judul yang berbeda. Ia terdiri dari 246 soal kata yang melibatkan pertanian, perdagangan, pengerjaan geometri yang menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan dimensi untuk menara pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-bahan segitiga siku-siku dan π. Ia juga menggunakan prinsip Cavalieri tentang volume lebih dari seribu tahun sebelum Cavalieri mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti matematika untuk teorema Pythagoras, dan rumus matematika untuk eliminasi Gauss. Liu Hui memberikan komentarnya pada karya ini pada abad ke-3 M.

Sebagai tambahan, karya-karya matematika dari astronom Han dan penemu Zhang Heng (78–139) memiliki perumusan untuk pi juga, yang berbeda dari cara perhitungan yang dilakukan oleh Liu Hui. Zhang Heng menggunakan rumus pi-nya untuk menentukan volume bola. Juga terdapat karya tertulis dari matematikawan dan teoriwan musik Jing Fang (78–37 SM); dengan menggunakan koma Pythagoras, Jing mengamati bahwa 53 perlimaan sempurna menghampiri 31 oktaf. Ini kemudian mengarah pada penemuan 53 temperamen sama, dan tidak pernah dihitung dengan tepat di tempat lain hingga seorang Jerman, Nicholas Mercator melakukannya pada abad ke-17.

Read:  Bangun Rumah Dengan Biaya 20 Juta

Bangsa Cina juga membuat penggunaan diagram kombinatorial kompleks yang dikenal sebagai kotak ajaib dan lingkaran ajaib, dijelaskan pada zaman kuno dan disempurnakan oleh Yang Hui (1238–1398 M). Zu Chongzhi (abad ke-5) dari Dinasti Selatan dan Utara menghitung nilai pi sampai tujuh tempat desimal, yang bertahan menjadi nilai pi paling akurat selama hampir i.000 tahun.

Bahkan setelah matematika Eropa mulai mencapai kecemerlangannya pada masa Renaisans, matematika Eropa dan Cina adalah tradisi yang saling terpisah, dengan menurunnya hasil matematika Cina secara signifikan, hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo Ricci membawa gagasan-gagasan matematika kembali dan kemudian di antara dua kebudayaan dari abad ke-16 sampai abad ke-18.

Matematika Republic of india

[sunting
|
sunting sumber]

Arca Aryabhata. Karena informasi tentang keujudannya tidak diketahui, perupaan Aryabhata didasarkan pada daya khayal seniman.

Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.[39]

Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi.
Shatapatha Brahmana
(kira-kira abad ke-nine SM), menghampiri nilai π,[40]
dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan,[41]
menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat; mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.

Pāṇini
(kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.[42]
Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika mod, dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam risalahnya prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan Fibonacci (yang disebut
mātrāmeru).[43]

Surya Siddhanta
(kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit.[44]
Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya i,4 detik lebih panjang daripada nilai modernistic sebesar 365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.

Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri Republic of india pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik dan algoritme aljabar, infinitesimal, dan persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama dengan perhitungan astronomi yang akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi.[45]
Sebuah terjemahan bahasa Arab dari karyanya
Aryabhatiya
tersedia sejak abad ke-eight, diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-thirteen. Dia juga memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada abad ke-fourteen, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai 3,14159265359.

Peranan

[sunting
|
sunting sumber]

Pembelajaran matematika

[sunting
|
sunting sumber]

Pendidik menggunakan sejarah matematika sebagai salah satu sumber belajar matematika. Pemanfaatan sejarah matematika berkaitan dengan konsep matematika dan ilmu pedagogis. Pengetahuan tentang sejarah matematika memberikan pemahaman matematika dan hubungan timbal-balik antarkonsep dalam matematika serta evolusi konsep matematika. Pemahaman mengenai latar belakang sejarah dari suatu konsep matematika memberikan peningkatan pemahaman secara menyeluruh terhadap kemampuan pedagogis guru. Pemahaman sejarah matematika meliputi nama tokoh, latar belakang berkembangnya konsep, proses evolusi dari perkembangan konsep dan hubungan timbal-balik antarkonsep dalam matematika di dalam sejarah. Pendidik yang memahami sejarah matematika mampu memperoleh motivasi, melakukan evaluasi dari masalah yang muncul di masa lalu untuk menemukan solusinya, dan merancang desain pembelajaran suatu materi tertentu dengan menjadikan sejarah matematika sebagai landasannya.[46]

Referensi

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^

    J. Friberg, “Methods and traditions of Babylonian mathematics. Plimpton 322, Pythagorean triples, and the Babylonian triangle parameter equations”, Historia Mathematica, 8, 1981, pp. 277—318.

