Ciri Bangunan Rumah Kaum Nabi Saleh Adalah

Ciri Bangunan Rumah Kaum Nabi Saleh Adalah


Nabi Saleh as.
adalah seorang nabi yang diutus kepada kaum Tsamud. Beliau adalah keturunan kedelapan dari
Sam bin
Nuh as.
Nama kaum Tsamud sendiri berasal dari salah satu leluhur kaumnya. Nabi Saleh termasuk nabi dari keturunan Arab selain
Nabi Hud as
.

Kaum Tsamud tinggal di kota Hijr, antara Jazirah Arab dan Syria. Mereka adalah kaum yang terkenal ahli di bidang pertanian dan arsitektur. Mereka juga memiliki badan besar dan tenaga yang kuat. Karena berkah fisik itu, mereka membelah dan memecah bebatuan di pegunungan dan menjadikannya rumah.


Nikmat Allah yang begitu banyak kepada Kaum Tsamud membuat mereka lalai dan berbalik durhaka kepada-Nya. Kaum Tsamud membuat patung-patung lalu menjadikannya sesembahan. Tak hanya itu, mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan bermaksiat, seperti minum


khamr



dan berzina.

Allah kemudian mengutus Nabi Saleh agar kaum Tsamud berhenti berbuat dosa dan meninggalkan berhala-berhala mereka. Sebagian kecil dari mereka mendapat hidayah dan beriman kepada Nabi Saleh.

Namun, sebagian besar lagi tidak percaya pada dakwah beliau dan menganggap Nabi Saleh sesat. Mereka bahkan berusaha menghalangi dakwah beliau dengan segala cara, mulai dari mengolok-olok, mencoba mencelakai hingga membunuh beliau.

Nabi Saleh menyeru kepada kaum Tsamud, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada tuhan bagimu selain Allah. Dia telah menciptakanmu dari tanah dan menjadikanmu pemakmurnya. Karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan doa hamba-Nya.”

Mendengar dakwah Nabi Saleh yang tak kunjung larut, mereka menuduhnya terkena sihir sehingga mengatakan hal yang tak masuk akal. Yang lain berkata, “Bagaimana mungkin di antara kita malah orang seperti dia yang mendapatkan wahyu? Dia tak lebih dari seorang pembohong yang sombong.”

Read:  Rancang Bangun Sistem Informasi Mapping Lokasi Rumah Sakit Berbasis Web


Tantangan Kaum Tsamud dan unta yang keluar dari batu

Nabi Saleh tak menyerah, beliau tetap gigih berdakwah walaupun hanya  sedikit yang beriman. Para pemimpin kaum Tsamud akhirnya mencoba untuk menguji Nabi Saleh.

Mereka menantang agar Nabi Saleh mengabulkan permintaan mereka. Mereka akan melakukannya pada hari raya mereka. Di hari itu, orang-orang datang ke kuil berhala mereka lalu menghias berhala itu.

Setelah menghias berhala, mereka berdoa. Hari itu mereka berdoa agar doa Nabi Saleh tak dikabulkan.

Setelah itu, salah satu pemimpin mereka, Junda bin Ammar mengajukan tantangan mereka kepada Nabi Saleh. “Wahai Saleh, keluarkanlah seekor unta berperut besar dan berbulu lebat dari batu ini.” Ia menunjuk sebuah batu yang disebut Katsibah.

Nabi Saleh menyanggupi permintaan mereka. Beliau berdoa, dan seketika batu Katsibah membesar lalu terbelah. Dari dalamnya keluarlah unta dengan ciri-ciri yang diminta oleh mereka.

Kaum Tsamud terkejut melihat keajaiban di luar nalar itu. Junda dan kaumnya kemudian percaya dengan kenabian Saleh. Tapi beberapa pengikut pendeta Dzu’advert dan Khabab masih tegas membantah dan tak mau beriman.

Nabi Saleh berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, ini adalah bukti yang datang dari Allah. Maka biarkanlah unta ini makan di bumi-Nya dan janganlah kalian mengganggunya. Janganlah kalian menyentuh unta ini dengan suatu kejahatan. Nanti kalian akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.”

Di kota Hijr juga ada sebuah sumur yang menjadi sumber air minum bagi kaum Tsamud. Nabi Saleh menentukan waktu untuk unta itu minum dan waktu kaum Tsamud boleh mengambil air.


Pembangkangan kaum Tsamud dan pembunuhan unta Allah

Berkat kehadiran unta itu, sebagian kaum Tsamud beriman kepada Nabi Saleh. Mereka juga beruntung karena bisa memerah susunya secara cuma-cuma. Namun, beberapa orang yang bersikukuh tidak mau beriman dan dengki kepada Nabi Saleh.

