Amankah Membangun Rumah Dengan Jasa Arsitek Dan Pemborong

Amankah Membangun Rumah Dengan Jasa Arsitek Dan Pemborong

Vimala Hills Residential & Hotel at Ciawi

karya

TAU Builder
di Ciawi, Bogor (Sumber: arsitag.com)

Istilah Arsitek dan Kontraktor pastilah sudah dimengerti dengan jelas oleh umum. Akan tetapi, bagaimana dengan
Blueprint and Build? Secara mudah,
Pattern and Build
dianggap sebagai perseorangan atau perusahaan yang bertanggung jawab mulai dari perancangan desain sampai pelaksanaan pembangunan selesai. Wah… sepertinya tidak perlu repot lagi kalau kita memilih jasa
Pattern and Build
saat ingin membangun rumah atau gedung. Namun, benarkah demikian? Lalu, mana yang lebih baik? Pilih pakai Arsitek dan Kontraktor yang berbeda atau sekaligus
Design and Build?

Artikel ini akan mengungkap dengan singkat apa itu
Blueprint and Build
sebenarnya serta keuntungan dan kerugian menggunakan jasa
Design and Build
atau Arsitek dan Kontraktor yang berbeda untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat.

Baca juga: Jenis-jenis Arsitek

TAU Architect di Jakarta (Sumber: arsitag.com)

TAU Architect

di Jakarta

(Sumber: arsitag.com)

Berikut hal-hal yang dapat membantu pertimbangan Anda dalam membuat keputusan yang tepat:

1. Apa itu
Blueprint and Build?

Banyak yang mengira istilah
Design and Build
berarti orang yang berperan sebagai arsitek dan kontraktor sekaligus. Padahal
Design and Build
berarti
Designer
dan
Architect

yang bekerja sama. Bisa jadi itu memang hanya satu orang (apabila perusahaannya masih kecil dan proyek yang ditangani juga kecil), tetapi biasanya
pattern and build
adalah perusahaan yang terdiri dari
designer
dan
builder
yang berada dalam satu atap atau satu bendera perusahaan.
Blueprint and Build
yang dilegalkan oleh IAI dan institusi sejenis adalah
I am a Designer – I am working together to produce i bundle of submission – with a Contractor. Jadi,
Design and Build
menyediakan
satu penawaran
untuk tahap desain dan pelaksanaan pembangunan.

Read:  Peraturan Membangun Rumah Tinggal Di Jakarta

ABOV salah satu Perusahaan Design and Build di Kemang Timur Raya, Jakarta (Sumber: arsitag.com)

ABOVsalah satu Perusahaan Design and Build di Kemang Timur Raya, Jakarta (Sumber: arsitag.com)

Perumahan Jasmine Garden di Tangerang karya ABOV tahun 2013 (Sumber: arsitag.com)

Perumahan Jasmine Garden

di Tangerang karya

ABOV

tahun 2013 (Sumber: arsitag.com)

Baca juga:

Bagaimana Cara Efektif untuk Berkomunikasi dengan Arsitek

Informasi Penting Tentang Biaya Kontraktor

2. Keuntungan
Design and Build

Dengan kerjasama yang baik,
Designer
dan
Architect
yang terlibat dalam sebuah proyek, bisa saling melengkapi mulai dari tahap awal.

  • bisa dengan mudah memastikan bahwa desainnya bisa terwujud karena bisa langsung berdiskusi dengan partner
    Architect-nya, apalagi jika mereka sudah sering bekerja sama untuk menghasilkan karya arsitektur yang baik.
  • Kesalahan saat pelaksanaan di lapangan dapat diperkecil.
  • Waktu perancangan dan pelaksanaan bisa dipersingkat karena ada ‘dua kepala’ yang saling membantu.
  • Klien hanya berurusan dengan satu pihak sehingga lebih praktis, terutama bagi klien yang sibuk dan hanya ingin tahu beres.

Evonil Architecture di Pluit, Jakarta (Sumber: arsitag.com)

Evonil Architecture
di

Pluit, Jakarta

(Sumber: arsitag.com)

Residence Green Garden di Jakarta karya Evonil Architecture tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Residence Green Garden

di

Jakarta karya

Evonil Architecture
tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

3. Kerugian
Pattern and Build

Kompromi-kompromi yang dilakukan antara
Designer
dan
Builder, seringkali menjadi hambatan pengembangan desain.

