Bangun Rumah Dari Hutang Berbunga

Bangun Rumah Dari Hutang Berbunga

tvOne
Nama sebelumnya Lativi (2002—2008)
Jenis Jaringan televisi
Slogan Memang Beda
Negara Indonesia
Bahasa Bahasa Indonesia
Pendiri Abdul Latief
Tanggal siaran perdana 17 Januari 2002 (siaran percobaan)
Tanggal peluncuran thirty Juli 2002 (sebagai Lativi)
14 Februari 2008 (sebagai tvOne)
Kantor pusat Kawasan Industri Pulo Gadung JIEP, Jl. Rawa Terate Ii, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur
Wilayah siaran Nasional
Pemilik Visi Media Asia
Induk perusahaan Bakrie Group
Anggota jaringan lihat #Transmisi
Tokoh kunci Ahmad R. Widarmana (Presiden Direktur)
Karni Ilyas (Wakil Presiden Direktur)
Anindra Ardiansyah Bakrie (Presiden Komisaris)
Format gambar 576i SDTV 4:three
Satelit
  • Telkom-iv (gratuitous): 4175/H/6000 (MPEG-2/SD)
  • M-Vision: 110
  • MNC Vision: 97
  • Nex Parabola: 106
  • Transvision: 806
Kabel
  • First Media: 14
IPTV
  • Biznet Abode: 12
  • IndiHome: 103
  • MNC Play: 97
  • MyRepublic: 552
Televisi Internet
  • Vision+:
    Tonton langsung
  • Viva.co.id:
    Tonton langsung
  • Vidio:
    Tonton langsung
Situs web tvonenews.com
tvOne
PT Lativi Media Karya
(sebelumnya PT Pasaraya Media Karya)
Jakarta Timur, DKI Dki jakarta
Indonesia
Saluran Digital: 34 UHF
Virtual: 27
Slogan Memang Beda
Pemrograman
Afiliasi tvOne (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik ALatief Corporation (2002–2007)
Visi Media Asia (2007–sekarang)

Stasiun seinduk

antv (2007–sekarang)
sportOne (2013–sekarang)
Riwayat
Didirikan 15 Oktober 1991

Siaran perdana

17 Januari 2002 (siaran percobaan)
30 Juli 2002 (sebagai Lativi)
fourteen Februari 2008 (sebagai tvOne)

Bekas tanda panggil

Lativi (2002–2008)

Bekas nomor kanal

53 UHF (analog)
Informasi teknis

Otoritas perizinan

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Pranala
Situs web tvonenews.com

tvOne
adalah sebuah jaringan televisi nasional di Indonesia yang berfokus pada konten berita. Berawal dari penggunaan nama
Lativi, jaringan televisi ini diluncurkan pada tanggal xxx Juli 2002 dan awalnya dimiliki oleh ALatief Corporation, milik pengusaha Abdul Latief. Sempat dikenal dengan programnya yang berbasis klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan lainnya, sejak tahun 2007, saham mayoritas dan pengelolaan Lativi tidak lagi dikuasai oleh Latief.

Pada tanggal 14 Februari 2008 pukul 19:30 WIB, Lativi secara resmi berganti nama menjadi tvOne, dengan komposisi plan 70% berita, sisanya gabungan programme olahraga dan hiburan. Direktur Utama tvOne saat ini adalah Ahmad R. Widarmana,[1]
[ii]
dan kepemilikannya kini berada di bawah Grup Bakrie (melalui PT Visi Media Asia Tbk) yang juga memiliki stasiun televisi antv.

Sejarah

Logo pertama Lativi saat siaran percobaan (17 Januari-29 Juli 2002)

Logo kedua Lativi saat resmi diluncurkan (thirty Juli 2002-31 Agustus 2007)

Logo ketiga Lativi (1 September-Desember 2007)

Logo terakhir Lativi versi perak, digunakan sebelum berganti nama menjadi tvOne (Desember 2007-fourteen Februari 2008)

Logo pertama tvOne (fourteen Februari 2008-25 Februari 2011)

Logo kedua tvOne (25 Februari 2011-2 Maret 2012, ditambahkan gambar peta pada huruf O)

Logo ketiga tvOne, digunakan saat
on-air
(2 Maret 2012-sekarang, huruf pada TV dan NE menjadi putih)

Lativi

tvOne awalnya didirikan dengan nama
Pasaraya TV
(PRTV, dengan nama perusahaan
PT Pasaraya Media Karya). Sesuai namanya, PRTV memiliki keterikatan dengan Pasaraya, yaitu sebuah perusahaan ritel yang dimiliki oleh ALatief Corporation (milik Abdul Latief). PRTV awalnya diharapkan Latief bisa menjadi media promosi bagi Pasaraya.[3]
Khusus perusahaannya sendiri, PT Pasaraya Media Karya sebenarnya sudah didirikan sejak 15 Oktober 1991, dan awalnya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan majalah promosi Pasaraya bernama
Pasaraya Belanja, akan tetapi kemudian menjadi badan usaha/hukum dari stasiun televisi baru ini.[4]
[five]
PRTV mendapat izin siaran nasionalnya bernomor No. 799/MP/PM/1999 dari Departemen Penerangan pada 25 Oktober 1999,[6]
[7]
setelah sebelumnya menjadi pemenang dari seleksi pendirian televisi yang diumumkan Deppen pada 12 Oktober 1999 (bersama 4 stasiun televisi lain yaitu DVN TV, MTI TV, Trans TV dan GIB).

