Bangunan Yang Dibuat Dengan Metode Rumah Kaca
Tips dan langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek, khususnya proyek konstruksi dengan menggunakan bar nautical chart dan kurva-S.
Kita sudah sering membahas tentang tips-tips rumah, interior desain, pada kesempatan kali ini saya mencoba membuat tulisan tentang
Manajemen Proyek Konstruksi. Proyek yang dimaksud adalah proyek konstruksi. Saya pribadi sangat percaya bahwa keberhasilan proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan antara 3 tujuan utama proyek, yaitu : biaya yang optimal, mutu yang bagus dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh kejelian
perencana proyek
(project planner) dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek kontruksi.
Bisnis konstruksi
adalah sebuah bisnis yang memiliki batasan-batasan, proyek konstruksi pun diikuti oleh batasan-batasan tersebut. Batasan yang ada pada bisnis dan proyek kosntruksi diantaranya adalah:
– Adanya batasan waktu pelaksanaan
– Adanya batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
– Adanya batasan pemakaian jumlah textile
– Adanya batasan nilai dari sebuah proyek
– dsb.
Berbeda dengan bisnis lainnya, seperti industri,
industry,
assembling,
garment, dsb. Pada industri-industri tersebut tidak ada batasan waktu pelaksanaan, karena proses produksi (secara normal) berlangsung sepanjang tahun dan terus menerus. Tidak ada batasan pemakaian tenaga kerja, karena kebutuhan tenaga kerja bisa bertambah seiring dengan pertambahan barang atau produk yang akan dihasilkan. Tidak ada batasan pemakaian cloth, karena kebutuhan akan material bisa meningkat atau ditambah Kuantitasnya seiring dengan kebutuhan pasar akan produk industri tersebut yang makin meningkat. Juga tidak ada batasan nilai proyek, karena nilai sebuah proyek bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan banyaknya produk atau barang yang ingin dihasilkan, misalnya pesawat telepon, pakaian, mie instant, kendaraan bermotor, barang dalam kemasan, dsb.
Coba bandingkan dengan bisnis konstruksi, sebuah perusahaan konstruksi (kontraktor) tidak bisa menambah waktu pelaksanaan proyek, karena proyek punya batasan waktu kapan sebuah proyek harus selesai. Kontraktor juga tidak bisa menambah penggunaan tenaga kerja, karena jumlah tenaga kerja telah disesuaikan dengan besarnya volume tiap item-item pekerjaan dalam sebuah proyek. Kontraktor juga tidak bisa menambah jumlah fabric, karena jumlah material juga ditentukan dari book pekerjaan dalam sebuh proyek. Kontraktor juga tidak bisa menambah nilai dari sebuh proyek, karena nilai proyek ditentukan oleh pemilik (possessor) proyek, bisa pemerintah atau mungkin juga pihak swasta.
Dari berbagai keterbatasan itu, maka proyek konstruksi membutuhkan
perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek. Tujuannya adalah menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal (saya tidak menyebut
MURAH
yah..), mutu pekerjaan yang baik/berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Karena ketiganya adalah 3 elemen yang saling mempengaruhi.
Ilustrasi dari
3 circles diagram
diatas adalah :
- Jika biaya proyek berkurang (atau dikurangi) sementara waktu pelaksanaan direncanakan tetap, maka secara otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan berkurang –> Secara umum proyek Rugi!
- Jika waktu pelaksanaan mundur/ terlambat, sementara tidak ada rencana penambahan anggaran, maka mutu pekerjaan juga akan berkurang –> Secara umum proyek Rugi!
- Jika mutu ingin dijaga, sementara waktu pelaksanaan mundur/terlambat, maka akan terjadi peningkatan anggaran belanja –> Secara umum proyek juga Rugi!
Inti dari 3 komponen proyek konstruksi tersebut adalah bagaimana menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan, selesai tepat pada waktunya, sehingga tidak terjadi pengurangan mutu pekerjaan atau penambahan anggaran belanja.