  • Kesulitan dan tantangan desain yang seharusnya dicarikan solusinya, malah menjadi ‘korban’ dan kualitas desain diturunkan demi kemudahan pelaksanaan pembangunan.
  • Kerjasama yang tidak sehat antara
    Designer
    dan
    Builder
    yang ‘nakal’ bisa sangat merugikan
    owner.
  • umumnya akan makin diuntungkan bila harga bangunan makin mahal. Apabila desainer dan
    builder
    ada pada pihak yang sama, bisa jadi desainer akan mendesain bangunan semahal mungkin untuk meningkatkan keuntungan mereka.
  • Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) belum mengatur tentang
    Pattern and Build
    termasuk kontrak dan pelaksanaannya.

Delution Architect di Bintaro Tengah, Jakarta (Sumber: arsitag.com)

Delution Architect

di Bintaro Tengah, Jakarta (Sumber: arsitag.com)

The Equalizer di Jatiwaringin, Pondokgede, Bekasi karya Delution Architect tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)
The Equalizer

di

Jatiwaringin, Pondokgede, Bekasi

karya

Delution Architect
tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)

four. Keuntungan jika memakai Arsitek dan Kontraktor yang berbeda

  • Deskripsi pekerjaan jelas.
  • Arsitek dapat semaksimal mungkin menuangkan semua ide dan kreatifitas profesionalnya untuk memenuhi dan mewadahi kebutuhan serta keinginan
    owner.
  • Tidak ada konflik kepentingan karena proses
    tender
    / pemilihan kontraktor dilaksanakan setelah semua proses perancangan dan gambar kerja selesai.
  • Kontraktor memberi jaminan pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan hasil desain.
  • Kalaupun ada perubahan yang harus terjadi karena keadaan di lapangan, itupun tidak terlalu berbeda dengan desain awal.
  • Sistem pengawasan lebih baik karena melibatkan 3 pihak-
    owner, arsitek dan kontraktor, sehingga meminimalisir konflik kepentingan.
  • Arsitek dapat memberikan nasihat pada
    owner
    bagaimana caranya menghemat biaya atau cara menghindari trik-trik dari kontraktor nakal yang ingin agar biaya bangunan semakin mahal.
  • Arsitek dan Kontraktor memiliki lisensi resmi, seperti SKA dan IPTB.
Read:  Membangun Rumah Dengan Budget 100 Juta

Monokroma Architect di Tangerang, Banten (Sumber: arsitag.com)

Monokroma Architect
di Tangerang, Banten (Sumber: arsitag.com)

Golden Tulip Devinz Skyvilla di Seminyak, Bali karya Monokroma Architect tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)

Aureate Tulip Devinz Skyvilla

di Seminyak, Bali karya

Monokroma Architect
tahun 2016

(Sumber: arsitag.com)

Baca juga:

Mengenal Lisensi Arsitek: SKA dan IPTB

Membangun Rumah Tahap 11:
Tender
Kontraktor

5. Kerugian jika memakai Arsitek dan Kontraktor yang berbeda

  • Lebih memakan waktu karena harus melalui proses
    tender
    / pemilihan kontraktor.
  • Waktu pelaksanaan di lapangan dapat tertunda jika terkendala desain yang sulit diwujudkan oleh kontraktor.
  • Proyek bisa sedikit tertunda jika terjadi perselisihan antara Arsitek, Kontraktor, ataupun
    owner
    karena kontrak perjanjian kerja yang kurang jelas dan detail.

Villa Champa di Balangan, Bali karya IMAGO DESIGN STUDIO tahun 2010 (Sumber: arsitag.com)

Villa Champa

di Balangan, Bali karya

IMAGO Design STUDIO
tahun 2010 (Sumber: arsitag.com)

 Sebagai
owner, Anda harus benar-benar cermat dalam memilih Arsitek dan Kontraktor ataupun
Design and Build. Pilihlah profesional yang bertanggung jawab sesuai kebutuhan proyek Anda. Teliti kinerja calon perancang dan pembangun proyek Anda. Perhitungkan pemakaian dananya. Buatlah keputusan pada pilihan tepat yang menenangkan hati Anda. Apapun pilihan Anda, Arsitek dan Kontraktor yang berbeda atau sekaligus
Blueprint and Build, yakinkan bahwa para penyedia jasa tersebut bekerja sesuai dengan
Code of Ideals
atau
Lawmaking of Professional Conduct.

Baca juga:

Tips Memilih Arsitek Yang Tepat Untuk Anda

Bagaimana Cara Mencari Arsitek

Amankah Membangun Rumah Dengan Jasa Arsitek Dan Pemborong

Source: https://www.arsitag.com/article/pilih-pakai-arsitek-dan-kontraktor-yang-berbeda-atau-sekaligus-design-and-build

You May Also Like