Read:  5 Landasan Membangun Rumah Tangga Sunnah

Mereka kemudian bersekongkol dengan para penjual susu yang juga merasa dirugikan untuk membunuh unta itu. Pada suatu malam, mereka menjalankan rencana mereka.

Mereka menangkap, lalu membunuh unta Nabi Saleh. Setelah itu, mereka memanggil seluruh penduduk kota Hijr untuk menikmati daging unta Allah itu.

Nabi Saleh kaget melihat unta Allah yang telah terbunuh. Terbunuhnya unta itu adalah pertanda akan turunnya azab Allah. Kaum Tsamud yang telah keras hatinya berkata, “Wahai Saleh, kalau kamu memang utusan Allah, datangkan azab yang kamu janjikan kepada kami!”

Nabi Saleh kemudian kembali berseru, “Bersenang-senanglah kalian semua di rumah selama tiga hari. Sungguh azab Allah adalah janji yang tidak dapat didustakan.”

Setelah menyampaikan ancaman itu, Nabi Saleh, keluarga, beserta pengikut beliau pergi ke masjid yang beliau bangun di lembah. Mereka meninggalkan kaum Tsamud yang akan segera mendapat azab.


Rencana pembunuhan Nabi Saleh dan datangnya azab Allah

Kaum Nabi Saleh cukup panik mendengar ancaman beliau. Mereka kemudian menyusun rencana untuk membunuh Nabi Saleh. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain,

“Bersumpahlah kalian bahwa kita pasti akan menyerang Saleh bersama keluarganya pada malam hari. Lalu, mari kita katakan kepada ahli warisnya bahwa kita tidak menyaksikan kejadian itu.”

Allah tidak membiarkan mereka mewujudkan niat jahat itu. Sebelum mereka sampai di masjid, Allah menimpakan batu besar hingga mereka tewas. Pada hari ketiga, turunlah azab Allah kepada kaum Tsamud.

Azab tersebut berupa gempa besar yang mengguncang bumi dan menghancurkan seluruh bangunan. Allah juga menurunkan petir dahsyat yang mengguncang jantung manusia hingga kaum Tsamud mati seketika.

Kota itu rata dalam sekejap seolah tak pernah dihuni. Allah menggambarkan kehancuran negeri kaum Tsamud dalam firman-Nya:

Read:  Bangun Rumah Dibawah 100 Juta

وَاَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ



Padahal kaum Tsamud adalah arsitek-arsitek handal yang telah membangun kota mereka dengan sangat mewah.



Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu (QS. Hud [eleven]: 67-68).

Melihat kehancuran kaumnya, Nabi Saleh merasa sedih dan kasihan kepada mereka. Beliau benar-benar mencintai kaum Tsamud, sebagaimana nabi-nabi yang lain juga sangat mencintai umat mereka.


Nabi Saleh berkata kepada kaumnya yang telah hancur di bawah reruntuhan, “
Wahai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu risalah Tuhanku dan aku telah menasehatimu, tetapi kamu tidak menyukai para pemberi nasehat.”

Setelah peristiwa itu, Nabi Saleh, keluarga, serta kaumnya yang beriman pindah ke tanah Haram dan tinggal di sana hingga wafat.




Tempat yang dianggap sebagai kubur Nabi Hud equally. dan Nabi Saleh as.

Sahabat KESAN, Nabi Saleh telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mendakwahi kaumnya agar beriman kepada Allah. Namun, kaumnya menolak untuk beriman dan mengkhianati perjanjian mereka dengan Nabi Saleh.


Apa yang telah terjadi pada kaum Tsamud jangan sampai terjadi pula kepada kita. Mari kita jawab kasih sayang Nabi Muhammad



kepada kita dengan mengamalkan dua warisan beliau



untuk kita, yaitu Al-Qur’an dan sunnah-sunnah beliau


.



###



*Jika artikel di aplikasi KESAN dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.



Download



atau



update



aplikasi KESAN di



Android



dan di



iOS


. Gratis, lengkap, dan bebas iklan.



**Ingin menulis untuk KESAN dan berbagi ilmu yang berguna? Tunggu apa lagi? Sebab berbagi ilmu itu bukan hanya indah, tetapi juga berpahala. Kirim artikelmu ke




[e-mail protected]



.

Ciri Bangunan Rumah Kaum Nabi Saleh Adalah

Source: https://kesan.id/feed/kisah-nabi-saleh-kaum-tsamud-dan-unta-allah-5256

You May Also Like