Berikut adalah contoh perencanaan, penjadwalan dan pengendalian pelaksanaan proyek dengan
bar chart
dan
s-curve, proses penjadwalan ini saya pilih berdasarkan volume pekerjaan (Realitanya penentuan
south-curve
bisa berdasarkan volume pekerjaan, bisa juga berdasarkan nilai/harga tiap item pekerjaan).
Gambar diatas adalah layout pondasi dari sebuah rumah ukuran Panjang: 10 thou dan Lebar: vii thou, dengan luas bangunan (A) : 70 one thousand^ii
PERHITUNGAN Volume
Pekerjaan Persiapan;
Galian tanah dasar tebal ten cm –> Book Pekerjaan = 70 m^2 x 0,ane chiliad =
7 1000^3
Pekerjaan Pas. Pondasi Batu Kali:
Luas Pondasi = ((0,3 x 1) + (1/two x 0,3 x 1) x 2 ) = 0,3 + 0,three
Luas Pondasi = 0,6 yard^2
Keliling Pondasi = 58,5 chiliad –> Book Pondasi = 0,6 m2 x 58,5 thou =
35,i m^3
Pekerjaan Sloof: –> Diambil, Dimensi sloof : 15 cm x xv cm
Arah Memanjang:
– 0,15 x 0,xv 10 10 x two = 0,450 one thousand^iii
– 0,15 x 0,15 x vi = 0,1350 m^three
– 0,15 ten 0,15 x ii = 0,0450 m^iii
– 0,15 x 0,15 x iii = 0,0675 grand^3
Arah Melintang:
– 0,15 10 0,15 x 7 x 2 = 0,315 k^3
– 0,xv ten 0,fifteen x three x 3 = 0,135 m^3
– 0,15 10 0,15 10 three,5 = 0,07875 m^iii
– 0,15 x 0,15 x 2 = 0,045 m^3
Total Volume Sloof =
ane,3275 thou^3
Pekerjaan Kolom:
Dimensi Kolom diasumsikan : xv cm ten fifteen cm
Volume Kolom = Panjang x Lebar x Tinggi = 0,15 thou x 0,15 m 10 3,v one thousand = 0,07875 m^3
Jumlah kolom (n) pada gambar adalah 16 buah,
Total Volume Kolom = 0,7875 thousand^3 x sixteen buah =
1,26 grand^3
Pekerjaan Balok: –> Diambil, Dimensi Balok : 15 cm x 15 cm
Arah Memanjang:
– 0,15 x 0,15 x 10 x 2 = 0,450 m^three
– 0,15 x 0,fifteen x half-dozen = 0,1350 m^iii
– 0,15 10 0,fifteen x two = 0,0450 thousand^3
– 0,15 x 0,15 10 iii = 0,0675 m^iii
Arah Melintang:
– 0,fifteen ten 0,15 x 7 ten 2 = 0,315 m^iii
– 0,15 x 0,xv x 3 ten 3 = 0,135 1000^iii
– 0,fifteen x 0,fifteen x iii,v = 0,07875 m^3
– 0,15 x 0,fifteen ten ii = 0,045 m^3
Total Volume Balok =
1,3275 m^three
Pekerjaan Dinding Bata:
Panjang Keliling : 58,5 m
Tinggi : iii,v one thousand
Tebal : 0,15 one thousand
Volume Dinding = 58,5 m x 3,five chiliad ten 0,15 m =
30,7125 m^3
Pekerjaan Lantai:
Luas : vii 10 10 = 70 m^two
Tebal : 0,one m
Volume Lantai = 70 m2 x 0,i m =
7,00 m^three
Pekerjaan Pelat Atap:
Book Pelat Atap = panjang x lebar x tebal
Book Pelat Atap = 10 thousand x 7 m ten 0,15 k =
10,50 chiliad^iii
Volume Total Pekerjaan = ( seven + i,26 + 1,3275 + 35,i + 30,7125 + 7,00 + 10,50 ) thou^3
Volume Total Pekerjaan =
92,90 thou^iii –>dibulatkan menjadi
93,00 m^3
Selanjutnya Book Tiap-tiap pekerjaan, Volume Total, dan durasi masing-masing pekerjaan direkap dalam sebuah canvass seperti berikut ini:
Setiap pekerjaan memiliki durasi pelaksanaan. Contohnya pekerjaan persiapan memiliki durasi 2 minggu. Bobot pekerjaan (prestasi) dari pekerjaan persiapan setiap minggu adalah sebesar = 7 k^iii /2 minggu = 3,52 m^3/minggu. Dengan cara yang sama, maka seluruh prestasi setiap particular pekerjaan telah diketahui.