  2. ^

    O. Neugebauer, “The Exact Sciences in Antiquity”, Chap. Iv “Egyptian Mathematics and Astronomy”, second ed., Dover, New York, 1969, pp. 71—96.

  3. ^

    Sir Thomas L. Heath,
    A Manual of Greek Mathematics, Dover, 1963, p. 1: “In the case of mathematics, information technology is the Greek contribution which it is most essential to know, for it was the Greeks who first made mathematics a science.”

  4. ^


    Heath.
    A Manual of Greek Mathematics. hlm. 5.





  5. ^

    Robert Kaplan, “The Zero That Is: A Natural History of Nix”, Allen Lane/The Penguin Press, London, 1999

  6. ^

    “The ingenious method of expressing every possible number using a set of ten symbols (each symbol having a place value and an absolute value) emerged in Republic of india. The idea seems so simple nowadays that its significance and profound importance is no longer appreciated. Its simplicity lies in the way it facilitated calculation and placed arithmetic foremost amidst useful inventions. the importance of this invention is more than readily appreciated when one considers that information technology was beyond the two greatest men of Artifact, Archimedes and Apollonius.” – Pierre Simon Laplace http://www-history.mcs.st-and.air-conditioning.britain/HistTopics/Indian_numerals.html

  7. ^

    A.P. Juschkewitsch, “Geschichte der Mathematik im Mittelalter”, Teubner, Leipzig, 1964
  8. ^


    a




    b



    (Boyer 1991, “Origins” p. iii)

  9. ^

    http://mathworld.wolfram.com/LebomboBone.html
  10. ^


    a




    b




    Williams, Scott W. (2005). “The Oldest Mathematical Object is in Swaziland”.
    Mathematicians of the African Diaspora. SUNY Buffalo mathematics department. Diakses tanggal
    2006-05-06
    .





  11. ^


    Kellermeier, John (2003). “How Menstruation Created Mathematics”.
    Ethnomathematics. Tacoma Community College. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-12-23. Diakses tanggal
    2006-05-06
    .





  12. ^

    Benda matematika kuno

  13. ^


    “Matematika di Afrika bagian tengah sebelum pendudukan”
    (PDF). Diarsipkan dari versi asli
    (PDF)
    tanggal 2012-02-07. Diakses tanggal
    2010-03-01
    .





  14. ^

    Marshack, Alexander (1991):
    The Roots of Civilisation, Colonial Hill, Mount Kisco, NY.

  15. ^

    Thom, Alexander, and Archie Thom, 1988, “The metrology and geometry of Megalithic Man”, pp 132-151 in C.Fifty.N. Ruggles, ed.,
    Records in Rock: Papers in memory of Alexander Thom. Cambridge Univ. Press. ISBN 0-521-33381-4.

  16. ^

    (Boyer 1991, “Mesopotamia” p. 24)

  17. ^

    (Boyer 1991, “Mesopotamia” p. 25)

  18. ^

    Duncan J. Melville (2003). Tertiary Millennium Chronology Diarsipkan 2018-07-07 di Wayback Machine.,
    Third Millennium Mathematics. Universitas St. Lawrence.

  19. ^


    Aaboe, Asger (1998).
    Episodes from the Early History of Mathematics. New York: Random Firm. hlm. 30–31.





  20. ^

    (Boyer 1991, “Egypt” p. xi)

  21. ^

    Pecahan Satuan Mesir di MathPages

  22. ^


    “Salinan arsip”. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-16. Diakses tanggal
    2010-03-01
    .





  23. ^

    [1]

  24. ^

    [two]

  25. ^

    (Boyer 1991, “Egypt” p. 19)

  26. ^


    “Salinan arsip”. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-05. Diakses tanggal
    2021-03-07
    .





  27. ^

    [3]

  28. ^

    Howard Eves,
    An Introduction to the History of Mathematics, Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0

  29. ^

    Martin Bernal, “Animadversions on the Origins of Western Science”, pp. 72–83 in Michael H. Shank, ed.,
    The Scientific Enterprise in Antiquity and the Middle Ages, (Chicago: University of Chicago Press) 2000, p. 75.