Beberapa waktu kemudian, di tanggal 7 Agustus 2000,[viii]
PRTV mengubah namanya menjadi Lativi yang diambil dari nama pendirinya (La(tief)tivi), dan nama perusahaannya menjadi
PT Lativi Media Karya. Siaran percobaannya mulai berlangsung sejak Januari 2002[9]
di DKI Dki jakarta, dan resmi diluncurkan pada xxx Juli 2002. Lativi awalnya dapat dinikmati di tujuh kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan dari petang hingga malam hari.[seven]
Untuk menyukseskan stasiun televisi baru ini, Latief sebelumnya sudah merekrut bekas orang-orang yang pernah terlibat dalam dunia penyiaran seperti Chrys Kelana dari RCTI, dan membangun studio serta kebutuhan siaran lainnya di Pulo Gadung, Jakarta Timur.[ten]
[11]
Latief awalnya cukup optimis dengan kehadiran Lativi: pada 2003, ia mengklaim bahwa Lativi akan menjadi stasiun televisi swasta pertama (dari 5 stasiun televisi baru) yang mencapai titik impas-nya di akhir tahun tersebut.[12]

Awalnya, Lativi tidak dimaksudkan sebagai stasiun televisi yang cenderung pada kelas bawah dan menyiarkan plan-program agak keras (lebih bersifat umum layaknya stasiun televisi lain) seperti menayangkan sinetron,[thirteen]
moving-picture show Barat atau picture show Standard mandarin,[14]
dan bahkan sempat mencoba dengan tayangan edukatif dokumenter berbahasa Inggris.[15]
Lativi juga sempat menggandeng Nickelodeon untuk menyiarkan acara kartun darinya seperti
Dora The Explorer,
SpongeBob SquarePants, dan
Blueish’south Clues
(kemudian pindah ke Global Boob tube) pada tahun 2004.[16]
Di bulan Ramadan, Lativi juga dikenal dengan acara
Pildacil
(Pemilihan Da’i Cilik) yang cukup populer dan ditayangkan beberapa kali,[17]
dan pernah juga menyiarkan Liga Italia Serie A pada tahun 2004 hingga 2005. Seperti disampaikan oleh Chrys Kelana (petinggi Lativi) di tahun 2003, programme-plan mereka (saat itu) disusun dengan strategi
flanking programme, dimana berusaha menayangkan acara yang berbeda di saat sejumlah stasiun televisi lain menayangkan acara serupa.[xiv]

Namun, seiring dengan sulitnya mencari keuntungan dan terus merugi (Rp 10-xx miliar/bulan),[18]
maka stasiun televisi ini pun sejak 2004 mulai mencoba menyiarkan acara-acara yang kontroversial (terutama pada malam hari). Acara tersebut banyak yang berbau erotisme (seperti
Layar Tancap,
Bisikan Nafsu, acara dangdut dan
Komedi Tengah Malam),[xix]
[20]
[21]
kekerasan (seperti
WWE SmackDown
yang pernah memakan korban dari anak-anak),[22]
[23]
mistis (seperti
Pemburu Hantu
dan
Rahasia Alam Gaib), dan berita kriminalitas yang vulgar seperti
Savage
dan
Tikam.[24]
[25]
Tak pelak, program-plan Lativi sering menimbulkan polemik dan kontroversi di berbagai kalangan masyarakat.

Setelah diakuisisi Bakrie, pada 2007 Lativi mulai mengurangi acaranya yang kontroversial, namun masih tetap menayangkan acara hiburan seperti drama Asia, kartun dan lainnya. Pada September 2007, Lativi berhasil mendapatkan hak siar Liga Utama Inggris 2007-2008.[26]
Salah satu bentuk perubahan pasca beralih kepemilikan ada pada logo Lativi, dimana logo rajawali[27]
ALatief Corporation dihilangkan dan hanya menjadi tulisan “Lativi” saja.

tvOne

Mulai Kamis, 14 Februari 2008 pukul 19:30 WIB, Lativi secara resmi berganti nama menjadi
tvOne. Kepastian peresmian nama baru ini disampaikan direktur utama dari tvOne, Erick Thohir, dalam jumpa pers Rabu, 13 Februari 2008. Perubahan nama ini adalah upaya strategi manajemen untuk memberikan sesuatu yang berbeda di industri pertelevisian Indonesia. Peresmian tvOne dilaksanakan di Plenary Hall, Gedung Dki jakarta Convention Center, dan ditayangkan secara langsung di tvOne mulai pukul 19:30 WIB. Peresmian tvOne juga dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, yang bertajuk “Sejuta Pilihan Satu Kepastian”.