Prestasi setiap item pekerjaan selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan
progress
(prestasi) komulatif. Prestasi/progress komulatif harus berjumlah 100 % tepat pada saat proyek tersebut selesai dilaksanakan. Berikut adalah gambar
South-Bend
dari hasil perhitungan particular pekerjaan diatas:
Jika
canvas
digabungkan maka gambar akan akan terlihat seperti berikut ini:
Hasil dari
s-curve
tersebut nantinya akan dijadikan sebagai panduan untuk mengendalikan pelaksanaan proyek. Dari south-curve tersebut sudah dihitung book pekerjaan setiap minggu, ikuti angka-angka tersebut, sambil berharap tidak ada hal luar biasa seperti hujan yg berkepanjangan yg akan menunda pelaksanaan pekerjaan. Secara normal, jika
s-curve
tersebut diikuti maka kemungkinan proyek tersebut terlambat dan mengalami kerugian dapat dikurangi (kalau bisa tidak ada sama sekali).
Demikian artikel tentang perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek kali ini, pada artikel tentang perencanaan yang berikutnya, saya akan mencoba untuk memperlihatkan pada anda bagaimana menggabungkan antara volume pekerjaan pada s-curve dengan metode pengendalian textile yang biasa dipergunakan pada bidang industri dan manufacture seperti metode
Fabric Requirement Planning
(MRP)
dan metode
Economic Order Quantity
(EOQ). Dari hasil penggabungan tersebut nantinya akan diketahui kebutuhan fabric perhari selama proyek berlangsung,
inventory status, sistem pemesanan,
safety stock
material, dsb. Dan berdasarkan hasil penggunaan metode tsb di two buah proyek gedung (5 lantai dan 8 lantai), metode tersebut mampu menjamin ketersediaan material selama proyek berlangsung sehingga proyek bisa selesai tepat waktu. Sementara jika proyek tersebut hanya menggunakan metode penjadwalan biasa seperti
s-curve, pelaksanaanya terlambat diakibatkan persediaan material mingguan yang tidak terjadwal.
Selamat mencoba 🙂
..
architectaria.com
| Arsitek, Desain Interior, General Contractor
Untuk Anda yang berada diwilayah JABODETABEK dan membutuhkan jasa arsitek, desain interior dan jasa kontraktor untuk membangun/merenovasi rumah, silahkan menghubungi kami melalui nomor: 081229400888, 087710400888, 021-83836281, atau 0251-9195383 (Bogor).
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui electronic mail. Silahkan klik
DISINI
jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).
Untuk Anda yang berada diwilayah JABODETABEK dan membutuhkan jasa arsitek, desain interior dan jasa kontraktor untuk membangun/merenovasi rumah, silahkan menghubungi kami melalui nomor: 081229400888, 087710400888, 021-83836281, atau 0251-9195383 (Bogor).
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik
DISINI
jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).
Bangunan Yang Dibuat Dengan Metode Rumah Kaca
Source: https://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with-bar-chart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-proyek-dengan-bar-chart-dan-s-curve.html