  30. ^

    (Boyer 1991, “Ionia and the Pythagoreans” p. 43)

  31. ^

    (Boyer 1991, “Ionia and the Pythagoreans” p. 49)

  32. ^

    Eves, Howard, An Introduction to the History of Mathematics, Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0.

  33. ^

    Howard Eves,
    An Introduction to the History of Mathematics, Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0 p. 141: “Tiada karya, selain Alkitab, yang lebih sering dibaca….”

  34. ^


    O’Connor, J.J. and Robertson, E.F. (February 1996). “A history of calculus”. Universitas St Andrews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-15. Diakses tanggal
    2007-08-07
    .





  35. ^

    (Boyer 1991, “China and India” p. 201)

  36. ^

    (Boyer 1991, “Communist china and Bharat” p. 196)

  37. ^

    Katz 2007, hlm. 194–199

  38. ^

    (Boyer 1991, “Cathay and Republic of india” p. 198)

  39. ^

    (Boyer 1991, “People’s republic of china and Republic of india” p. 206)

  40. ^

    [4] Diarsipkan 2009-04-26 di Wayback Machine.. Nilai yang diberikan adalah 25/eight (3,125); 900/289 (iii,11418685…); 1156/361 (three,202216…), dan 339/108 (iii,1389), yang ditulis terakhir adalah benar (ketika dibulatkan) sampai dua tempat desimal

  41. ^

    Sulbasutra Bharat Diarsipkan 2016-04-07 di Wayback Machine.. Metode konstruksi persegi bersisi 13/15 kali diameter lingkaran yang diberikan (bersesuaian dengan π=three.00444), jadi ini bukan hampiran yang sangat baik.

  42. ^


    Bronkhorst, Johannes (2001), “Panini and Euclid: Reflections on Indian Geometry”,
    Journal of Indian Philosophy, Springer Netherlands,
    29
    (i-ii): 43–80, doi:10.1023/A:1017506118885





  43. ^

    Rachel W. Hall. Matematika bagi pujangga dan penabuh drum Diarsipkan 2012-02-12 di Wayback Machine..
    Math Horizons
    15
    (2008) x-xi.

  44. ^

    http://www.westgatehouse.com/cycles.html Exegesis of Hindu Cosmological Time Cycles

  45. ^


    Thou. Five. Sarma (2001), “Āryabhaṭa: His proper noun, time and provenance”
    (PDF),
    Indian Journal of History of Science,
    36
    (4): 105–115, diarsipkan dari versi asli
    (PDF)
    tanggal 2010-03-31, diakses tanggal
    2010-03-01






  46. ^


    Fachrudin, Achmad Dhany (2020).
    Inovasi Pembelajaran Matematika dari Sejarah Matematika: Belajar Pythagoras dari Problem Solving Ancient Red china Persamaan Kuadrat Babilonia Kuno
    (PDF). Sidoarjo: STKIP PGRI Sidoarjo. hlm. six. ISBN 978-602-72886-3-8.




Bacaan lanjutan

[sunting
|
sunting sumber]

  • Aaboe, Asger (1964).
    Episodes from the Early History of Mathematics. New York: Random House.



  • Boyer, C. B.,
    A History of Mathematics, 2nd ed. rev. by Uta C. Merzbach. New York: Wiley, 1989 ISBN 0-471-09763-two (1991 pbk ed. ISBN 0-471-54397-7).
  • Eves, Howard,
    An Introduction to the History of Mathematics, Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0,
  • Hoffman, Paul,
    The Man Who Loved Only Numbers: The Story of Paul Erdős and the Search for Mathematical Truth. New York: Hyperion, 1998 ISBN 0-7868-6362-five.
  • Grattan-Guinness, Ivor (2003).
    Companion Encyclopedia of the History and Philosophy of the Mathematical Sciences. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0801873975.



  • van der Waerden, B. L.,
    Geometry and Algebra in Ancient Civilizations, Springer, 1983, ISBN 0-387-12159-five.
  • O’Connor, John J. and Robertson, Edmund F.
    The MacTutor History of Mathematics Archive Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine.. This website contains biographies, timelines and historical articles about mathematical concepts; at the School of Mathematics and Statistics, University of St. Andrews, Scotland. (Or encounter the alphabetical listing of history topics Diarsipkan 2011-08-09 di Wayback Machine..)
  • Stigler, Stephen G. (1990).
    The History of Statistics: The Measurement of Incertitude before 1900. Belknap Press. ISBN 0-674-40341-X.