Perubahan menjadi tvOne ini juga diiringi perombakan total pada identitas,
programming, target pasar dan lainnya. Berbeda dengan Lativi yang dikenal sebagai stasiun televisi kelas bawah dan berbasis hiburan, tvOne kali ini bertransformasi menjadi televisi berita (kedua di Republic of indonesia, setelah MetroTV) yang berkarakter inovatif dan beritanya bersifat cepat, akurat, dan eksklusif, serta pasarnya menargetkan kelas atas. Keinginan tersebut diwujudkan dari namanya, tvOne (TV satu) yang bermakna agar stasiun televisi ini bisa menjadi yang nomor i di Republic of indonesia, dan slogannya, “Memang Beda”. Selain acara berita, tvOne juga menayangkan acara olahraga dan hiburan dalam jumlah yang lebih sedikit dan sudah diseleksi.[28]
[29]
Dibandingkan dengan stasiun televisi berkonsep berita lain, memang tvOne cukup berhasil dengan sering menempati posisi No. i dari pesaingnya,[thirty]
meskipun tentunya jauh jika dibandingkan dengan stasiun televisi lain yang berbasis hiburan.[31]

Pada tahun 2009, tvOne resmi menyiarkan kompetisi sepakbola bergengsi Spanyol La Liga selama 3 musim yakni 2009-10 hingga 2011-12. Kemudian, di tahun 2014, tvOne resmi memiliki hak siar dalam ajang sepak bola bergengsi di dunia Piala Dunia FIFA 2014 bersama antv.

Di tanggal 25 Februari 2011, tvOne mengubah logonya yaitu dalam huruf O terdapat gambar peta, bertepatan dengan ulang tahun ke-iii tvOne, “Menuju Satu Dunia”. Secara dasar, logo tvOne terdiri dari tulisan “tvOne” yang digayakan, dimana penggunaan warna merah dan putih melambangkan Indonesia; lingkaran dengan angka 1 di dalamnya merupakan simbol persatuan; dan nama berbahasa Inggris,
One, menunjukkan kesiapan tvOne dalam kancah pertelevisian global.[32]

Pada tanggal 15 April 2017, tvOne untuk pertama kalinya sejak ix tahun kembali mulai menayangkan programme hiburan, seperti drama Turki dan acara permainan. Beberapa drama Turki dan acara permainan yang ditayangkan oleh tvOne, sebelumnya juga pernah ditayangkan oleh antv. Namun untuk jangka panjang, tvOne akan mengarahkan program-program hiburan yang ditayangkan untuk segmentasi pria dan remaja, yang dimulai dengan kembalinya
Radio Bear witness
pada awal tahun 2017. Dengan format baru ini, tvOne diharapkan dapat melampaui peringkat Trans TV dan Trans7 dalam klasemen tahunan Nielsen, di mana kedua stasiun televisi tersebut sedang mengalami stagnasi pada saat ini. Sayangnya, proses reposisi tvOne harus terhenti per 31 Juli 2017 hingga batas waktu yang tidak ditentukan, diduga karena adanya friksi antara redaksi dengan
programming
mengenai penjadwalan, serta
rating
drama Turki dan acara permainan yang tayang di tvOne malah cenderung rendah dan tidak sesuai harapan. tvOne pun kembali seperti semula, menjadi Television receiver yang fokus ke tayangan berita dan olahraga. Meskipun batal menjadi televisi berbasis hiburan, namun tvOne kemudian juga mencoba peruntungan dengan penayangan moving picture-motion picture klasik dalam negeri, yang umumnya bertema serius seperti sejarah.[33]

Pada tanggal 13 Oktober 2021, tvOne resmi bekerja sama dengan pemilik lisensi Mola untuk mendapatkan hak siar Bundesliga hanya musim 2021–22 Saja. Dimulai dari pekan ke-eight, tvOne akan menyiarkan 76 pertandingan Bundesliga atau 2 pertandingan per minggunya, menggantikan Internet. pada musim 2020–2021.[34]

Kepemilikan

Lativi awalnya seperti telah dijelaskan dimiliki oleh Abdul Latief, yang merupakan mantan Menaker pada era Presiden Soeharto. Hingga dilepas kepemilikannya pada 2007, secara resmi 100% kepemilikan stasiun televisi ini ada pada Latief, walaupun pada tahun 2003 Lativi sudah dikabarkan akan dilepas kepada Tomy Winata.[14]
Namun, pada akhirnya Latief justru “tersandung” dengan stasiun televisi miliknya ini akibat kredit macet yang terbongkar ke publik pada Mei 2005,[viii]
yang pada akhirnya memaksanya melepaskan kepemilikan atas Lativi.

