Biaya Membangun Rumah Type 21

Setiap orang tentu memiliki cita-cita untuk memiliki rumah sendiri, terutama bagi mereka pasangan yang baru saja menikah. Namun sayang, harga rumah dari waktu ke waktu memang terus mengalami kenaikan. Bagi Anda yang punya bujet pas-pasan, bisa mempertimbangkan untuk membeli rumah subsidi sederhana atau membangun rumah minimalis tipe 21. Dibandingkan rumah tipe 36, rumah minimalis tipe 21 punya harga lebih terjangkau untuk Anda yang memiliki keluarga kecil.

Dalam arti yang sangat umum, rumah dapat dikatakan sebagai salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu.^[ane]
Dalam pengertian yang luas, rumah tidak hanya sebagai sebuah bangunan, melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dikatakan sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat, dan bersuka ria bersama keluarga.

Sebagai tempat bermukim, rumah setidaknya memiliki tiga fungsi utama.^[two]
Fungsi yang pertama adalah sebagai penunjang identitas keluarga, yang diwujudkan dalam kualitas hunian. Kedua adalah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Sementara, yang terakhir adalah sebagai penunjang rasa aman (security), yang berarti terjaminnya keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah.

Dalam aplikasinya, rumah dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang Berimbang, setidaknya ada tiga tipe rumah, yakni rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah.^[iii]
Rumah sederhana biasanya memiliki luas lantai bangunan tidak lebih dari 70 m2, rumah menengah umumnya dibangun di atas lahan seluas 54 hingga 600 m2, sedangkan rumah mewah adalah rumah yang dibangun di atas tanah 54 m2 sampai 2.000 m2.

Nah, apabila anggaran Anda tidak cukup banyak dan kebetulan sedang membangun keluarga kecil, rumah sederhana tipe 21 bisa menjadi alternatif yang oke. Biasanya, rumah ini memiliki satu atau dua kamar tidur, satu kamar mandi, serta ruang tamu. Harganya sendiri fluktuatif, tetapi memang jauh lebih terjangkau dibandingkan rumah type 36 atau di atasnya.

Kisaran Harga Rumah Type 21

Harga rumah tipe 21 di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk sejumlah situs jual beli rumah. Jika dibandingkan tahun 2021 lalu, harga rumah tipe 21 pada tahun 2022 ini memang belum terlalu banyak berubah. Sebagai referensi, berikut kami sampaikan informasi harga rumah tipe 21 pada tahun lalu di sejumlah daerah.

Harga Rumah Type 21 Tahun 2021

Namun, bagi Anda yang enggan membeli rumah, Anda bisa mempertimbangkan untuk membangun sendiri rumah tipe 21 impian Anda dengan menyiapkan dana secukupnya. Tipsnya, sebaiknya pilihlah kavling tanah yang cukup luas agar kelak Anda bisa lebih mudah jika ingin melakukan pengembangan atau renovasi rumah dengan penambahan kamar, taman, atau ruang-ruang lain yang Anda kehendaki.

Biaya Bangun Rumah Type 21 Sistem Borongan

Pembangunan hunian dengan sistem borongan menggunakan penghitungan per meter persegi. Biayanya saat ini sekitar Rp3,v juta hingga Rp5 juta per meter persegi, naik dari tahun sebelumnya yang dipatok Rp2,five juta hingga Rp3,5 juta per meter persegi. Perbedaan harga ini tentunya tergantung spesifikasi bahan bangunan yang ingin digunakan untuk rumah.

Biaya Upah Tukang Borongan

Jasa tukang sangat dibutuhkan untuk membangun rumah Anda menjadi hunian yang sesuai dengan cita-cita selama ini. Dalam dunia konstruksi, setidaknya terdapat tiga sistem yang dianut, yakni sistem harian, borongan jasa, dan borongan penuh. Ketiga sistem ini tentunya memiliki perhitungan ongkos atau biaya yang berbeda-beda.

Untuk jasa kuli bangunan atau tukang dengan sistem harian, biasanya mematok biaya kerja harian antara Rp100 ribuan hingga Rp150 ribuan per hari, masih sama seperti tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk sistem borongan penuh, jasa biayanya saat ini dapat mencapai Rp4 juta sampai Rp6 juta per m2, naik dari tahun sebelumnya yang dipatok mulai Rp3 jutaan per m2. Pada sistem borongan jasa, Anda hanya membayar jasa sang tukang, sedangkan untuk bahan atau material bangunan, Anda sendiri yang menyediakannya.

Biaya Upah Tukang Harian

Biaya Tanah dan Bangunan

Misalnya saja Anda berencana membangun rumah tipe 21/60. Anda memerlukan tanah seluas threescore meter persegi. Apabila harga tanah di lokasi yang Anda tuju misalnya saja Rp800.000 per meter persegi, maka biaya yang Anda butuhkan untuk membeli tanah tersebut adalah Rp800.000 10 60 meter persegi adalah Rp48 juta.

Kemudian, biaya yang perlu dihitung adalah perkiraan untuk membangun bangunan. Komponen satu ini meliputi kisaran biaya untuk membeli textile seperti pasir, batu bata, semen, cat, dan sebagainya. Kebutuhan untuk membangun rumah ini bisa Anda komunikasi dengan kepala pekerja, mengenai material apa saja yang dibutuhkan bila memakai sistem harian atau borongan jasa.

Misalnya, Anda memilih sistem tukang borongan penuh dengan biaya Rp4 juta per meter persegi, maka perhitungannya adalah 21 meter persegi x Rp4.000.000 = Rp84 juta. Jadi, total biaya beli tanah dan bangunan (sistem borongan penuh) = Rp48 juta + Rp84 juta = Rp132 juta. Angka Rp132 juta adalah kisaran biaya yang akan Anda habiskan untuk membangun rumah minimalis tipe 21 dengan luas tanah threescore meter persegi (one lantai).

Biaya Lain-Lain

Dalam masa pembangunan, jika ada perubahan yang hendak Anda lakukan seperti membangun taman, menambah ornamen, atau semacamnya, maka setidaknya Anda perlu menyiapkan biaya untuk berjaga-jaga sekitar 10% dari keseluruhan total anggaran. Biaya lain-lain ini mencakup biaya tak terduga seperti pembangunan taman, pengisian properti atau perkakas untuk ruang tamu, dapur, kamar, dan sebagainya. (Panca)

^[ane]
Rully. 2014. Merencanakan dan Merancang Rumah Tinggal yang Optimal. Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, Vol. 15(xix).

^[2]
Ibid.

^[iii]
Triyuly, Wienty. 2013. Identifikasi Pembangunan Type Rumah Perumahan di Kota Palembang. Jurnal Rekayasa Sriwijaya, Vol. i(22): 1-7.