  • Bell, E.T. (1937).
    Men of Mathematics. Simon and Schuster.



  • Gillings, Richard J. (1972).
    Mathematics in the time of the pharaohs. Cambridge, MA: M.I.T. Press.



  • Heath, Sir Thomas (1981).
    A History of Greek Mathematics. Dover. ISBN 0-486-24073-eight.



  • Menninger, Karl W. (1969).
    Number Words and Number Symbols: A Cultural History of Numbers. MIT Printing. ISBN 0-262-13040-viii.



  • Burton, David Thou.
    The History of Mathematics: An Introduction. McGraw Hill: 1997.
  • Katz, Victor J.
    A History of Mathematics: An Introduction, 2d Edition. Addison-Wesley: 1998.
  • Kline, Morris.
    Mathematical Idea from Ancient to Modern Times.
  • Katz, Victor J., ed. (2007),
    The Mathematics of Arab republic of egypt, Mesopotamia, China, India, and Islam: A Sourcebook, Princeton, NJ: Princeton Academy Press, 685 pages, pp 385-514, ISBN 0691114854



    .
  • Plofker, Kim (2009),
    Mathematics in Bharat: 500 BCE–1800 CE, Princeton, NJ: Princeton University Printing. Pp. 384., ISBN 0691120676



    .

Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]

  • MacTutor History of Mathematics archive (John J. O’Connor and Edmund F. Robertson; Academy of St Andrews, Scotland). An award-winning website containing detailed biographies on many historical and contemporary mathematicians, besides as data on notable curves and diverse topics in the history of mathematics.
  • History of Mathematics Home Page (David East. Joyce; Clark University). Manufactures on various topics in the history of mathematics with an all-encompassing bibliography.
  • The History of Mathematics (David R. Wilkins; Trinity College, Dublin). Collections of material on the mathematics betwixt the 17th and 19th century.
  • History of Mathematics Diarsipkan 2008-01-16 di Wayback Machine. (Simon Fraser University).
  • Primeval Known Uses of Some of the Words of Mathematics (Jeff Miller). Contains information on the earliest known uses of terms used in mathematics.
  • Earliest Uses of Various Mathematical Symbols (Jeff Miller). Contains information on the history of mathematical notations.
  • Mathematical Words: Origins and Sources (John Aldrich, University of Southampton) Discusses the origins of the modern mathematical word stock.
  • Biographies of Women Mathematicians (Larry Riddle; Agnes Scott College).
  • Mathematicians of the African Diaspora (Scott W. Williams; University at Buffalo).
  • Fred Rickey’due south History of Mathematics Page Diarsipkan 2012-09-12 di Wayback Machine.
  • A Bibliography of Collected Works and Correspondence of Mathematicians (Steven Due west. Rockey; Cornell University Library).
  • Mathourism – Places with a mathematical historic involvement
Read:  Rencana Pembangunan Rumah Sakit Di Kec Lembang

Jurnal

[sunting
|
sunting sumber]

  • Convergence, Majalah Sejarah Matematika online yang dikelola oleh Mathematical Association of America

Direktori

[sunting
|
sunting sumber]

  • Links to Web Sites on the History of Mathematics (The British Lodge for the History of Mathematics)
  • History of Mathematics Diarsipkan 2006-10-04 di Wayback Car. Math Athenaeum (University of Tennessee, Knoxville)
  • History/Biography The Math Forum (Drexel Academy)
  • History of Mathematics Diarsipkan 2002-07-16 di Wayback Machine. (Courtright Memorial Library).
  • History of Mathematics Web Sites (David Calvis; Baldwin-Wallace College)
  • History of mathematics di Curlie (dari DMOZ)
  • Historia de las Matemáticas Diarsipkan 2003-02-xix di Wayback Car. (Universidad de La La guna)
  • História da Matemática (Universidade de Coimbra)
  • Using History in Math Class
  • Mathematical Resources: History of Mathematics Diarsipkan 2008-10-05 di Wayback Auto. (Bruno Kevius)
  • History of Mathematics Diarsipkan 2008-06-xv di Wayback Car. (Roberta Tucci)



Cara Menghitung Bahan Bangunan Rumah Tipe 36

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_matematika

You May Also Like