Kredit macet ini bermula ketika di awal bersiaran, untuk membantu pengembangannya, Lativi meminjam dana dari Banking concern Mandiri sebesar Rp 328 miliar.[35]
Sialnya, Lativi justru tidak bisa menghasilkan keuntungan yang memadai karena programnya tidak mendapatkan
rating
yang bagus, sehingga kredit ke Bank Mandiri tersebut macet. Walaupun pihak Lativi sudah membantah hal ini,[36]
kenyataannya pemerintah tetap menyatakan bahwa Lativi telah gagal bayar dan melakukan tindak pidana sehingga pada 2005-2006, Direktur Utama Lativi Hasyim Sumiyana, Komisaris Utama Lativi Abdul Latief dan mantan Direktur Utamanya Usman Ja’far ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung.[37]
Alasannya, Latief hanya membayar Rp 50 miliar dari hutangnya tersebut (yang telah berbunga sehingga menjadi Rp 450 miliar). Akibat kemacetan kredit tersebut, Lativi praktis kini berada di bawah penguasaan Bank Mandiri selaku kreditor. Melihat situasi tersebut (ditambah keuangan Lativi yang terus memburuk dan siarannya yang makin tidak menguntungkan), sejumlah investor berminat untuk mengakuisisi Lativi, seperti Chairul Tanjung, pemilik Trans Telly dan TV3 Malaysia pada 2005. Keduanya tampak serius, bahkan Trans Television set sudah memasukkan hal ini dalam rencana kerjanya serta TV3 melakukan uji tuntas dan berunding langsung dengan Latief di Malaysia.[38]
[39]
[forty]
Begitu juga dengan Mahaka Media yang dipimpin Erick Thohir juga sempat berencana membeli stasiun televisi ini.[41]

Namun, yang pada akhirnya mendapatkan Lativi justru adalah Bakrie Group. Pihak Bakrie sudah melakukan penjajakan untuk membeli Lativi dari Agustus 2006,[42]
namun baru bisa terlihat ketika tangan kanan mereka, konsorsium Capital Managers Asia Pte. Ltd. melakukan pelunasan pada seluruh hutang Lativi di Bank Mandiri pada Maret 2007.[43]
Dengan itulah, selain ditambah keinginan Latief yang memang ingin fokus pada bisnis ritelnya, pihak Bakrie kemudian mengakusisi Lativi dari tangan Abdul Latief di tahun itu juga dengan harga Rp 600-700 miliar, dan ditambah berbagai hal totalnya sekitar Rp 1,iv triliun. (Untuk pengusutan kasus Abdul Latief dkk, tampaknya menguap dan tidak ada kejelasan setelah peristiwa ini).[44]
Lativi menjadi dimiliki oleh Bakrie bersama Erick Thohir (Mahaka Media) dan Rosan Roeslani. Mereka menggunakan wadah perusahaan PT Visi Media Asia (VIVA) yang menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 49%, ditambah dengan PT Redal Semesta (anak usaha VIVA) 31%, Expert Response Ltd. 10% serta Hope Effect Ltd. 10%.[28]
[45]
Pemilik Lativi menggunakan tangan Erick dan anak Aburizal Bakrie yaitu Anindya Bakrie serta Ardi Bakrie untuk mengelola stasiun Boob tube tersebut, yang kelak namanya akan diubah menjadi tvOne dan segmentasinya menjadi TV berita.[46]
Sampai tahun 2010, komposisi kepemilikan saham tvOne masih dimiliki oleh beberapa pihak, hingga kemudian akhirnya seluruhnya beralih pada VIVA, menjadikannya sebagai pemegang saham mutlak di stasiun TV ini sebesar 99%.[47]

Sejak akuisisi pada 2007 tersebut, Bakrie tetap menguasai tvOne lewat kepemilikan saham di Visi Media Asia (VIVA) sampai saat ini. Walaupun ada rumor pada awal 2013 yang disampaikan oleh Surya Paloh dan isu dalam rencana RUPS VIVA bahwa mereka akan menjual sahamnya kepada pemilik grup Media Nusantara Citra, Hary Tanoesoedibjo pada tahun 2013 senilai United states$ 1,2-2 miliar (Rp 10-19 triliun), tetapi hal itu dibantah oleh Aburizal Bakrie, kemudian oleh Hary Tanoe dan terakhir oleh VIVA itu sendiri sehingga rencana itu dipastikan batal.[48]
[49]
[l]
Di samping HT, kabar lain juga mengatakan bahwa di tahun yang sama, Chairul Tanjung dari CT Corp juga menargetkan untuk mengakuisisi VIVA (termasuk tvOne di dalamnya yang bisa katakan merupakan upaya kedua kalinya), bahkan CT sudah menyampaikan bahwa ia siap membeli VIVA dengan modal Rp 17,2 triliun (The states$ 1,8 miliar) langsung secara tunai. Walaupun demikian, rencana ini kemudian tidak terjadi.[51]
[52]

Transmisi

Hingga tahun 2020, tvOne didukung oleh 39 stasiun pemancar,[53]
seluruhnya dimiliki oleh tvOne. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar tvOne (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun Idiot box afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari information Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo[54]
dan berbagai sumber.[55]

Keterangan: yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relay dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.

Nama Jaringan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)[56] Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[57]
PT Lativi Media Karya tvOne DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi off air
(53 UHF)
34 UHF tvOne Jakarta
PT Lativi Media Karya Bali dan Kepulauan Riau tvOne Bali Kota Denpasar, Singaraja, Buleleng, Kintamani, Karangasem, Gilimanuk 41 UHF 42 UHF antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani, dan Lempuyang
tvOne Batam Batam off air
PT Lativi Media Karya Yogyakarta dan Lampung tvOne Yogyakarta Yogyakarta, Bantul, Wonosari, Sleman, Wates, Solo 38 UHF 35 UHF tvOne Yogya
tvOne Lampung Bandar Lampung, Kota Metro 55 UHF 36 UHF antv Bandar Lampung
PT Lativi Media Karya Bandung tvOne Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 48 UHF 47 UHF antv Bandung
PT Lativi Media Karya Semarang-Padang tvOne Semarang Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 39 UHF xl UHF tvOne Semarang
tvOne Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap
[58]
off air
(51 UHF)
37 UHF tvOne Banyumas
tvOne Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 39 UHF 36 UHF tvOne Tegal
tvOne Padang Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang, Solok 27 UHF 39 UHF antv Padang, Bukittinggi, dan Solok
PT Lativi Media Karya Surabaya dan Jambi tvOne Surabaya Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 52 UHF 23 UHF antv Surabaya
tvOne Jambi Jambi 39 UHF 32 UHF Trans TV Jambi / Trans TV Sarolangun
PT Lativi Media Karya Kendari dan Pontianak tvOne Kendari Kendari 51 UHF 39 UHF MetroTV Kendari
tvOne Pontianak Pontianak 25 UHF 41 UHF Trans TV Pontianak
PT Lativi Media Karya Banjarmasin dan Bengkulu tvOne Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Marabahan 26 UHF 43 UHF tvOne Banjarmasin
tvOne Bengkulu Bengkulu 44 UHF 40 UHF RCTI Bengkulu
PT Lativi Media Karya Manado dan Samarinda tvOne Manado Manado 22 UHF 35 UHF Trans Telly Manado
tvOne Samarinda Samarinda, Bontang off air
(39 UHF)
47 UHF tvOne Samarinda / tvOne Bontang
PT Lativi Media Karya Makassar dan Ambon tvOne Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 47 UHF 40 UHF RCTI Makassar
tvOne Ambon Ambon 22 UHF 45 UHF tvOne Ambon
PT Lativi Media Karya Palembang dan Palangkaraya tvOne Palembang Palembang 40 UHF 35 UHF Trans7 Palembang
tvOne Palangkaraya Palangkaraya 23 UHF 42 UHF Trans TV Palangkaraya
PT Lativi Media Karya Medan dan Pekanbaru tvOne Medan Medan 37 UHF 40 UHF antv Medan
tvOne Pekanbaru Pekanbaru 38 UHF 45 UHF tvOne Pekanbaru
PT Lativi Media Karya Aceh dan Gorontalo tvOne Aceh Banda Aceh 44 UHF 38 UHF antv Banda Aceh
tvOne Gorontalo Gorontalo 46 UHF 31 UHF Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta
PT Lativi Media Karya Bangka Belitung dan Ternate tvOne Babel Pangkal Pinang 29 UHF 36 UHF RCTI Pangkalpinang
tvOne Ternate Ternate 22 UHF 40 UHF Trans TV Ternate
PT Lativi Media Karya Kupang dan Mamuju tvOne Kupang Kupang 62 UHF 35 UHF RCTI Kupang
tvOne Mamuju Mamuju forty UHF 37 UHF RCTI Mamuju
PT Lativi Media Karya Papua dan Sorong tvOne Papua Jayapura 53 UHF 34 UHF Trans7 Jayapura
tvOne Sorong Sorong off air
PT Lativi Media Karya Lombok dan Palu tvOne Lombok Mataram 56 UHF 38 UHF SCTV Mataram / SCTV Lombok Tengah
tvOne Palu Palu 23 UHF 44 UHF RCTI Palu
PT Lativi Media Karya Cirebon dan Magetan tvOne Cirebon Cirebon, Indramayu off air 35 UHF antv Cirebon
tvOne Madiun Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo 32 UHF antv Madiun
PT Lativi Media Karya Garut dan Kediri tvOne Garut Garut, Tasikmalaya, Ciamis 48 UHF 31 UHF antv Garut
tvOne Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung 52 UHF
PT Lativi Media Karya Sukabumi dan Jember tvOne Sukabumi Sukabumi 37 UHF antv Sukabumi
tvOne Jember Jember 33 UHF antv Jember
PT Lativi Media Karya Sumedang dan Malang tvOne Sumedang Sumedang 48 UHF 31 UHF antv Sumedang
tvOne Malang Malang off air
sejak 2019
33 UHF antv Malang
PT Lativi Mediakarya 2 tvOne Pematangsiantar Pematang Siantar 56 UHF 35 UHF antv Pematangsiantar
PT Lativi Mediakarya 3 tvOne Tarakan Tarakan 37 UHF 39 UHF tvOne Tarakan
tvOne Bungo Bungo
PT Lativi Mediakarya 4 tvOne Tanjungpinang Tanjung Pinang
PT Lativi Mediakarya five tvOne Situbondo Situbondo
tvOne Purworejo Purworejo off air
(23 UHF)
PT Lativi Mediakarya 6 tvOne Banyuwangi Banyuwangi 33 UHF antv Banyuwangi
PT Lativi Mediakarya 7 tvOne Sumenep Sumenep, Pamekasan
tvOne Majalengka Majalengka 54 UHF 31 UHF antv Sumedang
PT Lativi Mediakarya 8 tvOne Kuningan Kuningan 33 UHF
tvOne Pati Pati dan Rembang 53 UHF 41 UHF tvOne Pati
PT Lativi Mediakarya 9 tvOne Bontang Bontang
tvOne Tanjungbalai Tanjungbalai 38 UHF
tvOne Kolaka Kolaka 23 UHF
tvOne Pandeglang Pandeglang 40 UHF tvOne Pandeglang
tvOne Cilegon Cilegon, Serang 41 UHF tvOne Cilegon
tvOne Malingping Malingping, Lebak 42 UHF tvOne Malingping
tvOne Malinau Malinau 46 UHF tvOne Malinau
tvOne Nunukan Nunukan 38 UHF tvOne Nunukan
tvOne Balikpapan Balikpapan 41 UHF tvOne Balikpapan
tvOne Blora Blora, Cepu forty UHF tvOne Blora

Slogan utama

Sebagai Lativi

  • Saluran Penuh Nilai Dan Makna
    (17 Januari 2002-vii Agustus 2004)
  • Pasti
    (7 Agustus 2004-31 Desember 2006)
  • Berani Beda
    (1 Januari-31 Desember 2007)
  • Memang Beda
    (1 Januari 2008-fourteen Februari 2008)

Sebagai tvOne

  • Memang Beda
    (14 Februari 2008-14 Februari 2010, 2 Maret 2012-sekarang)
  • Terdepan Mengabarkan
    (xiv Februari 2010-2 Maret 2012)
  • Menuju Satu Dunia
    (24 Februari 2011-two Maret 2012)
  • News+Sports+Entertainment
    (15 April-31 Juli 2017, masih digunakan pada logo tvOne)
  • tvOne, Television set Pemilu. Kami Kabarkan, Anda Putuskan
    (versi Pemilu 2009, 2014 dan 2019)

Program

Sebagian besar acara yang disiarkan oleh tvOne merupakan acara berita, dengan sebagian lainnya merupakan acara olahraga, keagamaan, hingga infomersial. tvOne aslinya bersiaran 24 jam sehari, namun menurut aturan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 idealnya tvOne hanya bersiaran secara nasional maksimal 21,6 jam sehari (90%); sisanya diisi oleh siaran lokal.

Berita dan faktual

Kabar
adalah acara induk berita di jaringan ini, yang telah tayang saat masih bernama Lativi.
Kabar
terdiri dari beragam acara seperti
Kabar Pagi,
Kabar Siang,
Kabar Petang,
Kabar Utama, dan
Kabar Hari Ini; serta acara di luar berita utama (seperti
Kabar Arena,
Kabar Dunia, dan
Kabar Pasar). tvOne juga menayangkan acara gelar wicara
Apa Kabar Indonesia
yang menggabungkan berita dan gelar wicara dengan suasana yang lebih ‘hangat’ seperti halnya acara pagi di luar negeri; acara ini kemudian tayang di pagi dan malam hari serta memicu lahirnya acara-acara serupa di jaringan televisi berita lain di Indonesia.

Acara gelar wicara saat ini di antaranya
Java Break,
Dua Sisi, dan
Due east-Talkshow; sebelumnya pernah menayangkan acara seperti
Indonesia Lawyers Club
tayang hingga tahun 2020. Acara majalah berita yang ditayangkan di antaranya
Fakta
dan
Menyingkap Tabir.

Olahraga

Olahraga merupakan salah satu fokus acara tvOne, yang terlihat pada identitasnya (yang terkadang mencantumkan tulisan
news + sports, diterjemahkan “berita + olahraga”, di bawah logo). Hingga tahun 2021, tvOne memegang beberapa hak siar beberapa kompetisi olahraga seperti acara sepakbola Bundesliga (bekerja sama dengan Mola), acara seni bela diri campuran One Pride MMA, serta acara tinju dengan nama
Live Earth Boxing.

Lainnya

Acara keagamaan saat ini, seluruhnya agama Islam, di antaranya
Damai Indonesiaku
dan
Rumah Mamah Dedeh.
Damai Indonesiaku
menjadi acara tausiyah akhir pekan yang populer hingga memicu acara serupa di jaringan televisi lain di Indonesia. Di samping itu, tvOne juga menayangkan acara seperti
Hidup Sehat
dan
Republic of indonesia Plus.

Di tahun 2017, tvOne juga pernah menayangkan seri televisi dari Turki yang sebelumnya pernah tayang di ANTV, seperti
Shehrazat
dan
Orphan Flowers.[59]

Penyiar

Biro

Domestik

  • Polonia, Medan
  • Rappocini, Makassar
  • Jemur Wonosari, Surabaya

Internasional

  • Kuala Lumpur, Malaysia
  • Moskow, Rusia
  • Dubai, Uni Emirat Arab
  • Berlin, Jerman
  • Sydney, Commonwealth of australia
  • New York, Amerika Serikat
  • Kiev, Ukraina
  • Riyadh, Arab Saudi
  • Gaza, Palestina
  • Jerusalem, Israel

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
one Usman Ja’far 2002 2003
2 Hasyim Sumiana 2003 2006
3 Medina Latief Harjani 2006 2007
4 Erick Thohir 2007 2010
5 Anindra Ardiansyah Bakrie 2010 2017
six Ahmad R. Widarmana 2017 sekarang

Direksi saat ini

Nama Jabatan
Anindra Ardiansyah Bakrie Presiden Komisaris
Ahmad R. Widarmana Presiden Direktur
Karni Ilyas Wakil Presiden Direktur dan Pemimpin Redaksi
Reva Deddy Utama Direktur Olahraga dan Pemrograman
Andi Pravidya Saliman Direktur Keuangan
Lalu Mara Satriawangsa Wakil Pemimpin Redaksi Pelaksana
Totok Suryanto Wakil Pemimpin Redaksi
Harya K. Hidayat Kepala Pengembangan Bisnis dan Komunikasi Korporasi
Dudi Hendrakusuma Syahlani Kepala Sumberdaya Manusia dan Operasional
Arni Yuliartiningsih Kepala Penjualan dan Pemasaran

Kontroversi

Era Lativi

Lativi sempat memperoleh kecaman publik saat menayangkan program gulat
SmackDown
pada jam tayang yang dapat ditonton anak-anak, saat seorang anak berusia nine tahun tewas setelah menirukan adegan dari programme gulat tersebut. Lativi sempat mengubah jam tayang program namun memutuskan untuk menghentikan penayangan setelah memperoleh peringatan.

Era tvOne

Netralitas

Secara umum, banyak pihak mempertanyakan netralitas tvOne, karena sering kali menyajikan pemberitaan yang cenderung tidak berimbang. Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama yang pada 2013 menjabat sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sempat secara terbuka marah saat diwawancarai tvOne. Joko Widodo marah karena merasa dibohongi dan kemudian disudutkan saat diwawancarai mengenai 100 hari kinerja Gubernur DKI Djakarta,[60]
sementara Basuki marah karena merasa difitnah dengan pemberitaan yang tidak logis.[61]

Pada pemilihan umum Presiden 2014, tvOne memperoleh kritikan tajam karena memberikan porsi berita lebih banyak kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa beserta Koalisi Merah Putih ketimbang pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.[62]
Kritikan yang sama juga dilontarkan kepada four stasiun televisi lainnya.[63]
KPI secara pribadi juga menyorot Metro TV dan tvOne karena dianggap tidak berimbang dalam pemberitaan seputar Pilpres 2014.[64]

Pelanggaran iklan

tvOne mendapatkan teguran karena menyelipkan iklan niaga dalam siaran adzan maghrib pada 2011.[65]
tvOne juga merupakan salah satu dari viii stasiun televisi yang diberi sanksi oleh KPI karena melanggar aturan iklan kampanye Pilpres 2014.[66]

Konten tidak layak siar

Pada waktu pencarian korban dan puing-puing setelah jatuhnya pesawat AirAsia, tvOne sempat dikecam karena menampilkan gambar jasad mengapung yang diduga korban AirAsia.[67]

Eksploitasi korban dalam wawancara

tvOne mendapat kecaman keras dari berbagai pihak setelah tayangan
Indonesia Lawyers Club
pada xiii Oktober 2013 yang mengundang salah satu anak-anak yang dekat dengan pelaku kekerasan seksual. Dalam acara tersebut, korban diwawancara dan diminta untuk menceritakan kehidupan sehari-harinya dan kedekatannya dengan pelaku dalam siaran langsung. Remotivi berpendapat bahwa wawancara tersebut sebagai “eksploitasi anak” karena dapat berdampak traumatik kepada anak serta melanggar pedoman Komisi Penyiaran Republic of indonesia.[68]

Lihat pula

  • Daftar stasiun televisi di Indonesia
  • Karni Ilyas
  • Republic of indonesia Lawyers Club

Referensi


  1. ^

    Alamat stasiun tvOne di Jakarta diterbitkan oleh bayu kusuma wijaya selaku direksi tvone.

  2. ^


    VIVA, Tim. “Profil – tvOne Corporate Website”.
    www.tvonenews.television set
    (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal
    2017-07-07
    .





  3. ^

    Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian

  4. ^

    Data penerbitan pers nasional tahun 1998

  5. ^

    Prospektus VIVA 2011

  6. ^

    LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
  7. ^


    a




    b




    “Company Profile”. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-22. Diakses tanggal
    2006-x-22
    .




  8. ^


    a




    b



    Televisi Batavia

  9. ^

    Buku Pinter Televisi

  10. ^

    Tanggapan masyarakat Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara terhadap tayangan pemilihan dai cilik (Pildacil) di Lativi

  11. ^

    Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000

  12. ^

    Mengamati daun-daun kecil kehidupan

  13. ^

    Pertemuan dalam pipa: cerita dari Riau
  14. ^


    a




    b




    c



    Seni Menggelindingkan TV Baru

  15. ^

    Matinya rating televisi

  16. ^

    Terbang dengan Dora dan Spongebob

  17. ^

    Mainstreaming Islam in Republic of indonesia: Boob tube, Identity, and the Middle Class

  18. ^

    Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 22,Masalah eight-12

  19. ^

    Lativi Bisa Dilaporkan ke Polisi

  20. ^

    Inilah Acara Television Bermuatan Seks dan Kekerasan Versi KPI

  21. ^

    Erotisme, tiara amara dan tv kabel

  22. ^

    Lativi Resmi Stop Smack Down

  23. ^

    Komnas Perlindungan Anak: Stop Tayangan “Smackdown”

  24. ^

    Program Tayangan Mistis, Kekerasan dan Seksual Diprotes!

  25. ^

    Media, kematian, dan identitas budaya minoritas: representasi etnik Tionghoa dalam iklan dukacita

  26. ^

    Lativi Siarkan Langsung Liga Utama Inggris 2007/2008

  27. ^

    Bahana: Bulanan Kristiani popular
  28. ^


    a




    b



    Lativi Menjadi TVOne

  29. ^

    Berubah Jadi tvOne, Lativi Ganti Format

  30. ^

    Media Ability in Indonesia: Oligarchs, Citizens and the Digital Revolution

  31. ^

    Tempo, Volume 37,Masalah one-5

  32. ^

    Lativi Menjelma Menjadi tvOne

  33. ^

    TVOne, Drama Turki, dan PKI

  34. ^

    https://world wide web.tvonenews.com/sport/10193-bundesliga-seru-hanya-di-tvone

  35. ^

    Ekonomi Politik Media Penyiaran

  36. ^

    Lativi Membantah Memiliki Kredit Macet

  37. ^

    Lativi Lunasi Seluruh Utang di Bank Mandiri

  38. ^

    Trans TV Siap Ambil Alih Lativi

  39. ^

    Nego dengan TV3 di Malaysia, Latief Mangkir Diperiksa Lagi

  40. ^

    Raja Media – Rupert Murdoch dan Peta Bisnis Televisi di Republic of indonesia

  41. ^

    Pemilik Jak-Tv Incar Lativi

  42. ^

    Lativi Segera Beralih ke ANTV

  43. ^

    Lativi di Bawah Bendera Bakrie?

  44. ^

    STIGMA Tuntut Kejaksaan Seret Abdul Latief

  45. ^

    tvOne Dimodali Rp 400 M Untuk 2009

  46. ^

    Ardi Bakrie Gaya Si Bungsu di Puncak TV One

  47. ^

    Lapkeu VIVA 2011

  48. ^

    Hary Tanoe: tvOne dan antv batal dijual

  49. ^

    TV One Mau Dijual? Ini Kata Ical

  50. ^

    Bakrie Batal Jual ANTV dan TVOne ke Hary Tanoe

  51. ^

    Chairul Tanjung Akui Akan Beli TVOne, ANTV dan Vivanews

  52. ^

    Soal Pembelian Visi Media, HT Kalah Bersaing dari Chairul Tanjung

  53. ^


    Dongoran, Hussein Abri (2020). “Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN”.
    Tempo.co
    . Diakses tanggal
    3 Agustus
    2020
    .





  54. ^

    DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017

  55. ^

    Tentang ANTV dari Awal

  56. ^

    Peta ISR Tv Digital – SDPPI Maps

  57. ^


    “Dashboard TV Digital”.
    Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
    . Diakses tanggal
    23 Januari
    2022
    .





  58. ^

    LPSTV

  59. ^


    Dika, Christiya (xiii April 2017). “5 Serial Turki yang Tayang di TvOne Mulai Sabtu Ini”.
    Tabloid Bintang
    . Diakses tanggal
    6 Januari
    2022
    .





  60. ^

    http://forum.detik.com/akibat-ingkar-janji-jokowi-marah-kepada-tv-1-t613415.html

  61. ^

    http://world wide web.merdeka.com/jakarta/cerita-jokowi-ahok-marahi-wartawan-tvone.html

  62. ^

    http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-sanksi/32095-peringatan-tentang-pemberitaan-pasangan-calon-presiden-dan-wakil-presiden-tv-one

  63. ^

    http://www.kpi.go.id/alphabetize.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32097-pernyataan-bersama-dewan-pers-dan-komisi-penyiaran-republic of indonesia-tentang-independensi-media-penyiaran

  64. ^

    http://www.kpi.become.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32130-kpi-imbau-pengelola-idiot box-jaga-independensi-pemberitaan

  65. ^

    http://world wide web.merdeka.com/peristiwa/kontroversi-tayangan-azan-di-idiot box.html

  66. ^

    http://www.kpi.go.id/alphabetize.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31988-siaran-pers-tentang-pelanggaran-iklan-kampanye-di-lembaga-penyiaran

  67. ^

    http://news.detik.com/read/2014/12/30/151504/2790180/ten/airasia-marah-tvone-tayangkan-gambar-jasad-korban-mengapung

  68. ^

    “Eksploitasi Anak di Televisi”, Remotivi.co.id. Diakses 17 Oktober 2015.

Pranala luar

  • (Indonesia)

    Situs spider web resmi
  • TvOne di Facebook
  • TvOne di Twitter
  • TvOne di Instagram
  • tvOne
    di YouTube

Bangun Rumah Dari Hutang Berbunga

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/TvOne

Read:  Pembangunan Rumah Sakit Muara Enim

You May Also Like